Menyambut Ramadhan dengan Bahagia


Oleh : Dwi Lestari W

Terdapat dua sikap orang dalam menyambut dan menghadapi bulan penuh keberkahan ini. Pertama, orang yang bergembira dan penuh antusias serta suka cita dalam menyambut bulan Ramadhan. Karena baginya, bulan Ramadhan adalah kesempatan yang Allah anugerahkan kepada siapa yang dikehendaki untuk menambah bekal spiritual dan bertaubat dari semua dosa dan kesalahan. Ramadhan baginya adalah bulan bonus di mana Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan. Maka segala sesuatunya dipersiapkan untuk menyambut dan mengisinya. Baik mental, ilmu, fisik, dan spiritual. Bahagia, karena di bulan terdapat janji dijauhkannya seseorang dari api neraka.

Sedangkan yang kedua adalah menyambutnya dengan sikap yang dingin. Tidak ada suka-cita dan bahagia. Baginya, Ramadhan tidak ada ubahnya dengan bulan-bulan lain. Orang seperti ini tidak bisa memanfaatkan Ramadhan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dosa dan kesalahan tidak membuatnya risau dan gelisah hingga tak ada upaya maksimal untuk menghapusnya dan menjadikan Ramadhan sebagai momen untuk kembali kepada Allah
Para sahabat dan salafus-shalih pun senantiasa menyambut bulan Ramadhan dengan bahagia dan persiapan mental dan spiritual. Banyak membaca Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan para salafus-shalih dalam menyiapkan diri mereka menyambut Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan dimana Al-Qur’an diturunkan. Bersedekah dan menunaikan semua kewajiban. Juga menunaikan semua tugas dan kewajiban sebelum datang Ramadhan. Sehingga bisa konsentrasi penuh dalam mengisi hari-hari Ramadhan tanpa terganggu oleh hal-hal lain di luar aktivitas ibadah di bulan suci ini.

Karena itu, agar Ramadhan yang tak lama lagi akan kita lalui ini bisa memberikan kemanfaatan yang optimal, diperlukan kesiapan yang memadai dari setiap pribadi, yang disiapkan dalam keluarga.

Sejak awal, kita  ajak seluruh anggota keluarga untuk bersiap menghadapi kedatangan Ramadhan. Seluruh anggota keluarga harus berada dalam suasana kegembiraan  dan syukur, menyambut kehadiran bulan suci. Jangan sampai memasuki bulan suci tanpa kesiapan hati, tanpa kekuatan niat, tanpa kehadiran perasaan, tanpa perasaan kegembiraan.

Menurut Cahyadi Takariawan, ada beberapa cara untuk menyiapkan anggota keluarga dalam menyambut Ramadhan, di antaranya:

Pertama, buatlah acara bersama seluruh anggota keluarga
Carilah waktu yang tepat beberapa hari sebelum Ramadhan untuk membuat acara bersama seluruh anggota keluarga. Suami, isteri dan anak-anak berkumpul dalam suasana yang santai dan nyaman. Pada saat berkumpul itulah, orangtua menyampaikan pesan-pesan kepada anak-anak agar mereka bersiap menyambut kedatangan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi tiba.

Kedua, buatlah target dan agenda Ramadhan bersama seluruh anggota keluarga
Salah satu tradisi yang baik dalam rumah tangga muslim adalah membuat target bacaan dan hafalan Al Qur’an selama Ramadhan. Dalam hal hafalan juga bisa ditarget, surat apa yang akan dihafal oleh masing-masing anggota keluarga selama Ramadhan. Semua target tersebut bisa ditulis dalam kertas dan ditempel di dinding rumah untuk pengingat dan penyemangat untuk mencapai target.

Ketiga, membersihkan dan memperindah rumah
Menjelang Ramadhan, buatlah suasana yang sedikit berbeda di rumah kita. Bersihkan rumah kita, lebih dari biasanya. Kalau setiap hari kita membersihkan rumah “sekedarnya”, maka menjelang Ramadhan ini kita bersihkan rumah hingga detail, semua bagian dibersihkan. Setelah bersih, bisa dibuat beberapa bagian hiasan di rumah, agar rumah sudah bernuansa Ramadhan saat memasuki bulan suci tersebut.

Keempat, menyiapkan perlengkapan Ramadhan
Menjelang Ramadhan sebaiknya sudah disiapkan berbagai perlengkapan yang menunjang kekhusukan dan kesuksesan ibadah Ramadhan. Misalnya, agar bersemangat mencapai target Ramadhan kita bisa membeli mushaf Al Qur’an baru, jika memiliki anggaran dana untuk itu. Namun jika tidak memiliki dana, cukuplah menggunakan Al Qur’an yang sudah ada. Termasuk perlengkapan yang diperlukan adalah jadwal imsakiyah, yang dengan mudah bisa di-download dari berbagai situs terpercaya.

Kelima, mengulang pelajaran ibadah Ramadhan
Salah satu sifat manusia adalah lupa. Kendati fikih Ramadhan sudah kita pelajari sejak kecil, namun penting bagi kita untuk mempelajari ulang berbagai ajaran tentang ibadah Ramadhan dan Idul Fithri. Bagus kalau kita mengajak semua anggota keluarga mempelajari lagi berbagai hal tentang fikih Ramadhan, agar pelaksanaan ibadah selama Ramadhan bisa lebih sempurna dan optimal.

Dwi Lestari W, Staf BPH LPIT Insan Mulia Bantul
foto https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-I-Rp_zDzkjZJlnzDYvYF6AayfGzQR1qDW1ZDcTIldgQzIrTmXHMvcdjoDAN3nnn7RZT8XkjrzFVYh-nJcsmhSHfAkEqMBGVNmOvkxtmsSRH6QUVS0H5nItbTyY4OpPcqvFFqxUYCnRU/s800/IMG-20130701-WA0022.jpg
Powered by Blogger.
close