Mahasiswa Kreatif
Oleh Prof.
Dr. Ir. Indarto, D.E.A.
Suatu hari, saat saya berada di luar kota menerima sms seperti ini.
“Assalamualaikum pak, saya
ingin ketemu bapak hari ini untuk tanda tangan kartu ujian, jam berapa dan di mana saya bisa
bertemu bapak? Terimakasih”.
Karena tanpa identitas pengirim saya balas begini “Ini siapa?” Dia membalas
“Saya (Z) Teknik Mesin angkatan tahun (Y) pak, salah satu mahasiswa bimbingan
akademik bapak.” Saya balas lagi “Saat ini saya di luar kota. Bisa besok jam 9
di kantor SA” Dia pun membalas,“Oh iya pak terimakasih banyak, Pak”. “Sama-sama mas (Z)” jawab saya.
Keesokan harinya, karena banyak pekerjaan, sehingga saya tidak ingat
kalau sebetulnya ada janji dengan mahasiswa pada jam 9.00. Kira-kira jam 9.20,
salah satu staf sekretariat masuk ke ruang saya, memberitahu kalau ada
mahasiswa yang akan menghadap.
Barulah saya ingat, lalu
saya minta untuk dipersilahkan masuk. Setelah masuk, dia langsung berkata “Maaf
pak, saya terlambat, bangunnya kesiangan.”
Berhubung saya memang tidak merasa menunggu dia, maka saya senyum saja, tidak marah. “Wah jujur
juga mahasiswa ini” batin saya. Setelah saya tanda tangani kartu ujiannya, lalu saya tanya
kenapa bangunnya kesiangan. Ternyata dia kuliah sambil bekerja, kadang sampai larut
malam.
Wah...,ini menarik untuk ditanyai lebih lanjut, kata saya dalam hati. Akhirnya
saya tahu bahwa ayahnya sudah wafat dan ibunya tidak mempunyai keahlian khusus.
Agar tetap mempunyai masa depan, maka dia bertekad untuk kuliah sambil bekerja,
tapi apa yang bisa dilakukan. Setelah berdiskusi dengan salah satu temannya
yang lebih dulu mempunyai usaha, dia putuskan akan membuka warung tenda yang
menjual makanan khas kota asalnya.
Dengan modal tabungannya selama ini, ditambah uang hasil penjualan
komputernya, lalu dia mencari tempat yang strategis dan menemukannya di dekat
kampus. Karena untuk mendapatkan ijin sewa lokasi baru dari pemerintah daerah
itu mahal, maka atas saran dari para penjual di sekitar lokasi itu, tidak perlu
mencari lokasi baru, tetapi cukup menggunakan lokasi yang dulu pernah dipakai orang
tetapi karena sesuatu hal, lalu ditinggal.
Dengan keuletan dan kejeliannya, akhirnya dia mendapatkan lokasi yang
diinginkan meskipun dengan harga seperti lokasi baru, namun sudah termasuk
semua peralatan yang dulu pernah digunakan oleh pemakai sebelumnya. Bahkan pembayarannya bisa diangsur 6 bulan. Tiang tenda dari besi yang
warnanya sudah kusam dicat kembali, yang keropos dibawa ke tukang las. Akhirnya
dia berhasil membuka warung tenda dan diberi nama hampir seperti namanya. Karena
jenis makanannya sangat khas, maka meskipun pada minggu pertama masih rugi,
kedua impas, namun masuk minggu ketiga sudah untung. Bahkan sekarang sudah bisa
mengirim uang untuk adik dan ibunya.
Dia juga cerita ke saya keberhasilan teman yang telah memberinya
motivasi. Teman yang kuliah di fakultas lain itu juga sambil bekerja, karena
perusahaan tempat ayahnya bekerja mengalami kebangkrutan. Dia berusaha keras mencari
ide bagaimana bisa mendapatkan uang. Karena kesungguhannya dalam berusaha, akhirnya
dia menemukan dan dilaksanakanlah ide itu. Dia membeli beberapa pakaian di toko
pakaian bekas. Dengan sangat telitinya dia memilih yang masih bagus, yang
modelnya masih up to date dan juga
bahannya pilihan. Lalu pakaian tersebut
dicuci bersih, bagian-bagian yang perlu dimodifikasi atau disempurnakan.
Kemudian pakaian tersebut difoto, dijual melewati media jejaring sosial
elektronik dan dia juga berterus terang bahwa pakaian tersebut memang tidak
baru. Karena belinya sangat murah maka dia juga bisa menjual dengan harga murah. Ternyata laku. Dia
mengulangi dengan jumlah yang lebih banyak, dan tetap laku bahkan semakin cepat
terjual. Ketika cara tersebut sudah berjalan beberapa waktu, dia berpikir, apakah dia hanya
akan mengandalkan terus menerus toko-toko pakaian bekas. Dia mencoba inovasi
yang lain, dia membuat pakaian-pakaian sendiri, ternyata laku juga, diperbanyak dan tetap laku. Bahkan sekarang sudah mulai diekspor ke negara
tetangga.
Setelah mahasiswa tersebut keluar, saya
teringat dengan apa yang telah Allah Ta’ala
firmankan dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa-apa yang terjadi pada suatu
kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri”. Wallalahu ‘alam bishawab.
*) Prof. Dr. Ir. Indarto, D.E.A Guru Besar
Universitas Gajah Mada. Pimpinan Umum Majalah Fahma
Post a Comment