Belajar dari Uwais Al-Qarni
Oleh Yurisa Nur Hidayati
Banyak belajar dari Uwais Al-Qarni Raḥīmahullāh ... Ia arungi gurun, dari Yaman hingga Madinah. Sebatang kara dengan bekal seadanya. Demi menemui sosok yang sangat ia rindu dan sangat ia cinta.
Rindu yang menyesakkan dada, cinta yang menghujam, bahkan melebihi cintanya pada dirinya sendiri. Tak peduli terik, yang hanya dipikirkan hanya perjumpaan dengan Rasulullāh ṣalallāhu 'alayhi wa sallam.
Namun di balik usaha kerasnya, sesampai di Madinah tak jua ia jumpa Rasūlullāh. Rupanya Rasul sedang tidak berada di Madinah! Tidak ada yang lebih menyesakkan dari ini. Tak ada pilihan lain, Uwais harus segera berbalik ke Yaman demi baktinya pada ibunya yang buta.
Dari sepenggal ini saja, membayangkan jadi Uwais..... rasanya........
Tapi pasti pasti pasti orang sehebat Uwais tidak akan mengeluh. Tentulah sedih, tapi pasti tidak seperti kita yang kemudian suka mengeluh tanpa sadar, suka berburuk sangka pada Allāh.. Padahal perjuangan kita sama sekali belum seperti Uwais... Baru kerja sedikit, sudah minta hasil pada-Nya.. Susah sedikit merasa dimarahi, senang sedikit merasa dirahmati.. (jadi inget surat al-Fajr)...
Subḥānallāh... astaghfirullāh wa atūbu ilaih...
Tapi walaupun Uwais tak kunjung jumpa Rasūlullāh sekalipun seumur hidupnya, Rasūlullāh tahu akan kedatangan Uwais di Madinah. Allāh Ar-Raḥmān yang memberitahu tentunya. Dan Rasūlullāh pun mengabarkan pada seluruh sahabatnya, bahwa ada sosok bernama Uwais dari Yaman yang sama sekali ia tak dikenal penduduk bumi, tapi ia begitu ramai dibicarakan oleh penduduk langit (T.T)!!!!!!! Sampai-sampai Rasūlullāh berpesan pada 'Umar dan 'Ali jika menemui Uwais untuk minta didoakan agar Allāh mengampuni dosa-dosa mereka. Karena doa Uwais adalah doa yang tak akan ditolak..
Mā syā' Allāh T.T *ya Rabb, sampai Rasul memerintah Umar dan Ali untuk minta didoakan Uwais untuk diampuni.... padahal seberapa banyak sih dosa mereka... dibanding gw... T.T padahal Umar dan Ali adalah sahabat terdekat Rasul, yang pasti kalau berdoa juga diijabah.. pasti sungguh sungguh luar biasa bagaimana Allāh mengangkat derajat Uwais yang teramat shalih, yang teramat berbakti pada ibundanya... Uwais adalah contoh terhebat sepanjang masa dalam hal birrul walidain.. tidak ada dalam buku parenting psikologi sekuler manapun!
Sekarang Uwais tak hanya dikenal penduduk langit, ia juga menjadi teladan penduduk bumi hingga akhir zaman.. yang bahkan akhirnya kisahnya tertulis dalam blog ini, yang bukan di negara Arab, dan penulisnya sendiri tidak berlisan Arab.. Allāhu Akbar, beginilah cara Allāh memuliakan orang-orang shalih yang amalnya tersembunyi...
Kini, kita punya orangtua... alangkah hinanya, jika kita tidak masuk ke dalam Jannah-Nya sedangkan orangtua kita masih hidup.. Seperti yang pernah disabdakan Rasūlullāh ṣalallāhu 'alayhi wa sallam dalam riwayat Muslim:
“Sangat hina, sangat hina, sungguh sangat hina.” Ditanyakan, siapa ya Rasul? Beliau menjawab: “Seseorang yang menemukan kedua orang tuanya atau salah satunya di masa tua mereka kemudian dia tidak dapat masuk surga” (Muslim)
*) Yurisa Nur Hidayati, Lulusan Psikologi UGM, sekarang tinggal di Padang
sumber : www.secangkirmakna.blogspot.com
twitter @unirisa
Post a Comment