Hati-hati, Bercanda bisa Membawa ke Kekufuran


Oleh Muhammad Irfan


Bercanda atau bersenda gurau adalah salah satu bumbu dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat. Ia terkadang diperlukan untuk menghilangkan kejenuhan dan menciptakan keakraban, namun tentunya bila disajikan dengan bagus sesuai porsinya dan melihat kondisi yang ada. Sebab, setiap tempat dan suasana memang ada bahasa yang tepat untuk diutarakan. Khalil bin Ahmad berkata, “Manusia dalam penjara (terkekang) apabila tidak saling bercanda.” Pada suatu hari, al-Imam asy-Sya’bi rahimahullah bercanda, maka ada orang yang menegurnya dengan mengatakan, “Wahai Abu ‘Amr (kuniah al-Imam asy-Sya’bi, -red.), apakah kamu bercanda?” Beliau menjawab, “Seandainya tidak seperti ini, kita akan mati karena bersedih.” (al-Adab asy-Syar’iyah, 2/214) Namun, jika sendau gurau ini tidak dikemas dengan baik dan menabrak norma-norma agama, bisa jadi akan memunculkan bibit permusuhan, sakit hati, dan trauma berkepanjangan. Pada dasarnya, bercanda hukumnya boleh, asalkan tidak keluar dari batasanbatasan syariat.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman,” (QS. at-Taubah: 65-66).

Ayat ini, sesungguhnya memiliki sebuah kisah yang menjadi sebab turunnya. Di mana pada Perang Tabuk, ada sebagian orang-orang yang masih sangat lemah imannya melepas kelelahan mereka dengan bersenda gurau. Hanya saja, canda dan senda gurau mereka dengan memperolok-olok Rasulullah dan para sahabat. Maka langsung saja Allah menurunkan ayat di atas berkenaan dengan sikap mereka yang menunjukkan tidak adanya pengagungan terhadap Rasulullah dan para sahabatnya.

Dari ayat inilah para ulama menjelaskan apabila seseorang menjadikan syiar-syiar agama Islam sebagai bahan canda dan senda gurau, seperti memperolok-olok Allah, nama atau sifat-Nya, menjadikan ayat-ayat-Nya sebagai bahan canda, atau menjadikan Rasulullah dan para sahabat sebagai bahan canda, maka dia bisa menjadi kafir karenanya.

Nah, di sinilah hendaknya kita pandai-pandai membimbing dan mengarahkan canda, gurau dan mainan anak-anak, jangan sampai ada unsur canda-canda yang haram, apalagi kufur dalam canda mereka.

Tips menghindar dari bercanda yang membawa ke kekufuran
Ø    Biasakan anak untuk berkata jujur dalam setiap keadaan. Karena terkadang ada orang yang ingin membuat temannya tertawa dengan candanya, akan tetapi dia berdusta dalam candanya. Dan canda seperti ini termasuk canda yang diharamkan, karena mengandung kedustaan.

Ø    Ajari anak untuk menghargai orang lain, tidak merendahkannya. Karena termasuk canda yang diharamkan adalah canda yang mengandung perendahan kepada sesama muslim. *)


*) Muhammad Irfan, Pemerhati dunia anak
Powered by Blogger.
close