Ketika Narkoba Berada dalam Rumah Tangga
Oleh :
Subliyanto, S.Pd.I.
Baru-baru ini
kita di suguhkan dengan berita tentang penelantaran lima anak oleh kedua orang
tuanya. Mirisnya, bedasarkan penyelidikan kepolisian, hal itu ternyata merupakan
salah satu dampak dari pemakaian Narkoba oleh kedua orang tua anak tersebut.
Tentunya berita
ini sangat mengejutkan, pasalnya sebuah keluarga yang seharusnya menjadi pendidikan utama bagi
anak-anaknya, beralih fungsi menjadi sebuah markaz konsumsi Narkoba. Sehingga
efek dari semua itu adalah kelalaian terhadap tanggung jawab yang seharusnya dilakukan
oleh orang tua, baik bagi dirinya maupun bagi anak-anaknya.
Hal ini menjadi
pelajaran bagi kita sebagai orang tua. Anak adalah amanah yang diberikan oleh
Allah kepada kita, sehingga kita sebagai orang tua mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Salah satu
kewajiban kita sebagai orang tua adalah merawat dan mendidik anak dengan baik
dan benar. Anak merupakan generasi penerus perjuangan kita, generasi penerus
perjuangan islam, sehingga kita sebagai orang tua harus memberikan arahan dan
bimbingan serta kasih sayang kepada mereka agar menjadi generasi yang shaleh
dan shalehah.
Selain itu anak
juga merupakan investasi kita kelak. Jika kita merawatnya dan mendidiknya
dengan baik hingga anak kita menjadi anak yang shaleh dan shalehah, maka
kitapun akan menjadi orang nomor satu yang akan mendapatkan nilai
keshalehannya.
Rasulullah
shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika anak Adam meninggal, maka amalnya
terputus kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
yang shaleh yang berdo’a baginya” (HR.Muslim).
Namun
sebaliknya, jika kita sebagai orang tua lalai terhadap amanah yang diberikan
oleh Allah kepada kita yang berupa anak, hingga anak kita menjadi anak yang
tidak paham akan Islam, maka kita sebagai orang tua akan menjadi orang nomor
satu pula yang akan dimintai pertanggung jawabannya.
Kita sebagai
orang tua terkadang terlalu sibuk dengan masalah duniawi, sehingga tidak ada
waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak kita. Bahkan tak jarang ada orang tua
yang karena kesibukan pekerjaannya ia berangkat saat anaknya masih tidur dan
pulang saat anaknya juga sudah tidur, sehingga tanggung jawabnya dilimpahkan
kepada pihak ketiga, yaitu pembantu rumah tangga.
Tentunya hal itu
merupakan kebiasaan yang tidak baik dan sebisa mungkin untuk dihindari, karena
anak-anak kita butuh kasih sayang dari kita sebagai orang tua, khususnya ibu,
karena ibu adalah pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya, “al ummu
madrasatul ula”. Karenanya jangan tinggalkan anak-anak kita hanya karena
kepentingan dunia semata.
Orang tua adalah
tauladan bagi anak-anaknya, jika kita sebagai orang tua kita tidak mampu
memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya, maka yang terjadi adalah
sebuah kehancuran.
Sementara
narkoba, sebuah zat yang memabukkan, yang dengannya manusia akan kehilangan
akal sehatnya, sehingga semuanya akan terabaikan. Jika narkoba sudah masuk
dalam lingkungan rumah tangga, maka yang terjadi adalah malapetaka. Apabila
kejahatan narkoba sudah menguasai diri manusia, maka ia akan buta atas
segalanya, ia lupa akan tugas dan tanggung jawabnya, karena ia sudah kehilangan
kesdarannya.
Sebagai orang
tua, setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk
menghindari kejahatan narkoba yang semakin gencar peredarannya hingga saat ini.
Pertama, bertakwalah
kepada Allah dimanapun kita berada, karena dengan ketakwaan akan mengantarkan
kita kepada kebenaran, dan kebenaran akan mengantarkan kita kepada kebaikan,
serta kebaikan akan mengantarkan kita kepada kasih sayang. Orang yang mencintai
kebaikan akan dilindungi oleh Allah dari kejahatan.
Kedua, lindungi diri
kita dan keluarga kita agar tidak terkontaminasi oleh lingkungan yang tidak
sehat. Karena lingkungan merupakan sebuah pendidikan tidak langsung kepada kita
ketika kita berada di tengah-tengah masyarakat.
Jika lingkungan
kita baik, maka kitapun insya Allah akan ikut baik. Tapi jika lingkungan kita
buruk, maka kita harus mempunyai benteng yang kuat agar tidak tergoda oleh
keburukan-keburukan yang ada di dalamnya, bahkan kita mempunyai kewajiban untuk
memberantasnya.
Ketiga, hendaknya kita
memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu cahaya kebaikan
akan terbuka. Dengan ilmu kita akan bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Belajar tidaklah
cukup di bangku sekolah, baik jenjang dasar, menengah, maupun pendidikan
tinggi, bahkan hingga gelar guru besar. Akan tetapi belajar adalah kewajiban
manusia mulai dari buaian ibu hingga mati. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu
‘alaihi wasallam : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian ibu hingga ke liang
lahat”.
Semoga
fenomina-fenomina yang terjadi di sekitar kita dapat menjadi pelajaran bagi
kita, sehingga kita bisa mengambil ibrah darinya, dan menjadi bekal bagi kita untuk
senantiasa berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.
Kebaikan yang
kita raih hari ini adalah sebuah prestasi yang harus kita syukuri. Sementara
keburukan yang kita kerjakan hari ini menjadi sebuah evaluasi yang harus kita
istighfari. Wallahu a’alam.[]
*Penulis adalah Pendidik
di Hidayatullah Sleman Yogyakarta
Post a Comment