Perempuan Penjual Susu


Oleh : Atik Setyoasih

Umar bin Al-Khatab Radhiyallahu Anhu adalah orang yang tak memandang seseorang dari pekerjaannya, keturunannya, atau hartanya, atau yang lainnya. Menurut beliau kepribadian adalah hal paling utama dalam menilai seseorang. Saat memilihkan istri untuk anaknya; Ashim, ia menunjukkan seorang gadis penjual susu. 

Gadis penjual susu itu bukan sekedar wanita yang biasa saja. Gadis itu tetap punya kepribadian yang baik dan beriman meski papa harta, keadaanya sulit dan rendah kedudukan. Tapi derajat ihsan kepada penciptanya telah membuatnya mulia. Seorang gadis yang bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah seolah-olah Allah melihatnya, kalaupun tidak begitu ia yakin bahwa Allah melihatnya. Dalam kondisi apapun. 

Suatu malam, Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu meninjau keadaan rakyatnya. Beliau berjalan dalam malam untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Kemudian, ia mendengar percakapan dua orang perempuan dalam sebuah rumah. Percakapan itu berisikan seorang perempuan yang menyuruh anak perempuannya mencampur susu dengan air sebelum dijual. 

“Ibu, apakah engkau tidak pernah mendengar apa yang dikatakan Amirul Umar bin Khatab Radhiyallahu Anhu?” tanya si anak perempuan kepada ibunya.

“Apa yang dikatakannya?” 

”Ia melarang untuk mencampur susu dengan air sebelum dijual!” Jawabnya
Mendengar jawaban putrinya, si ibu tidak memperdulikannya. Bahkan menyuruh kembali si anak untuk mencampur susu dan air. Ibu yakin bahwa Umar tidak tau. Gadis itu kemudian berbicara lagi kepada Ibunya. 

“Ibu, Khalifah Umar memang tidak tahu apa yang kita lakukan, tapi Allahlah yang melihat. Demi Allah aku tidak akan patuh dihadapannya, sementara dibelakangnya aku menentang.”

Setelah mendengar percakapan itu, Umar pulang dengan hati menyimpan sesuatu. Pagi harinya, Umar memanggil anaknya; Ashim. Kemudian meminta Ashim mendatangi gadis tersebut.

“Pergilah ketempat ini dan itu. Disana ada seorang gadis. Jika ia belum menikah, maka nikahilah. Semoga Allah akan memberikan keturunan yang diberkahi.”

Allah menakdirkan mereka menikah. Hingga dikemudian hari, benarlah doa Umar bin Khatab bahwa akan lahir seseorang yang akan membawa kebaikan. Mereka dikaruniai anak bernama Ummu Ashim, yang kelak nikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Bagaimana kemudian? Lahirlah Umar bin Abdul Aziz; seorang khalifah yang dikenal keadilan dan kesalehannya. 


Bagaimana muslimah? Bagaimana dengan kita?

Atik Seyoasih, Mahasiswa Univeristas Ahmad Dahlan Yogyakarta weblog www.atiksetyo.blogspot.com | twitter @atiksetyoA
Sumber gambar : www.binaamal.or.id
Powered by Blogger.
close