Salam Redaksi : Nikmat yang Sangat Besar
Assalaamu
‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh
Berjumpa dengan bulan Ramadhan
merupakan kenikmatan yang sangat besar. Maka selayaknya seorang muslim
benar-benar merasakan dan menjiwai nikmat tersebut. Betapa banyak orang yang
terhalang dari nikmat ini, baik karena ajal telah menjemput, atau karena
ketidakmampuan beribadah sebagaimana mestinya, karena sakit atau yang lainnya,
ataupun karena mereka sesat dan masa bodoh terhadap bulan yang mulia ini. Oleh
karena itu, hendaknya seorang muslim bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya
ini. Berdoa kepada-Nya agar dianugerahi kesungguhan serta semangat dalam
mengisi bulan mulia ini, yaitu dengan ibadah dan dzikir kepadaNya.
Yang menyedihkan, banyak orang tidak
mengerti kemuliaan bulan suci ini. Tidak menjadikan bulan suci ini sebagai
lahan untuk memanen pahala dari Allah dengan memperbanyak beribadah, bersedekah
dan membaca Al Qur`an. Namun bulan yang agung ini, mereka jadikan musim
menyediakan dan menyantap aneka ragam makanan dan minuman, menyibukkan kaum ibu
terus berkutat dengan dapur. Sebagian yang lain ada yang memanfaatkan bulan
mulia ini hanya dengan bergadang dan ngobrol hingga pagi, kemudian pada siang
harinya dipenuhi dengan mimpi-mimpi. Bahkan ada yang terlambat untuk shalat berjamaah
di masjid. Ataupun tatkala shalat di masjid, ia berangan-angan agar sang imam
segera salam.
Barangsiapa yang mengetahui
keagungan bulan suci ini, maka dia akan benar-benar rindu untuk bertemu
dengannya. Para salaf sangat merasakan keagungan bulan suci ini, sehingga
kehadirannya selalu dinanti-nanti oleh mereka. Bahkan jauh sebelumnya, mereka
telah mempersiapkan perjumpaan itu.
Mu’alla bin Al Fadhl berkata,”Mereka
(para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar Allah mempertemukan
mereka dengan bulan Ramadhan … .” Pujilah Allah dan bersyukurlah kepadaNya
karena telah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan tentram dan
damai. Renungkanlah, bagaimanakah keadaan saudara-saudara kita di Palestina,
Suriah, Afghanistan, Iraq dan negeri-negeri yang lainnya? Bagaimanakah keadaan
mereka dalam menyambut bulan suci ini? Musibah demi musibah, derita demi derita
menimpa mereka. Dengan derita dan tangisanlah mereka menyambut bulan suci
ini. Maka, masihkah kita biasa-biasa
saja mempersiapkan Ramadhan yang tinggal hitungan hari?
Wassalaamu
‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh
Redaksi
Post a Comment