Proporsional Menyikasi Keriuhan Kurikulum 2013


Assalaamu ‘alaikum wa rohamtullahi wa barokaatuh

Bangsa besar tak akan membiarkan generasi penerusnya dibesarkan dalam lingkungan kacau. Karena itulah, keluarga adalah alat pendidikan yang penting. Gelisahlah para orangtua yang tak mengerti cara membuat kurikulum bagi anak-anaknya, apalagi bila tak punya waktu. Orangtua bisa mendesain kurikulum anak dengan memerhatikan aspek-aspek perkembangan anaknya yang berbeda dengan anak lain. Jadi, kalau mau berubah, Kurikulum 2013 tidak boleh tanggung-tanggung. Harus ada program yang jelas pada orangtua, termasuk mendesain dan eksekusi kurikulum untuk anak di rumah, beserta pembaruan laporan kemajuan belajar (rapor).

Adalah tak tepat memberi laporan kemajuan belajar semata-mata menulis angka. Orangtua butuh laporan verbal tentang kemajuan anaknya, menyangkut upaya, kemajuan, disiplin, partisipasi terhadap diskusi, pergaulan, minat, kepatuhan, kreativitas, metodologi, hubungan vertikal-horizontal, sikap-sikap sosial, dan sebagainya.

Lagi pula apa guna mengetahui anak kita berada di nomor berapa di kelas bila kita tak tahu apa yang harus diperbaiki. Kita tentunya berharap banyak pada Kementerian Pendidikan untuk terus memperbaiki kelemahan-kelemahan kurikulum yang dirancangnya. Namun, kita juga berharap banyak agar orangtua turut mengisi kekurangan pada anak-anaknya.

Pembaca yang dirahmati Allah,
Perubahan memang selalu mewarnai kehidupan kita. Tak terkecuali di Majalah Fahma. Mulai bulan januari 2015 ini, posisi tongkat estafet Pemimpin Redaksi Majalah Fahma yang semula dipegang oleh Subhan Afifi diserahkan kepada Irwan Nuryana Kurniawan. Posisi Subhan Afifi berpindah ke Dewan Redaksi.


Sementara itu di akhir tahun 2014 yang lalu, alhamdulillah, Pemimpin Umum Majalah Fahma, Prof Indarto, DEA, baru saja menggelar hajatan pernikahan putra keduanya, Bayu Praditya. Baarokallah. Semoga menjadi keluarga yang sakinah. Amin…||
Powered by Blogger.
close