Kajian Utama : Istiqomah Memperbaiki Ibadah
Oleh
: R. Bagus Priyosembodo
Ramadhan
datang. Ramadhan bukan hanya sekedar ritual ibadah puasa yang dilakukan selama
sebulan penuh. Bukan pula momentum semangat melakukan berbagai macam ibadah di
awal, namun kala menjelang Ramadhan berakhir justru melemah. Sebab Ramadhan
adalah momentum untuk memperbaiki ibadah, yang hasilnya akan terlihat sesudah
bulan mulia ini terlalui, yakni bagaimana semangat menjaga ketaatan yang sudah
terjalani. Bahkan meningkatkan.
Karena
itu, Ramadhan adalah ssat yang tepat untuk membangkitkan semangat dan berhidmat
dalam berbagai majelis ilmu. “Allah akan mengangkat derajat orang -orang
yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat.” ( QS. Al-Mujadilah : 11 ). Iman dan ilmu akan menaikkan derajat
seseorang. Menjaganya berarti menjaga kemuliaan diri. Bila seseorang menguasai
ilmu syar’i maka akan mengetahui hal-hal yang dicintai Allah dan yang dibenci
Allah. Ilmu menjadikannya mengetahui hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya
kepada Allah serta hal-hal yang dapat
menambah keimanannya.
Ramadhan mensuasanakan diri kita dekat dengan majelis
ilmu. Setiap selesai shalat Subuh dan Isya’. Kita disuguhi dengan kultum. Belum
lagi dengan kajian jelang buka puasa dan kajian-kajian lain. Dalam bulan Ramadhan,
terdengar bacaan Al Qur’an, pagi siang malam. Mereka yang awalnya sulit untuk
istiqomah membaca Al Qur’an, namun di bulan Ramadhan ini sangat bersemangat
mengejar target tilawahnya. Ada yang menarget satu hari satu juz, ada pula yang
sampai tiga juz.
Allah
menurunkan Al Qur’an sebagai rahmat dan penerang untuk hamba-Nya. Kitab Al Qur’an
yang Allah turunkan kepada kita adalah kitab yang penuh berkah agar kita
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang memiliki akal dapat mengambil
pelajaran. Banyak membaca dan memahami artinya serta mengambil petunjuknya
merupakan upaya besar untuk kebaikan yang banyak dari Allah Ta’ala ini. Barang siapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan mengetahui
besarnya kekuasaan dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan bertambah.
Jika seseorang memahami
dengan benar indahnya nama-nama Allah dan sempurnanya sifat-sifat-Nya, maka
kecintaannya kepada Allah dan pengharapannya kepada-Nya akan bertambah,
sehingga dia akan semakin khusyu’ dalam melaksanakan ibadah.
Rasulullah
adalah panduan kita untuk menjadi hamba yang senantiasa bergegas dalam
kebaikan, jauh dari kendor dan patah semangat, apalagi mengganti kesibukan
kebaikan dengan kesibukan keburukan. Dengan
menghayati kehidupan Rasulullah, kita mengetahui bagaimana semangat beliau
dalam menyampaikan risalah Allah dan menjalankan dengan sebagus bagusnya
walaupun banyaknya rintangan.
Agama
yang Rasulullah bawa ini adalah agama yang tidak merusak dan menyusahkan. Allah
Ta’ala menurunkan syariat-Nya dengan segala kesempurnaan,tidak ada cacat padanya.
Jika seorang mukmin menghayati hal ini, maka
ia akan mengetahui bahwa Allah tidaklah menurunkan
syariat-Nya untuk menyusahkan hamba-Nya. Segala bahaya dijauhkan dan begitu
datang kesulitan syariat hadirkan pemudahannya.
Salah
satu kunci meraih kemenangan dalam ketaatan di bulan Ramadhan adalah
keikhlasan. Jikalau amalan itu ikhlas murni sebagai pengabdian kepada Allah Ta’ala, maka akan memperkuat din dalam
diri kita. Jikalau bukan sebagai persembahan untuk Allah Ta’ala, maka tak akan ada jejak keshalihannya di luar Ramadhan itu.
Karena sesungguhnya setiap amal shalih yang dikerjakan oleh seorang mukmin
dengan ikhlas akan menambah keimanannya,
karena iman bertambah dengan banyaknya amal ketaatan yang dilakukan seorang
mu’min.
Marilah
kita jaga semangat dan keikhlasan itu. Ianya akan mengokohkan. Di masjid
bersama orang orang baik dalam peribadahan merupakan kenikmatan jiwa yang
terasakan dalam Ramadhan. Tidak
diragukan lagi bahwa berteman dengan orang-orang yang shalih adalah sebab
meningkatnya iman. Amat sayang jika ini berhenti dan berganti dengan tempat
kotor bersama orang tidak baik untuk bersibuk
dengan amalan jelek. Karena di dalam bergaul dengan mereka seseorang baik akan
sering mendapatkan nasehat dan peringatan yang bermanfaat.
Kita
akan mudah jaga kekekokohan apabila menjauhi pelemahnya. Apabila kita sanding
terus menerus pelemah iman maka bagaimana akan terjaga ibadah ini. Maka tidak
bisa tidak harus dilakukan, jika seseorang merindukan kebagusan ibadah dan
terjauh dari melemah, adalah menjauhi hal ikhwal pelemah ibadah. Salah
satu bahaya itu adalah teman jelek. Merupakan
tabiat manusia bahwa dia akan meniru dan mengikuti teman atau kerabat dekatnya.
“Jika engkau ingin mengetahui tentang keadaan seseorang tanyalah siapa
teman yang biasa menemaninya, karena
sesungguhnya seseorang akan selalu mengikuti temannya.”
Imam
Qatadah berkata: “Demi Allah, kami tidak pernah melihat melihat seseorang
bersama temannya kecuali mereka akan tampak kompak dan serupa.”||
R.
Bagus Priyosembodo, Kolomnis Majalah Fahma | Nguru Ngaji
Post a Comment