Bergerak itu Mencerdaskan



Oleh Muhammad Abdurrahman


Karena ssesuatu hal, seorang Aldi ikut ayah ke kantor.  Setibanya di kantor, sang ayah berkata kepada Aldi, “Diam di sini, duduk, jangan kemana-mana sampai ayah kembali ke sini. Oke?”

Anaknya hanya menganggukan kepala. Usia Aldi 6 tahun lebih, dia diam tak bergerak sedikitpun sesuai dengan perintah ayahnya selama hampir dua jam.

Hal yang tak jauh beda juga terlihat di lembaga prasekolah. Ibu guru berteriak, “Diam, duduk yang rapi, tangannya dilipat di atas meja, mulutnya dikunci lalu kuncinya dibuang, hap…!” Jika ada anak yang tidak melakukan yang dikatakannya, maka guru mencapnya sebagai anak yang bandel.

Ada sebagian orangtua berkata bahwa anak yang baik itu adalah anak yang diam, tidak banyak tingkah. Sedangkan kebalikannya, anak yang banyak bergerak sering disebut anak nakal. Ungkapan ini tentu tidak benar, karena pada dasarnya bergerak adalah fitrah manusia, dan bagi anak kecil bergerak adalah salah satu ungkapan dari apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diinginkannya.

Melalui bergerak anak juga bisa menolong dirinya sendiri, misal ketika menemukan hal yang menakutkan anak dengan refleks bergerak. Saat dikejar anjing ia akan berlari secepat mungkin untuk menghindarinya. Saat terpeleset, ia berusaha mengantisipasinya dengan bergerak refleks, dan lain sebagainya. Dengan bergerak, anak akan membangun kesadaran tubuh dan konsep dirinya.

Dari perspektif medis, bergerak bagi anak adalah sangat baik bagi kesehatan tubuhnya, selain melatih otot-otot tubuhnya, juga akan melatih otot jantung agar kuat kelak sampai dewasanya.

Dari perspektif pendidikan, gerakan pada anak sangat penting untuk merangsang kecerdasannya.Howard gardner yang terkenal dengan teori Multiple Intelegence nya menjelaskan bahwa setiap anak harus dibangun bodily kinestetik intelegence-nya yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi, karena ada bagian otak yang mengurusi itu.

Latihan gerakan sangat penting bagi anak apabila dilatih dengan gerakan yang bermanfaat yang sesuai dengan tahap usianya sehingga organ-organ tubuh akan berfungsi dan berkembang secara sempurna.

Melalui gerakan-gerakan, sesederhana apapun, akan mengaktifkan segala kapasitas mental anak. Melalui gerakan, segala bentuk informasi yang tertangkap sistem inderanya, akan ditarik menuju jaringan neuronnya. Dan gerakan yang melibatkan otot-otot yang terkoordinasi, akan merangsang produksi sejenis hormon yang disebut neurotrophin. Neorotrophin itu akan merangsang pertumbuhan neuron, serta menciptakan koneksi-koneksi baru antar neuron. Dan penciptaan koneksi baru pada neuron menandai perkembangan kecerdasannya yang makin baik.

Melalui gerakan akan berlangsung proses "mematri" pikiran, yang amat penting bagi proses mengingat di pikirannya. Misalnya pada bayi yang sedang belajar berguling. Saat ia berguling, maka ia akan "mengikat" pengalaman bergulingnya itu di jaringan otaknya. Di waktu lain, ia akan ingat cara bergulingnya itu berikut sensasinya.

Jika sebuah gerakan tertentu berhasil dikuasai, berarti "gerbang" menguasai gerakan lain yang baru terbuka lebar. Bayi dan balita akan cenderung coba gerakan baru yang belum dilakukannya. Sehingga tiap gerakan yang telah dikuasai menandai makin berkembang kecerdasannya. Demikian, semoga bermanfaat.

Nah, Ayah-Bunda, yuk biarkan anak bergerak!

*) Oleh Muhammad Abdurrahman, Pemerhati dunia anak
Powered by Blogger.
close