Pengajaran Agama dalam Kurikulum 2013
Proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah
data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Pendekatan
saintifik dapat menjadikan murid lebih aktif juga dapat mendorong murid untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta. Dalam proses pembelajaran, murid
dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan beropini dan
duga tak berdasar dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu
berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir
tingkat tinggi.
Untuk mata pelajaran, materi,
atau situasi tertentu, pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Misalkan materi
tentang hal yang ghoib.
Pada kondisi seperti ini, tentu
saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Misalkan
pemberitaan tentang padang mahsyar haruslah melalui dalil yang shahih.
Pendekatan saintifik
dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta
didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Murid
diharapkan terlatih dalam kesungguhan, ketelitian, dan mencari
informasi.
Misalnya,
murid memperhatikan tayangan, gambar fenomena nyata, dalil atau penjelasan tentang sejarah perjuangan
Nabi Muhammad periode Mekah
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru
membuka kesempatan secara luas kepada murid untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat. Guru perlu membimbing murid untuk dapat
mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana murid mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu murid. Semakin terlatih
dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan
terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam.
kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya
dialog mendalam secara klasikal atau kelompok untuk mengungkap sejarah perjuangan
Nabi Muhammad periode Mekah berdasarkan
pengamatan terhadap tayangan video. Melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan
keadaan Mekah sebelum kedatangan Nabi. Strategi Nabi Muhammad dalam menyiarkan
Islam.
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan
informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk
itu murid dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi.
d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola
dari keterkaitan informasi tersebut.
Misalnya
murid menganalisis dakwah Nabi Muhammad di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur
(mind map).
e. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan
dalam pembelajaran merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data
atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan
berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam
satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f. Mengkomunikasikan
Guru memberi kesempatan kepada murid untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Murid menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Misalnya
murid menyajikan paparan analisis dakwah
yang dilakukan rasul di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur (mind map)
lantas menanggapi pertanyaan dan menyusun kesimpulan.
Post a Comment