Melunakkan Kekerasan Anak
Oleh : Drs. Slamet Waltoyo
Hari
Senin pagi sambil mengantarkan anaknya, Pak Mardi menemui Kepala Sekolah. Pak
Mardi mengemukakan keluhan adanya kekerasan antar anak di sekolah. Ia
menunjukkan bukti luka-luka lecet pada
tangan Andi, anaknya. Katanya luka itu karena ditendang dan didorong temannya
sehingga jatuh. Pak Mardi setengahnya tidak terima, “Saya
menyesal di jaman seperti sekarang di sekolah seperti ini masih ada kekerasan pada anak ”.
Menurut
pengamatan Orang tuanya, di rumah Andi
tidak menunjukkan sifat-sifat yang mengarah pada kekerasan. Ia anak ragil dari
tiga bersaudara. Kedua Orang tuanya, meskipun sibuk bekerja tetapi berusaha
untuk selalu mengamatinya. Tetapi pengamatan para Guru di sekolah, Andi
termasuk anak yang gampang melakukan kekerasan terhadap teman. Menunjukkan
gejala-gejala yang mengarah pada laku kekerasan. Sehingga sering terjadi konflik
fisik dengan teman-temannya.
Orang
tua maupun Guru, keduanya hampir benar
berdasarkan pengamatannya. Tetapi yang berbeda adalah kondisi dan situasi
antara di rumah dan di sekolah. Di lingkungan keluarga, Andi
tidak memungkinkan untuk melakukan kekerasan. Paling menunjukkan
kekesalannya. Karena Andi posisinya adalah anak paling buncit yang jauh usianya dari dua orang kakaknya. Maka Andi adalah
pihak yang dilayani, difahami, dan diatur. Sedangkan di sekolah Andi
mengekspresikan kekesalannya terhadap teman-temannya. Tentu saja Andi akan
mendapat perlawanan dari teman-temannya sehingga terjadilah adu kekuatan fisik.
Berbagai
penyebab anak melakukan kekerasan. Berbagai bentuk kekerasan bisa dilakukan
anak. Berikut adalah gejala-gejala yang mengarah terjadinya kekerasan . Dengan
mengidentifikasi gejala-gejala berikut Guru dapat melakukan usaha preventif
untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak dengan memberikan solusi yang
tepat. Gejala-gejala kekerasan yang mungkin terjadi adalah :
o
Dalam pergaulan sehari-hari anak mudah marah
o
Sering terjadi adu kekuatan fisik yang tidak sehat
o
Sering melakukan corat-coret pada tempat yang tidak seharusnya.
o
Sering berperilaku yang mengambil resiko.
o
Sering melakukan ancaman
o
Suka melakukan tindakan yang menyakiti binatang
o
Suka membawa penda-benda keras atau tajam
o
Suka membawa benda atau mainan yang dilarang sekolah
o
Sering bermasalah dengan kedisiplinan
o
Selalu merasa tidak dihargai, merasa ditolak, dan merasa disalahi
Untuk
mencegah terjadinya kekerasan tentu saja kita tidak perlu menunggu
gejala-gejala diatas timbul. Pencegahan kita lakukan melalui dua cara perlakuan
yaitu perlakuan secara umum dan perlakuan secara khusus.
Perlakuan
secara umum kita namakan mediasi teman. Intinya
kita berusaha agar terjadi aktivitas kerjasama antara anak-anak dari berbagai
kelas/tingkat. Misalnya kegiatan class
meeting pada akhir tahun bukan berbentuk pertandingan antar individu atau
kelompok yang mewakili kelas melainkan berupa kompetisi antar tim. Kompetisi
ini untuk memupuk kerja sama tim anggota timnya bukan mewakili kelas melainkan
lintas kelas.
Fokus
dari program mediasi teman adalah untuk memupuk iklim dalam tim dimana antar murid
saling mempengaruhi satu sama lain untuk lebih dapat menerima perbedaan,
menumbuhkan toleransi berteman, saling mendukung dalam rangka membangun
solidaritas. Sehingga menumbuhkan rasa empati, kemampuan sosial dan kesadaran
khusnudzan.
Perlakuan
secara umum berupa mediasi teman dapat mencegah terjadinya kekerasan sesama
anak secara umum. Artinya, ada anak-anak khusus yang cenderung melakukan
kekerasan dan tidak cukup hanya diatasi dengan mediasi teman. Maka untuk
anak-anak khusus diperlukan secara khusus. Teknis cara perlakuan khusus ini sebanyak anak
yang memerlukan perlakuan khusus karena tiap anak itu berbeda. Tetapi secara
umum, perlakuan khusus ini berupa perhatian secara pribadi secara rutin dan
terus menerus.
Kepada
anak ini setiap pagi harus mendapatkan usapan kepala dan setiap hari harus
mendapatkan pertanyaan yang menyentuh hati. Pertanyaan ini tentang ibadah
kepada Allah, tentang kasih-sayang Allah, tentang kelembutan Allah SWT, tentang
kasih sayang Orang tua, tentang kerja keras Orang tua, tentang persaudaraan
dengan teman dan sebagainya. Misalnya sambil mengusap kepala Andi dengan penuh
kasih-sayang Pak Guru menanyakan; “ Tadi pagi Ibu Andi memasakkan apa untuk
sarapan?”
Drs.
Slamet Watoyo, Kepala Sekolah MI AL Kautsar Cebongan
foto http://nyata.co.id/wp-content/uploads/2014/09/anak-nakal-2.jpg
Post a Comment