Pendekatan SAIN Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kurikulum 2013
Oleh Slamet Waltoyo
Dua hal
terpenting dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 (K13) adalah (1) Pendekatan
Sain dan (2) Penilaian Otentik. Dengan sasaran pembelajaran yang mencakup
pengembanagn ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Tentang sasaran
pembelajaran sebenarnya tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Hanya saja dalam
Kurikulum 2013 ini ranah sikap mendapat perhatian yang lebih. Meskipun tetap
menjadi bagain proses pembelajaran tidak langsung.
Kalau dalam
kurikulum sebelumnya untuk mendapatkan nilai sikap Guru biasanya berdasarkan
“ilmu ngaji” (ngarang biji). Anak yang kesehariannya bersikap baik akan
mendapatkan nilai A atau B. Tetapi pada K13 harus menggunakan penilaian
otentik. Disisi ini banyak Guru agak mengalami kesulitan karena belum terbiasa.
Pada semua
mata pelajaran, ranah sikap diajarkan secara tidak langsung. Kecuali pada mata
pelajaran Agama dan PKn. Dua mata pelajaran ini adalah tumpuan ranah
sikap.sehingga PAI (Pendidikan Agama Islam) menjadi mata pelajaran yang penting
dalam mengembangkan ranah sikap.
Dalam
Kurikulum 2013 proses pembelajaran dengan pendekatan sain. Bagaimana dengan
PAI? Haruskah menggunakan pendekatan yang sama. Dalam pendekatan sain, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu; mengamati,
menanyakan, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan.
Dalam
Kurikulum 2013 dijelaskan ada proses gradasi yang berbeda antara ranah sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Rincian gradasi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan adalah sebagai berikut;
Sikap
|
Pengetahuan
|
Ketrampilan
|
Menerima
|
Mengingat
|
Mengamati
|
Menjalankan
|
Memahami
|
Menanyakan
|
Menghargai
|
Menerapkan
|
Mencoba
|
Menghayati
|
Menganalisis
|
Menalar
|
mengamalkan
|
mengevaluasi
|
Menyaji,
mencipta
|
Dari gradasi
ini kita tahu bahwa pengetahuan dan ketrampilan itu ada untuk dikembangkan dan
terus berkembang sedangkan sikap itu ada untuk diterima dan dilaksanakan. Ranah
sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang ada dalam PAI bukan untuk dianalisa,
dievaluasi, dicoba dan dinalar.melainkan untuk dihayati dan diamalkan
Kompetensi
Dasar yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 semua bersumber dari Al Quran dan
Hadits. Artinya sumber dari ketiga ranah Pendidikan Agama Islam sudah lengkap
dan pasti kebenarannya. Karena ini pula dalam pembelajaran tematik terpadu
Pendidikan Agama Islam harus diajarkan oleh ahlinya ( tidak harus diajarka oleh
Guru Kelas atau ada Guru khusus untuk mata pelajaran PAI). Apakah berarti
pendekatan sain tidak diperlukan dalam PAI?
Karena
pendekatan sain dikembangkan dalam semua mata pelajaran maka PAI pun harus
menggunakannya. Karena sumber ketiga ranah dalam Pendidikan Agama Islam adalah
Al Quran dan Hadits maka bagaimana Guru menggunakan pendekatan sain agar anak
yakin bahwa Al Quran itu pasti benar.
Guru dituntut
ketrampilannya dalam berdialog dan menggunakan fakta-fakta sederhana untuk
mengajak anak sampai pada kesimpulan bahwa Al Quran itu pasti benar. Bukan
sekedar diinformasikan bahwa Al Quran itu harus diterima dan diamalkan. Guru
PAI dituntut terus mengasah ketrampilan ini karena anak-anak yang dihadapi akan
mempertanyakan bukti-bukti atau fakta yang mereka hadapi.
Dengan
pendekatan ini diharapkan anak akan mengamalkan Islam atas dasar keyakinannya.
Bukan sekadar mengikuti pendahulunya atau malah terpaksa mengikutinya.
*) Drs. Slamet
Waltoyo, Kepala MI Al-Kautsar Sleman Yogyakarta
Post a Comment