Melatih Anak Mengelola Rasa Kecewa
Oleh Arif
Wicaksono
Banyak hal bisa
membuat si kecil kecewa. Kekecewaan bisa terasa sangat menyesakkan bagi mereka.
Tapi ternyata, tidak baik juga kalau kita terlalu protektif melindungi mereka dari
rasa kecewa.
“Kemampuan
merasakan kekecewaan, menanggungnya, lalu bangkit lagi, merupakan hal penting
bagi kesehatan mental anak,” kata Donald Rosenblitt, M.D., direktur klinis Lucy Daniels Center
for Early Childhood di Cary, Carolina Utara. Kekecewaan-kekecewaan kecil akan
membuat anak
terlatih membangun kekuatan diri. Anak jadi lebih mandiri, dan terbebas dari
letupan-letupan amarah si kecil. Menurut Rosenblitt, kemarahan sering muncul
akibat ketidakberdayaan. Jadi, jika anak mampu
membantu diri sendiri, mereka akan merasa lebih baik.
Menurut
Robert Brooks, PhD, penulis buku Raising Resilient Children, saat anak
belajar untuk menghadapi kondisi yang membuat mereka mengalami sedih atau
kecewa, hal tersebut nantinya akan sangat bermanfaat ketika anak beranjak
dewasa. “Jika orangtua berusaha keras selalu melindungi anak dari rasa kecewa,
sebenarnya secara tidak langsung orangtua telah menghambat keterampilan
emosional anak,” katanya.
Karena
itu, sebaiknya orangtua peka untuk melihat perubahan sikap anak ketika
mengalami perasaan sedih dan kecewa karena sesuatu hal. Jangan biarkan anak
larut dalam kesedihan dan kekecewaan, ibu bisa melakukan beberapa hal berikut
untuk membantu si kecil mengatasi emosinya.
Rasa kecewa biasanya dibarengi oleh
berbagai emosi seperti ingin balas dendam (dengan memukul, mencubit,
menendang), benci, menyalahkan orang lain, merasa sebagai korban, tak berdaya.
Bantu anak untuk mengenali, menerima dan menyatakan perasaannya. Pastikan bahwa
tidak ada yang salah dengan perasaan anak. Demikian pula, tidak perlu
menghindari emosi yang dirasakan dan tidak perlu melemparkannya pada orang
lain. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan menangis atau
mengucapkannya. Selanjutnya, anak akan siap melangkah ke tahap selanjutnya.
Bila anak datang kepada anda dan
mengeluhkan suatu kekecewaan yang mungkin sepele bagi anda, penting bagi anda
sebagai orang tua untuk sungguh-sungguh mendengarkan apa membuatnya marah
atau sedih. Bukan karena masalahnya sendiri penting namun karena anda mendapat
kesempatan untuk mengajarkan bagaimana menghadapi kekecewaan. Mengacuhkan atau
mengabaikan kekecewaan anak hanya akan menyebabkan masalah yang lebih sulit
dalam jangka panjang. Lebih mudah mengajarkan strategi menghadapi kekecewaan
sedari kecil. ||
Tips
mengobati kekecewaan anak
Biarkan
Anak Sendiri
Anak
memerlukan waktu untuk bisa mengendalikan rasa sedih dan kecewa yang
dialaminya. Karena bagi anak tidak mudah menerima hal yang berbeda dari
keinginan atau harapan anak. Saran untuk ibu, sebaiknya membiarkan anak
untuk menyendiri dulu beberapa saat. Terutama untuk anak dengan sifat
introvert, jangan sesekali memaksakan anak untuk bercerita tentang hal yang
dialaminya. Tunggu saja sampai anak bisa mengendalikan perasaannya dan akhirnya
mau berbagi cerita kepada ibu.
Memberikan
Pelukan
Salah
satu cara yang bisa kamu lakukan untuk menghibur anak yang kecewa adalah dengan
menunjukkan empati. Tunjukkan kepada anak, bahwa kamu juga ikut merasakan sedih
atau kecewa yang dirasakan anakmu saat itu, Bu! Jangan terlalu banyak
pertanyaan dan membuat kesepakatan dengan anak. Pelukan erat dan hangat darimu
bisa membuat anak lebih tenang dan mau bercerita tentang rasa sedih atau kecewa
yang sedang dialaminya.
Meyakinkan
Anak
Pastikan
kita memberikan kenyakinan pada anak bahwa semua akan berlalu dan lebih baik.
Setiap orang, termasuk ibu pun pernah mengalami rasa sedih dan kecewa. Kamu
bisa menceritakan pengalaman masa kecil ketika mengatasi rasa kecewa. Dengan
begitu anak akan yakin bahwa ia tidak sendiri melalui perasaan sedih dan kecewa
yang dialaminya.
Memberikan
Pujian
Ketika
anak kecewa karena kalah dalam pertandingan sepak bola, kamu bisa memberikan
dukungan dengan mengatakan hal yang positif. Katakan pada anak kalau kamu
bangga dengan usaha yang sudah dilakukannya dan itu adalah usaha yang terbaik
dari anak. Ajak anak untuk bisa bangkit dari rasa sedih dan kecewa dengan
berbagai pengalaman.
*) Arif
Wicaksono, Pendidik, tinggal di Yogya
Post a Comment