Kajian Utama : Berbarokah Memimpin dengan Keshalihan
Oleh Bagus Priyosembodo
Para pemimpin
mendapat perintah supaya bersikap lemah-lembut kepada rakyatnya, memberikan
nasihat serta kasih sayang kepada mereka, tidak mengelabuhi dan bersikap kejam
keras pada mereka, juga tidak melalaikan
kemaslahatan mereka, lupa mengurus mereka ataupun berbagai hal yang menjadi
hajat kepentingan mereka
Sesungguhnya
Allah memerintahkan berbuat dengan keadilan, berbuat baik dan memberi sedekah
kepada kaum kerabat serta melarang perbuatan keji, kemungkaran dan kedurhakaan.
Allah menasehatkan hal ini supaya kita semua dapat memperoleh peringatan yang
bermanfaat.
Sifat
bertanggungjawab penuh dan bersungguh untuk selamat di hari pengadilan agung
kelak pasti membawa kebaikan. Bukan hanya pada puncak kepemimpinan, akan tetapi
di setiap tingkatan. Bahkan pada tiap orang. Tiap seseorang dari kita semua
adalah penggembala dan setiap seorang dari kita semua itupun akan ditanya
perihal penggembalaannya. Pemimpin adalah penggembala dan akan ditanya perihal
penggembalaannya. Seorang lelaki adalah penggembala dalam keluarganya dan akan
ditanya perihal penggembalaannya. Seorang wanita adalah penggembala dalam rumah
suaminya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Buruh adalah penggembala
dalam harta majikannya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Jadi setiap
seorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan tentu akan ditanya perihal
penggembalaannya.
Tiada
seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuki memimpin sesuatu umat atau
bangsa, lalu ia mati pada hari kematiannya, sedang di kala itu ia dalam keadaan
menipu rakyatnya, melainkan Allah mencegahnya mendapat kenikmatan akherat. Juga
seorang pemimpin yang tidak
bersungguh-sungguh memberikan kemanfaatan kepada mereka, tidak mengusahakan kebaikan dan menolak bahaya.
Aisyah
mendengar Rasulullah mendoa, “Ya Allah, barangsiapa yang menguasai sesuatu dari
urusan pemerintahan umatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pada mereka, maka
berilah kesengsaraan kepada orang itu sendiri, sedang barangsiapa yang
menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan umatku, kemudian ia menunjukkan
kasih sayang kepada mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih
sayangilah orang itu”. Para penguasa dan pemimpin jelek akan tertimpa doa
ini.
Barangsiapa
yang diserahi oleh Allah sesuatu kekuasaan dari beberapa urusan kaum Muslimin,
kemudian orang itu menutup diri - tidak memperhatikan - perihal hajat,
kepentingan atau kefakiran orang-orang yang di bawah kekuasannya, maka Allah
juga akan menutup diri - yakni tidak memperhatikan - perihal hajat, kepentingan
atau kefakirannya pada hari kiamat. Sejak saat itu Mu'awiyah lalu mengangkat
seorang untuk mengurus segala macam keperluan orang banyak.
Sesungguhnya
Allah itu memerintahkan keadilan, berbuat baik dan memberikan bantuan kepada
kaum kerabat, Berlaku adillah, sesungguhnya Allah itu mencintai orang-orang
yang berlaku adil. Ada tujuh macam orang yang akan diberi naungan oleh Allah
dalam naungannya pada hari itu tiada naungan melainkan naungan Allah, di antara
nya adalah pemimpin yang adil.
Sesungguhnya orang yang berlaku adil itu di sisi Allah akan menempati beberapa
mimbar dari cahaya. Mereka itu ialah orang-orang yang adil dalam menetapkan
hukum, juga terhadap keluarga dan perihal apapun yang mereka diberi kekuasaan
untuk mengaturnya
Pemimpin
pilihan ialah orang-orang yang dipimpinnya mencintai mereka dan mereka pun
mencintainya, juga yang pengikutnya mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka
pun mendoakan kebaikan. Adapun pemimpin yang buruk ialah orang-orang yang
dipimpinnya membenci mereka dan mereka pun membenci pengikutnya, juga yang
pengikutnya melaknat mereka dan mereka pun melaknat.
Para
pemimpin diperintahkan supaya mengangkat pembantu yang baik. Juga diperingatkan
dari kawan yang buruk serta mempercayai keterangan yang datang dari mereka
Itu. Apabila Allah menghendaki seorang
pemimpin menjadi baik, maka Allah membuat untuknya staf dan segenap pembantu
yang benar. Jikalau pemimpin itu lupa dari melaksanakan kebaikan, maka para
pembantu itu mengingatkannya dan jika
pemimpin itu ingat untuk melakukan kebaikan, maka para pembantu itu akan
membantu dengan sepenuh hati. Tetapi apabila seorang pemimpin menjadi pemimpin
yang jelek, maka Allah membuat untuknya pembantu yang jelek pula. Jikalau
pemimpin itu lupa dari melaksanakan kebaikan
maka pembantu itu tidak suka
mengingatkannya dan jikalau pemimpin itu telah ingat untuk melaksanakan
kebaikan maka para pembantu itupun tidak suka membantu melakukan kebaikan.
*)
Bagus Priyosembodo, Redaktur Ahli Majalah Fahma | Guru
Post a Comment