Bergerak itu Mencerdaskan
Karena ssesuatu
hal, seorang Aldi ikut ayah ke kantor. Setibanya
di kantor, sang ayah berkata kepada Aldi, “Diam di sini, duduk, jangan
kemana-mana sampai ayah kembali ke sini. Oke?”
Anaknya hanya
menganggukan kepala. Usia Aldi 6 tahun lebih, dia diam tak bergerak sedikitpun
sesuai dengan perintah ayahnya selama hampir dua jam.
Hal yang tak jauh
beda juga terlihat di lembaga prasekolah. Ibu guru berteriak, “Diam, duduk yang
rapi, tangannya dilipat di atas meja, mulutnya dikunci lalu kuncinya dibuang,
hap…!” Jika ada anak yang tidak melakukan yang dikatakannya, maka guru
mencapnya sebagai anak yang bandel.
Ada sebagian orangtua
berkata bahwa anak yang baik itu adalah anak yang diam, tidak banyak tingkah.
Sedangkan kebalikannya, anak yang banyak bergerak sering disebut anak nakal.
Ungkapan ini tentu tidak benar, karena pada dasarnya bergerak adalah fitrah
manusia, dan bagi anak kecil bergerak adalah salah satu ungkapan dari apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan diinginkannya.
Melalui bergerak
anak juga bisa menolong dirinya sendiri, misal ketika menemukan hal yang
menakutkan anak dengan refleks bergerak. Saat dikejar anjing ia akan berlari
secepat mungkin untuk menghindarinya. Saat terpeleset, ia berusaha
mengantisipasinya dengan bergerak refleks, dan lain sebagainya. Dengan
bergerak, anak akan membangun kesadaran tubuh dan konsep dirinya.
Dari perspektif
medis, bergerak bagi anak adalah sangat baik bagi kesehatan tubuhnya, selain
melatih otot-otot tubuhnya, juga akan melatih otot jantung agar kuat kelak
sampai dewasanya.
Dari perspektif
pendidikan, gerakan pada anak sangat penting untuk merangsang
kecerdasannya.Howard gardner yang terkenal dengan teori Multiple
Intelegence nya menjelaskan bahwa setiap anak harus dibangun bodily
kinestetik intelegence-nya yaitu kemampuan menggunakan tubuh secara
terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan
dan emosi, karena ada bagian otak yang mengurusi itu.
Latihan gerakan sangat
penting bagi anak apabila dilatih dengan gerakan yang bermanfaat yang sesuai
dengan tahap usianya sehingga organ-organ tubuh akan berfungsi dan berkembang
secara sempurna.
Melalui
gerakan-gerakan, sesederhana apapun, akan mengaktifkan segala kapasitas mental
anak. Melalui gerakan, segala bentuk informasi yang tertangkap sistem
inderanya, akan ditarik menuju jaringan neuronnya. Dan gerakan yang melibatkan
otot-otot yang terkoordinasi, akan merangsang produksi sejenis hormon yang
disebut neurotrophin. Neorotrophin itu akan merangsang pertumbuhan neuron,
serta menciptakan koneksi-koneksi baru antar neuron. Dan penciptaan koneksi
baru pada neuron menandai perkembangan kecerdasannya yang makin baik.
Melalui gerakan
akan berlangsung proses "mematri" pikiran, yang amat penting bagi
proses mengingat di pikirannya. Misalnya pada bayi yang sedang belajar
berguling. Saat ia berguling, maka ia akan "mengikat" pengalaman
bergulingnya itu di jaringan otaknya. Di waktu lain, ia akan ingat cara
bergulingnya itu berikut sensasinya.
Jika sebuah
gerakan tertentu berhasil dikuasai, berarti "gerbang" menguasai
gerakan lain yang baru terbuka lebar. Bayi dan balita akan cenderung coba
gerakan baru yang belum dilakukannya. Sehingga tiap gerakan yang telah dikuasai
menandai makin berkembang kecerdasannya. Demikian, semoga bermanfaat.
Nah, Ayah-Bunda,
yuk biarkan anak bergerak!
*) Oleh Muhammad Abdurrahman, Pemerhati dunia anak
Post a Comment