Kisah Cerdas : Air Mata Sang Gubernur


Oleh : Asnurul Hidayati, S.Pd.

Pada masa setelah wafatnya khalifah Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan beralih ke tangan Yazid bin Abdul Malik. Khalifah baru ini mengangkat Umar bin Hubairah Al Farazi sebagai gubernur Irak sampai Khurasan. Khalifah baru itu sering mengirim surat kepada walinya, Umar bin Hubairah. Surat khalifah itu berisi perintah-perintah yang harus dilaksanakan gubernur. Akan tetapi, yang ada kalanya perintah itu melenceng dari kebenaran. Hal ini menyebabkan Umar Ibnu Hubairah merasa resah dan bingung.

Untuk memecahkan problem itu, Umar bin Hubairah memanggil para ulama di antaranya Asy-Sya’bi dan Hasan Al Basri. Dia berkata, “Sesungguhnya Amirul mukminin, Yazid bin Abdul Malik telah diangkat oleh Allah sebagai khalifah atas hamba-hamba-Nya. Sehingga wajib ditaati dan aku diangkat sebagai walinya di negeri Irak sampai daerah Persia. Dia selalu menulis surat perintah yang ada kalanya kupandang tidak adil. Dalam keadaan yang demikian, bisakah kalian memberikan jalan keluar untukku? Apakah aku harus mentaati perintah-perintahnya yang bertentangan dengan agama?”

Asy-Sya’bi menjawab dengan jawaban yang lunak dan sesuai dengan jalan pikiran pemimpinnya itu.  Sedangkan Hasan Al-Basri tidak berkomentar. Umar pun menoleh kepadanya dan bertanya, “Wahai Abu Sa’id (Hasan Al Basri), bagaimana pendapat anda?”

Beliau berkata, “Wahai Ibnu Hubairah, takutlah kepada Allah atas Yazid dan jangan takut kepada Yazid karena Allah.  Ketahuilah bahwa Allah bisa menyelamatkanmu dari Yazid. Sedangkan Yazid tak mampu menyelamatkanmu dari murka Allah. Wahai Ibnu Hubairah, aku khawatir akan datang kepadamu malaikat maut yang keras dan tak pernah menentang perintah Rabb-Nya lalu memindahkanmu dari istana yang luas ini menuju liang kubur yang sempit. Di situ engkau tidak akan bertemu dengan Yazid. Yang kau jumpai hanyalah amalmu yang tidak sesuai dengan perintah Rabb-mu dan Rabb Yazid.”

“Wahai Ibnu Hubairah, bila engkau bersandar kepada Allah dan taat kepada-Nya, maka Dia akan menahan segala kejahatan Yazid bin Abdul Malik atasmu  di dunia dan akhirat. Namun jika engkau lebih suka menyertai Yazid dalam bermaksiat kepada Allah, niscaya Dia akan membiarkanmu dalam genggaman Yazid. Dan sadarilah wahai Ibnu Hubairah, tidak ada ketaatan bagi makhluk, siapapun dia, bila untuk bermaksiat kepada Allah.”

Umar bin Hubairah menangis hingga basah jenggotnya karena terkesan mendengarnya. Dia berpaling dari Asy-Sya’bi kepada Hasan Al-Basri. Umar semakin bertambah hormat dan memuliakannya. Setelah kedua ulama itu keluar dan menuju masjid, orang-orangpun datang berkerumun ingin mengetahui berita pertemuan mereka dengan gubernur Irak tersebut.

Asy-Sya’bi menemui mereka dan berkata,”Wahai manusia, barangsiapa mampu mengutamakan Allah atas makhluk-Nya dalam segala keadaan dan masalah,maka lakukanlah. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, semua yang dikatakan Hasan Al-Basri kepada Umar bin Hubairah juga aku ketahui. Tetapi yang kusampaikan kepadanya adalah untuk wajahnya. Sedangkan Al Basri menyampaikan kata-katanya demi mengharap wajah Allah. Maka aku disingkirkan Allah dari Ibnu Hubairah. Sedangkan Al Basri didekati dan dicintai…..”

Bagaimana  kesan anda setelah menyimak kisah ini? Subhanallah,  betapa pentingnya usaha untuk menegakkan dan mengokohkan  keyakinan. Keyakinan kepada Allah yang Maha Penolong, yang pasti akan menolong hamba-Nya yang menegakkan kebenaran.   Sebaliknya kita juga mendidik anak, agar takut kepada Allah jika menjadi orang  yang melanggar perintah Allah dalam mentaati perintah pemimpinnya. Kita luruskan pemikiran anak-anak. Ajaklah mereka untuk memahami dengan cara yang benar, tentang perintah Allah dan perintah makhluk. Boleh mentaati perintah makhluk selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah.   Semoga kita dimudahkan  Allah dalam mendidik anak agar mereka bisa mentauhidkan Allah. Aamiin.


Sumber : Mereka adalah Para Tabi’in. DR. Abdurrahman Ra’fat Basya.Pustaka At Tibyan.

Asnurul Hidayati, S.Pd, Guru MI di Bantul
foto http://kolom.abatasa.co.id/gambar/kolom-kisah-taubatnya-malik-bin-dinar-sang-manusia-zalim-1370_l.jpg
Powered by Blogger.
close