Cerdas di Sekolah : Peran Guru Menuju UN
Oleh
Subliyanto, S.Pd.I*
Pendidikan merupakan pengembangan
seluruh aspek dalam kehidupan manusia, baik aspek kognitif, aspek afektif,
maupun aspek psikomotorik. Ketiga aspek ini dikembangkan secara terus-menerus
untuk tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Salah satunya adalah dengan
memperbanyak latihan yang nantinya akan membawa perubahan dan perkembangan pada
aspek-aspek tersebut.
Menjelang Ujian Nasional 2015,
terdapat sebuah tradisi belajar yang dianggap sangat “mujarab” untuk
keberhasilan peserta didik, khususnya dalam Ujian Nasional. Sementara Ujian
Nasional itu sendiri termasuk salah satu indikator dari keberhasilan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan.
Tradisi tersebut merupakan tradisi
belajar untuk mengasah kemampuan peserta didik, yang dikemas dengan Latihan
Ujian Nasional, atau yang lebih dikenal dengan Try Out Ujian Nasional, yang
mana pelaksanaanya dilaksanakan secara serentak pada setiap jenjang pendidikan.
Try Out termasuk salah satu metode
dari sekian metode untuk mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif, serta
aspek psikomotorik pada peserta didik. Walaupun secara spesifik Try Out
dimaksudkan untuk kesuksesan peserta didik dalam menghadapi Ujian Nasioanal.
Kalau kita merujuk kepada sistem
pembelajaran klasik, terdapat sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “At Thariqatu Ahammu Minal Maddah, Wal
Ustadzu Ahammu Minat Tariqah, Wa Ruhul Ustadzu Ahammu Min Kulli Hali”
Arti dari kaidah di atas adalah bahwa
“Metode lebih utama daripada materi, dan guru lebih utama daripada metode,
serta ruh (semangat) guru lebih utama dari segalanya”.
Kaidah di atas secara garis besar
menjelaskan bahwa peran guru sangatlah penting dalam mengantarkan peserta
didiknya menjadi pribadi yang sukses dalam kehidupannya.
Adanya Try Out Ujian Nasional, atau
apapun bentuknya, pada hakikatnya merupakan amunisi bagi peserta didik agar
mereka menjadi manusia pembelajar, manusia yang sadar akan pentingnya
pendidikan, sehingga tumbuhlah pada mereka sikap kemadirian belajar.
Tapi sebaliknya, jika adanya Try Out
Ujian Nasional, atau metode apapun yang diberikan kepada peserta didik justru
membuat mereka bosan karena yang dibahas hanya itu-itu saja, sehingga
melahirkan kemalasan pada diri mereka, maka itu pertanda sebuah kemunduran
dalam pendidikan. Dan disitulah peran guru yang sesungguhnya.
Karenanya, kita sebagai guru hendaknya
selalu memberi motivasi, arahan, dan bimbingan kepada mereka dalam setiap
situasi dan kondisi. Jika guru tidak mampu membangkitkan semangat kepada
peserta didiknya, yang kemudian akan memberikan efek tumbuhnya kesadaran
belajar dan kemandirian belajar pada diri mereka, maka sistem pendidikan akan
berjalan dengan pincang, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara sempurna.
Tentunya semua itu bukan tugas yang
ringan, dan tidak semua orang dapat melakukannya. Bahkan, dalam sebuah ungkapan
dikatan bahwa “ Al Ilmu Fannun, Wat
Ta’limu Fannun Akhar”. “Ilmu adalah seni, dan mengajar merupakan seni
tersendiri”. Namun percayalah bahwa guru adalah tugas yang mulia. Wallahu A’lam []
*) Subliyanto, S.Pd.I. Wakil Kepala Sekolah dan Pendidik di SDIT
Hidayatullah Sleman Yogyakarta
Post a Comment