Agar Hukuman Menjadi Efek Positif
Oleh : Sri Lestari
Hari ini kelas 5A yang biasanya
ceria menjadi tegang. Pasalnya telah terjadi pelanggaran yang bisa
dikategorikan berat untuk ukuran kelas tersebut yang sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai agama. Ada seorang anak yang secara sembunyi-sembunyi merokok dan ketahuan temannya, ketika ditegur temannya bukannya
sadar tapi ia malah mengancam akan memukulnya bila memberitahukan hal tersebut
kepada pak guru. Tapi beruntunglah hal tersebut di ketahui seorang guru yang tanpa
sengaja melintas di tempat tersebut. Sehingga permasalahan langsung ditangani.
Kedua anak ini dipanggil di kantor guru dan di tanya,”Apa kamu mengetahui
dengan benar bahwa Doni merokok ?”
“Iya benar pak! Saya melihat sendiri ia merokok.Ketika saya tegur ia
menjadi marah dan mengancam saya.”Kata Ilham menjelaskan.
“Benar begitu Doni?”Doni hanya
menunduk.
“Bukankah kamu tahu bahwa merokok
itu bisa merusak kesehatan dan termasuk perbuatan yang mubadzir, pemborosan
yang di larang dalam agama. Mengapa kamu melakukan hal itu?”Tanya pak Guru.
“Saya menyesal dan berjanji tidak
akan mengulanginya lagi pak?” Kata Doni.
“Minta ampunlah pada Allah dan
berjanjilah kepada-Nya untuk tidak mengulanginya, Karena kalau kamu berjanji
pada bapak bisa saja kamu melakukannya lagi di belakang bapak.Kalau kamu
berjanji kepada Allah Yang Maha Melihat dan Mengawasi tentu kamu akan berusaha
untuk memegang janjimu.”Nasehat pak guru.
“Karena kamu telah bersalah maka
kamu dapat hukuman membuat kliping dan menulis tentang bahaya rokok baik bagi
si perokok maupun bagi orang yang berada di sekitar perokok!”
“Iya pak akan saya buat.”Kata Doni.
Anak berbuat salah
Siapa diantara kita yang berani mengatakan dirinya tidak pernah melakukan
kesalahan? Sepanjang dunia ini masih ada manusia dan setanpun masih ada, maka kemungkinan
kita berbuat salah itu selalu ada. Tapi berdasarkan Hadits Nabi sebaik baik
kamu adalah manusia yang bertaubat dari kesalahannya,dan mengiringi
kesalahannya dengan berbuat kebaikan.
Orang dewasa saja bisa berbuat salah apalagi anak anak yang tentunya masih
banyak hal yang belum ia ketahui dalam kehidupan ini.Maka peluang berbuat salah
bagi mereka sangatlah besar.
Yang perlu diperhatikan disini bagaimana anak anak bisa belajar dari kesalahan
yang telah ia perbuat, dan tidak mengulangi kesalahannya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang guru pada ilustrasi diatas yang
memberikan peringatan dan hukuman dengan memberikan tugas pada anak. Guru
berharap anak tidak mengulangi perbuatannya.
Yang menjadi pertanyaan terkadang kita sudah memberikan hukuman pada anak
tapi ternyata tidak bisa merubah perilaku buruk anak .Lalu hukuman apa yang
efektif bisa memberikan efek positif pada anak? Lalu bolehkah kita memberikan
hukuman yang bersifat fisik pada anak? Kalau boleh, bagaimana memberikannya
sesuai dengan tuntunan agama sehingga tidak menimbulkan dampak negatif apalagi
sampai menganiaya anak?
TIP MEMBERIKAN HUKUMAN
- Perhatikan usia anak karena pada setiap usia perkembangan tentu berbeda penyikapannya. Misal berbohongnya anak usia dua setengah tahun dengan anak yang sudah 12 tahun tentu berbeda . Karena anak usia dua atau tiga tahun belum bisa membedakan antara khayalan imajinasi dengan sesuatu yang nyata. Sedang anak 12 tahun harusnya sudah tahu mana itu bicara benar dan berbohong.
- Untuk kesalahan yang pertama kali dilakukan anak berilah kesempatan anak untuk bertaubat dan meminta maaf. Bisa dengan membuat perjanjian untuk tidak mengulangi kesalahannya atau bentuk lainnya.
- Tidak menjadikan hukuman sebagai sarana mempermalukan anak.Tapi sebagai wujud kasih sayang pendidik dalam bentuk lain untuk memperbaiki perilaku anak.
- Bertahap dalam memberikan hukuman.Misal pertama di beri nasihat,peringatan,Di cabutnya beberapa hal yang di senanginya.
- Perhatikan karakter anak. Karena setiap anak akan berbeda. Ada anak ketika berbuat salah dengan hanya di beri nasehat sudah bisa berubah. Ada yang dengan wajah tidak suka orang tuanya ia sudah faham. Tapi ada juga anak sudah di beri nasehat, kemudian peringatan dan segala macam cara tidak juga berubah sikapnya, baru dengan hukuman fisik baru berubah.
- Jadikan hukuman fisik sebagai jalan terakhir setelah segala upaya untuk memperbaiki kesalahan anak tidak berhasil.Hukuman fisik ini berdasar hadits Nabi.
- “Suruhlah anak anak kamu untuk shalat saat usia mereka tujuh tahun.Dan pukullah mereka(jika tidak mau shalat) bila umur mereka mencapai sepuluh tahun. Dan pisahkanlah di antara mereka di tempat tidur.”(R.Abu Dawud)
- Memberikan hukuman fisik dengan catatan tidak boleh marah ketika menghukum, tidak boleh memukul muka dan kepala,hendaklah memukul di tangan atau kaki . Pukulannya tidak keras dan tidak menyakitkan.
- Agar kita memahami dengan jelas posisi hukuman fisik dalam pendidikan marilah kita simak sebuah hadits. Dari Aisyah mengatakan,”Rasulullah SAW tidak pernah memukul pembantu, binatang dan apa pun, kecuali saat ia berjihad di jalan Allah.” (HR.Muslim).
Sri Lestari, Anggota Pimpinan Wilayah Muslimat
Hidayatullah Jateng DIY | Penulis Buku
Post a Comment