Hormat Pada Guru
Oleh Eko Sutrisno
Islam
sangat menganjurkan agar umatnya menghormati para ulama dan guru-guru mereka. Dalam
kitab Ta’lim Muta’allim dijelaskan
bagaimana cara menghormati guru, di antaranya; tidak boleh berjalan di depan
gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila di hadapan gurunya
tidak memulai pembicaraan kecuali atas izinnya. Murid mestilah mendapatkan
ridho dari gurunya.
Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu dengan ketenangan dan sikap hormat serta
tawadhu’lah kepada orang yang mengajarimu.” Ilmu tidak akan dapat diperoleh
secara sempurna kecuali dengan diiringi sifat tawadhu’ murid terhadap gurunya, karena keridhoan guru terhadap
murid akan membantu proses penyerapan ilmu. Tawadhu’
murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat mulia si murid.
Sikap
tunduk murid kepada guru justru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya.
Perilaku para sahabat, yang memperoleh tarbiyah langsung dari Rasulullah patut
dijadikan contoh. Ibnu Abbas, sahabat mulia yang amat dekat dengan Rasulullah
mempersilahkan Zaid bin Tsabit, untuk naik di atas kendaraannya, sedangkan ia
sendiri yang menuntunnya.
Guru adalah orangtua di sekolah,
untuk itu kita harus mendidik anak agar menghormati guru seperti mereka
menghormati orangtuanya. Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan
berbagai macam ilmu pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang
mengerti dan dewasa. Karena itu, sikap hormat pada guru perlu ditumbuhkan dan
diajarkan sejak dini. Sehingga ketika memasuki usia sekolah, anak sudah
terbiasa dan mampu bersikap hormat pada gurunya. Situasi ini penting dalam
membantu kelancaran proses belajar-mengajar.
Cara paling sederhana adalah
mengawalinya dengan mengajarkan anak bersikap hormat pada orang yang usianya
lebih tua. Beri pemahaman pada anak bahwa menghormati dan menghargai orang lain
yang lebih tua tidak sama dengan takut. Jelaskan bahwa dasar dari rasa hormat
adalah kasih sayang dan kewajiban dalam menjadi bagian dari sebuah kelompok.
Beri contoh bila anak menghormati
orang lain, maka orang lain pun akan menghormatinya. Atau saat anak ingin
disayangi orang lain maka ia harus pula menyayangi dan menghormati orang lain
tersebut. Jelaskan bahwa anak yang tidak menghormati orang lain akan dijauhi
lingkungan sekitarnya.
Cara lain yang mampu mendukung upaya
orangtua dalam menanamkan sikap ini adalah melalui media cerita. Kenalkan anak
dengan buku-buku yang temanya berkaitan dengan sikap menghormati dan menghargai
orang lain serta pentingnya peran dan jasa guru dalam kehidupan manusia. Pilih
buku dengan tampilan yang menarik dan kreatif agar anak tertarik untuk
membacanya.
Ketika anak sudah terbiasa bersikap
hormat pada orang lain, akan lebih mudah mengajarkan dia untuk hormat pada guru
ketika sudah mulai masuk usia sekolah. Sikap hormat pada guru akan menciptakan
hubungan yang baik antara anak dan guru.
Ketika anak sudah masuk sekolah,
ajarkan menghormati guru misalnya dengan mengucapkan salam ketika bertemu guru.
Berkata dengan sopan dan lembut pada guru serta menyimak dengan baik ketika
guru menerangkan pelajaran. Tekankan agar anak mematuhi peraturan yang dibuat
guru, tata tertib di dalam kelas, dan lainnya.Tanamkan pula keyakinan pada anak
bahwa guru adalah orangtua di sekolah.
Saat mengajak anak bepergian dan
bertemu dengan gurunya, latih anak untuk bersalaman. Kita dapat bersalaman
terlebih dulu, kemudian menyuruh anak ikut bersalaman. Lama-lama, anak akan
semakin terbiasa bersalaman dengan gurunya saat bertemu, tidak terkecuali saat
pagi hari di sekolah.
Anak-anak harus berlatih menunggu
giliran, kapan ia mendengarkan dan kapan berbicara. Saat orang lain tengah
berbicara, anak sebaiknya dibiasakan untuk mendengarkan terlebih dahulu sampai
selesai, baru kemudian boleh berbicara. Kebiasaan si anak saat di rumah akan
mempengaruhi sikapnya saat di sekolah, baik kepada teman-temannya, maupun orang
yang lebih tua, yakni gurunya. Kita juga bisa memberitahu untuk selalu
mendengarkan penjelasan guru dan boleh bertanya setelah beliau selesai
menjelaskan.
*) Eko Sutrisno, Pemerhati dunia anak
Post a Comment