Anak Sehat : Batasi Garam Untuk Anak


Oleh : Arhie Lestari

Sekitar 43 persen garam yang diasup si kecil berasal dari beberapa jenis makanan yang paling sering mereka makan, di antaranya: roti, daging, camilan gurih, roti isi, keju, nugget, sup, dan sebagainya. Beberapa dari makanan di atas sebenarnya tidak berasa asin, tapi sebenarnya mengandung sodium cukup tinggi. Hal ini karena kebanyakan sodium sudah ada dalam makanan, bahkan sebelum makanan tersebut diproses.

Seperti halnya orang dewasa, konsumsi garam yang berlebihan pada anak-anak juga bisa mendatangkan masalah pada kesehatan. Salah satunya adalah tekanan darah tinggi.  Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi pembatasan konsumsi garam dari pola makan anak. Panduan yang baru pertama kali dikeluarkan ini diharapkan bisa mencegah penyakit kronik yang disebabkan pola makan yang buruk.

WHO menyebutkan konsumsi garam yang tinggi merupakan faktor di balik terjadinya tekanan darah tinggi yang akan memicu penyakit jantung dan stroke, penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia.

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, kanker, dan pernapasan kronik merupakan penyebab kematian terbesar dibanding dengan kombinasi seluruh penyakit lainnya.

Penyakit tidak menular terkait pola makan adalah kronik dan perlu waktu bertahun-tahun untuk terbentuk. Selain itu menunda kejadian penyakit tersebut akan meningkatkan kualitas hidup dan menghemat biaya.


Mengurangi asupan sodium yang dimulai sejak anak-anak akan mencegah penyakit hipertensi dan faktor risiko penyakit jantung lainnya yang baru terbentuk di usia dewasa. Di sini, peran orangtua sangat diharapkan untuk membatasi asupan garam pada anak. Caranya? Dengan membiasakan si kecil mengasup lebih banyak sayur dan buah-buahan segar, serta mengurangi penggunaan garam dalam masakan.

Admin : @emthorif

Foto : http://www.tipskeluarga.net/
Powered by Blogger.
close