Anak Suka Menggigit Kuku


Oleh : Arie Lestari

Menggigit kuku adalah salah satu kebiasan buruk yang dilakukan anak. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak melakukannya. Misalnya, karena mencontoh orang lain yang melakukan perilaku serupa. Lama kelamaan, karena dilakukan secara berulang kali, akhirnya menjadi kebiasaan.

Bisa juga, hal ini disebabkan anak sedang berada di situasi yang membuatnya merasa tidak nyaman, cemas, gelisah, dan tegang, sehingga menggigit kuku.  Bagaimana cara membedakannya? Jika menggigit kuku karena merasa tidak nyaman, ia hanya akan menggigitnya pada situasi yang dianggapnya tidak nyaman, seperti saat diminta bercerita di depan kelas, ketakutan dan sebagainya. Akan tetapi ketika situasi normal, ia tidak melakukannya. Kalau menggigit kuku karena kebiasaan, anak akan melakukan di berbagai situasi, baik saat situasi normal ataupun saat anak cemas.

Sebelum melakukan intervensi untuk membantu anak mengatasi perilaku menggigit kuku, orangtua  harus mengetahui penyebabnya dulu. Dengan begitu, intervensi yang diberikan juga tepat. Untuk itu, perhatikan peristiwa apa yang terjadi sebelum ia menggigit kuku, serta juga peristiwa apa yang terjadi saat ia menggigit kuku.

Lalu,  perhatikan juga respon yang diberikan oleh lingkungan ketika ia menggigit kuku. Respon dari lingkungan sangat penting untuk diketahui karena respon bisa menjadi reward atau punishment bagi perilaku anak. Perilaku yang mendapat reward cenderung diulangi atau ditingkatkan, sedangkan perilaku yang mendapat punishment cenderung harus berkurang, atau bahkan stop. Bisa saja, teguran orangtua saat ia mengigit kuku menjadi reward baginya  karena ia merasa semakin diperhatikan. Itu sebabnya mengapa perilaku tersebut tidak berkurang, bahkan bisa meningkat.

Apakah perilaku ini bisa berlanjut hingga dewasa? Semua ini tergantung pada  bagaimana orangtua atau pengasuh memberi intervensi atas perilaku tersebut. Lakukan intervensi langsung saat perilaku itu muncul.  Pegang tangannya dan katakan “Jangan menggigit kuku ya, Nak!” dengan mimik wajah yang tegas. Ingat, tegas, bukan marah. Sehingga si kecil paham bahwa perilakunya salah. Lakukan hal tersebut secara rutin dan konsisten, sehingga kebiasaan baru, berupa tidak menggigit kuku, akan terbentuk.

Namun, bila anak menggigit kuku karena merasa cemas atau khawatir, pegang tangannya dan katakan “Jangan menggigit kuku, Nak! Kamu aman. Ada Bunda.” Selain itu, beritahu si kecil dampak yang akan terjadi pada dirinya jika terus melakukan hal tersebut. Tentunya, katakan dengan kalimat yang sederhana dan jelas.

Arie Lestari, Pemerhati dunia anak
foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSe45WWWJoJyhQsYyoJfaPV20PwiQZMYR_9KTRgsG10lkMM8fWlUs6t44lsHKk43VQacGFv1oAbmrC4N4K3D2CC7KX43iEn-YK84jQa2jQluXTFbmu-5WwI5Ww-ZcOIDJc2rSRjVbA9gI/s1600/anak+suka+gigit+jari.jpg
Powered by Blogger.
close