Pengaruh Game Online terhadap Prestasi Belajar Anak
foto : google |
Oleh Umi Faizah, S.Ag., M.Pd
Game Online atau sering disebut Online
Games adalah sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu
jaringan (baik LAN, Internet ataupun yang lainnya). Game online juga merupakan
fasilitas permainan digital yang dapat terhubung dengan puluhan orang sekaligus
serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain (Andrew Ernest Adams).
Kemunculan game online tidak
hanya mempengaruhi kehidupan sosial anak, akan tetapi juga mempengaruhi pada
prestasi belajarnya.Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar anak, karena memiliki
sifat adiktif
atau membuat anak kecanduan.
Meskipun kelihatannya
sekedar duduk dan bermain, namun dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang
lebih dari 30 jam per minggu, dapat memicu perilaku negatif seperti malas
sekolah, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat
tidak dapat bermain games, bahkan ada
pula yang mencuri uang untuk membeli game
baru. Bila anak bermain game
dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat
bermain games dikhawatirkan anak
akan mengidap Repetitive
Strain Injury (RSI) atau nyeri
sendi di kalangan anak-anak.
Dalam bukunya "Game-nou-no-kyofu"
("Teror Game Brain"), diterbitkan pada tahun 2002, Dr Akio Mori,
Profesor Bedah Saraf di Universitas Nihon Tokyo College of Humaniora, melakukan
studi neurofisiologis mengamati efek video game pada aktivitas otak. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa game menurunkan aktivitas gelombang otak
depan (pengendali emosi dan agresivitas), sehingga anak cepat mengalami
perubahan mood, mudah marah dan sulit konsentrasi. Dr.Mori juga
menambahkan, game tiga dimensi
yang menampilkan animasi berputar dan gerakan cepat, memengaruhi fokus
pergerakan mata dan saraf otak. Bermain game terlalu lama dapat
menyebabkan pusing dan bahkan pingsan.
Bukan berarti game
online dilarang sama sekali untuk anak, karena tetap ada manfaatnya sebagai
sebuah hiburan dengan catatan tidak berlebihan dalam memainkannya. Di era yang
serba modern ini, rasanya tidak mungkin anak tidak mengenal game online. Jika menghindari game online tidak memungkinkan, maka
harus ada aturan main yang jelas, agar anak-anak tidak menjadi gamer yang kecanduan. Hal-hal yang bisa
dilakukan untuk menghindari atau menghilangkan kecanduan game online
antara lain: 1) sejak awal orangtua harus menegakkan aturan main yang tegas
kepada anak-anaknya, misalnya : main game hanya pada saat hari libur,
Sabtu dan minggu, itupun tidak boleh lebih dari 3 jam, sehingga total dalam
satu minggu maksimal 6 jam atau kalau dalam sehari main game maksimal 1
jam. Kalau dilanggar, maka orangtua harus tegas menyita laptop atau gadget; 2)
diskusi dan awasi. Pada ada yang berusia 7 tahun ke atas, ajak diskusi tentang
tentang positif dan negatif bermain game online, perlu juga ditanamkan
bahaya-bahaya yang akan muncul jika terlalu banyak menghabiskan waktu sehingga
mengalami kenduan game online. Orangtua juga harus mengenal game,
sehingga jika dalam pewangawasan orangtua diketahui ada game yang
berpontensi menimbulkan adiksi dan bahkan bahkan mengajarkan anak pada
kekerasan, maka harus dengan tegas dihapus.
Jadi jangan biarkan anak
berinteraksi dengan game online tanpa pengawasan; 3) mengalihkan
kegiatan anak pada kegiatan yang tak kalah syiknya dengan bermain game, misalnya
mengembangkan hobi, ikut outbound family, outbound kids, ikut kegiatan
taekondo, pencak silat, drum band dan lain sebagainya. InsayAllah, anak-anak
menjadi teralihkan dan lupa dengan keinginan bermain game online. Wallahu
A’lam Bisshowab.||
*) Umi Faizah, Ketua STPI Yogyakarata
Post a Comment