‘Tiga Guru’ Pondasi Pendidikan Anak Usia Dini


Oleh : Ani Chaerani
Jika diibaratkan sebuah bangunan Pendidikan Anak Usia Dini adalah pondasinya. Kita bisa membangun apa saja diatasnya asal pondasinya kuat maka bangunan itu akan berdiri kokoh. Pondasi yang dibuat pun pastinya menentukan bangunan apa yang akan berdiri diatasnya. Jika kita ingin memiliki anak yang berakhlak maka pondasi akhlak harus kita bangun sejak dini.

Pada siapa anak belajar? Ada “tiga guru” dalam kehidupan seorang anak, yang pertama dan paling utama adalah “orang tua”. Sejak hari pertama kelahirannya anak belajar banyak tentang segala sesuatu baik atau buruk dari orang terdekatnya (ayah dan ibu). Ayah dan ibulah yang pertama membentuk konsep diri positif atau negatif pada anak. Yang kedua adalah “lingkungan”, selain kedua orang tua lingkungan berkontribusi memberi pengaruh kepada anak. Ada lingkungan keluarga besar atau lingkungan masyarakat sekitar dimana anak dibesarkan. Yang ketiga adalah “sekolah”, guru seperti apakah yang mendidik anak2 kita? Itupun memberikan pengaruh dalam kehidupan anak kita.

Jika pondasi yang kuat dibentuk oleh orang tua pada awal kehidupannya, bertemu dengan lingkungan seperti apapun mereka akan kuat.
Usia dini merupakan periode sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pada umur 0–6 tahun itu, seluruh potensi anak berkembang sangat pesat, terutama kecerdasannya. Oleh karena itu, para pakar psikologi bersepakat menyebut periode usia dini sebagai golden age(usia emas).

Begitu pentingnya periode usia emas ini, maka pemerintah, pendidik, orang tua, hingga masyarakat harus memperhatikan betul pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

*) Ani Chaerani, S.Pd.I. Kepala Sekolah TK Yaa Bunayya Tugas di Hidayatullah Bontang-Kaltim
Powered by Blogger.
close