Kisah Cerdas : Awan Menaungi Lelaki Pemfitnah

google.com
Oleh Laylatul Fajriyah

Seorang lelaki pemfitnah jatuh cinta pada gadis tetangganya sendiri. Suatu ketika keluarga si gadis memerintahkannya pergi ke suatu desa untuk suatu keperluan. Melihat si gadis itu hendak pergi, lelaki pemfitnah ini mengikutinya dari belakang. Ketika sampai di suatu tempat, lelaki itu merayunya. Akan tetapi si gadis menolak dengan alasan, “Janganlah kamu lakukan itu. Sebenarnya aku sangat mencintaimu melebihi cintamu padaku, tapi aku takut pada Allah,”

“Kau…, kau takut pada Allah? Kenapa aku tidak???” seru lelaki tersebut terperanjat.
Setelah berkata demikian, lelaki ini beringsut pulang hendak bertobat. Namun dalam perjalanan pulang, tenggorokannya tercekat oleh dahaga yang amat sangat. HIngga akhirnya, datang seorang nabi dari bani Isroil dan bertanya, “Ada apa denganmu?”

“Aku sangat kehausan,” jawabnya.

“Mari kita berdoa pada Allahagar diberi peneduh berupa awan yang memayungi hingga sampai ke sebuah desa,” kata sang nabi.

“Tapi aku tidak memiliki amal sholih apapun. Aku bahkan merasa tidak pantas untuk berdoa,” ujarnya.

“Jika demikian, biarkan aku yang berdoa, engkau yang mengaminkan,” seru sang nabi.
Kemudian, sang nabi pun berdoa dan diamini oleh si lelaki. Tak lama kemudian, Allah pun mendatangkan awan yang memayungi mereka hingga sampailah mereka ke sebuah tempat. Nabi dari bani Isroil ini merasa awan tersebut memayungi mereka karena hasil doa dan kesholihannya. Pun demikian dengan si lelaki yang berpikir awan tersebut datang karena dia dan barikah orang sholih yang membersamainya. Akan tetapi kala mereka berpisah, ternyata awan tersebut condong pada si lelaki tersebut.

Sang nabi pun berkata,”Tadi kamu yakin bahwa dirimu tidak memiliki amal apapun sehingga aku yang berdoa dan kamu yang mengaminkan hingga kita dipayungi awan. Tapi ternyata awan itu mengikutimu dan tidak mengikutiku. Aku ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi terhadapmu?”

Sang lelaki tersebut pun menceritakan tentang keadaan dirinya. Usai mendengar ceritanya, sang nabi pun berujar, “Orang yang telah bertobat itu berada dalam satu tempat yang tidak dapat dimiliki orang lain,”

Sumber: Ibnu Qudamah al-Maqdisy, Mereka yang Kembali

*) Laylatul Fajriyah, Ibu rumah tangga


Powered by Blogger.
close