“Siapa Bilang Menulis Itu Gampang?”
Oleh O. Solihin
Saya sering mendapat pertanyaan dari
peserta workshop menulis atau siapapun yang kebetulan bertemu saya dan
berbicara seputar menulis: “Bagaimana caranya bisa menulis? Apa saja yang harus
dipersiapkan agar tulisan bagus dan enak dibaca? Bagaimana supaya pilihan kata
yang kita rangkai dalam kalimat tidak monoton? Apakah benar menulis itu
gampang, karena faktanya saya tak bisa juga menulis meski berkali-kali
berlatih?” (catatan: dengan pertanyaan-pertanyaan jenis ini, sepertinya menulis
jadi menyulitkan)
Oya, selain pertanyaan-pertanyaan
tadi, masih banyak pertanyaan serupa meski tak sama, tetapi intinya banyak
mengeluhkan ketidak-mampuan membuat sebuah tulisan. Mendapati kenyataan seperti
ini, haruskah saya meralat anggapan bahwa menulis itu gampang sehingga harus
berpikir ulang untuk mengatakan, “siapa bilang menulis itu gampang?”
Tidak. Saya sebenarnya tidak ingin
melemahkan semangat mereka yang ingin sekali bisa menulis. Saya hanya sedang
merasa berada pada level gagal paham terhadap orang yang kurang berusaha tetapi
terlalu mudah untuk cepat menyerah. Benar bahwa menulis butuh persiapan dan
ketersediaan bahan tulisan untuk ‘digoreng’ dengan bumbu paling lezat yang akan
dihidangkan kepada para penikmat informasi dan opini tertulis dengan selera
tinggi. Namun demikian, bukan berarti pada level paling gampang untuk berlatih
menulis lalu kita abaikan. Tidak sama sekali.
Jika ingin menuliskan hal-hal kecil
yang kita sukai dan kuasai—tentu saja yang memang bermanfaat dan memberi
maslahat—tulislah karena sangat boleh jadi, dari situlah kita bisa mencintai
huruf, kata, dan merangkainya dalam kalimat. Biarlah puisi-puisi sederhana yang
kita buat kita nikmati sendiri. Tetapi jika ingin mendapatkan tantangan,
cobalah di-share di twitter atau facebook atau blog. Siapa tahu, banyak orang
yang menentang, melecehkan, menjelek-jelekkan, mengkritik dengan pedas,
termasuk yang memberi saran. Nikmati saja semua itu, sebab semuanya akan
memberikan tambahan energi bagi kita untuk berubah dan terus memperbaiki
kualitas tulisan kita. Cobalah!
Oya, jika Anda termasuk orang yang
sering dibuat pusing dengan banyaknya pilihan ide, dengan bejibunnya pilihan
tema/topik, dengan melimpahnya fakta sehingga tak bisa dipilih dan dipilah mana
yang harus ditulis, maka saya sarankan agar Anda menepi terlebih dahulu dari
hingar-bingar berseliwerannya ide dan tema/topik (termasuk padatnya lalu-lintas
fakta). Bila perlu ‘bertapa’ atau mengasingkan diri. Namun, jangan terus
seperti itu, tetapi harus dibarengi dengan mencari cara terbaik untuk menuliskan
pesan. Jika tidak, Anda harus siap berhadapan dengan kenyataan: “Orang lain
sudah jauh meninggalkan Anda yang memilih membeku dengan kebingungan memilah
ide dan topik tulisan”.
Bagaimana, apakah masih setuju jika
dikatakan, “Siapa bilang menulis itu gampang?” Atau justru akan lantang
menuliskan: “Menulis itu memang gampang, tetapi jika ingin menulis dengan benar
dan baik, tidaklah gampang”. Saya sendiri setuju dengan pilihan yang kedua.
Jika sekadar menulis saja, pastinya gampang. Coba saja asal tulis—terutama
mengekspos kegalauan dan kelakuan alay di wall facebook dan berkicau di
linimasa twitter, sepertinya enteng-enteng saja. Tetapi, cobalah menulis dengan
benar dan baik, pastilah jadi beban jika belum terbiasa menulis dan tak mau
dilatih untuk menulis. Jadi, tetap menulis, karena dengan terus berlatih
menulis, maka kita akan bisa dan terbiasa menulis. Semakin lama akan semakin
lihai menyusun informasi dan memberi opin melalui tulisan. Tak percaya? Silakan
dijajal langsung dengan menulis. Terus dan tetaplah menulis, karena jika
sekadar menulis sebenarnya gampang. Namun jika ingin bisa dan terbiasa menulis
dengan benar dan baik, tidaklah gampang. Itu sebabnya, perlu menimba ilmu dan
berlatih terus menulis, serta—tentu saja banyak membaca.
Semangat!
Salam,
Post a Comment