Kajian Utama : Kelas yang Hidup
Oleh Mohammad Fauzil Adhim
Ada satu nama yang hampir tak bisa
ditinggalkan setiap kali berbicara tentang manajemen kelas. Dia adalah Robert
J. Marzano, ilmuwan senior di Mid-Continent Research for Education and Learning
yang bermarkas di Aurora, Colorado. Profesor yang juga Wakil Presiden dari
Pathfinder Education, Inc., sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam
bidang penelitian dan konsultansi pendidikan persekolahan ini dikenal sebagai
pembicaraan dan trainer bereputasi internasional karena berbagai penelitiannya
yang sangat serius dalam bidang ini. Lebih dari 35 tahun, Marzano melakukan
penelitian intensif tentang sekolah dan manajemen kelas.
Awalnya, Marzano menekuni studi
tentang pengelolaan sekolah dan kepemimpinan. Tetapi berbagai riset yang
dilakukan tentang kesuksesan siswa, mengantarkan dia sebagai peneliti paling
kompeten tentang manajemen kelas sekaligus seorang trainer dan konsultan yang
berhasil. Ia sukses menjadi trainer bukan hanya karena kemampuannya membawakan
materi secara memikat. Lebih penting dari itu adalah, ia mengubah banyak
ruangan kelas melalui guru-guru yang mengikuti pelatihannya.
Sampai saat ini, tidak kurang dari
25 buku serius yang telah ia tulis tentang manajemen kelas maupun pengelolaan
sekolah serta lebih dari 150 artikel dan bab dengan topik seputar keefektivan
sekolah, mengajarkan keterampilan berpikir serta tentang penyusunan, penataan
kembali, asesmen dan implementasi standar di kelas maupun sekolah.
Kali ini, saya ingin mengajak Anda
untuk menikmati sajian tulisan Marzano bertajuk Classroom Management that
Works: Research-Based Strategies for Every Teacher. Buku yang ditulis bersama
Jana S. Marzano dan Debra J. Pickering ini diterbitkan oleh ASCD (Association
for Supervision and Curriculum Development) yang berkedudukan di Virginia.
Sebuah buku yang relatif lama –terbit tahun 2003—tetapi isinya masih sangat
aktual.
Apa yang menarik dari buku ini?
Daya ubah guru. Anak yang biasa-biasa saja bisa mencapai prestasi cemerlang
jika ia masuk sekolah yang efektif dengan guru yang juga efektif. Perubahan
prestasi tersebut bisa terjadi secara sangat dramatis. Bukan hanya secara
individual, lebih dari itu lompatan prestasi terjadi secara klasikal. Tetapi
sekolah efektif tanpa guru yang efektif, prestasi siswa justru cenderung
merosot secara signifikan. Sebaliknya – sebagaimana ditunjukkan oleh Marzano—
sekalipun sekolah sangat tidak efektif, guru tetap dapat melejitkan prestasi
siswa. Ini menunjukkan bahwa yang paling menentukan keberhasilan belajar siswa
di sekolah adalah guru. Tanpa dukungan manajemen sekolah yang efektif, guru
mampu mendongkrak prestasi siswa. Sementara tanpa kehadiran guru efektif,
sekolah hebat tidak berarti apa-apa. Bahkan prestasi siswa akan cenderung
menurun.
Meskipun pengaruh guru kelas sudah
sangat jelas, tetapi dinamika yang terjadi sehingga guru bisa mengubah siswa
biasa-biasa saja menjadi luar biasa, bukan perkara sederhana. Guru efektif
menjalankan banyak fungsi. Selain mengajarkan bidang studi yang menjadi
tanggung-jawabnya, guru efektif juga seorang motivator yang memanfaatkan setiap
kesempatan untuk mendorong siswa berprestasi. Dia juga mampu menyelenggarakan
proses pembelajaran di kelas yang bersifat motivasional, yakni kegiatan
pembelajaran yang menjadikan siswa bergairah terhadap mata pelajaran tersebut
meskipun di dalamnya tidak ada kegiatan pemberian motivasi secara khusus.
Jika kita kelompokkan, ada 3 fungsi
utama yang perlu diperhatikan untuk menjadi guru efektif. Pertama, menciptakan pilihan-pilihan bijak tentang strategi instruksional
yang akan dijalankan di kelas. Kedua,
merancang kurikulum kelas untuk memfasilitasi belajar siswa. Ini meliputi
bagaimana guru melakukan presentasi di depan siswa sehingga bisa menyampaikan
pengetahuan yang sama dalam format berbeda. Cara ini dimaksudkan agar siswa
memiliki gairah belajar yang tinggi hingga di rumah. Ketiga, menggunakan secara efektif teknik-teknik manajemen kelas.
Ketiga hal ini menarik sekali untuk
kita diskusikan lebih lanjut. Lebih-lebih berkait dengan bagaimana mengembangkan
ketiga hal tersebut pada diri guru-guru, sehingga mereka mampu menerapkan di
kelas. Tetapi kesempatan kita sangat terbatas. InsyaAllah di lain waktu kita
bisa berbincang lebih panjang.
Bagian lain yang menarik dari buku
ini adalah hasil riset yang dilakukan oleh Marzano dan kawan-kawan tentang
faktor yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Riset ini
memusatkan perhatian pada hal-hal apa yang memberi pengaruh besar bagi
peningkatan prestasi siswa. Dari sekian banyak hal, ada empat aspek manajemen
kelas yang paling menonjol pengaruhnya. Pertama,
mental set. Kedua, intervensi
disiplin, yakni tindakan-tindakan kelas yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan disiplin tinggi pada diri murid, baik di kelas maupun luar kelas. Ketiga, hubungan guru-murid. Pola
hubungan high dominance merupakan antara guru dan murid merupakan bentuk yang
paling optimum dalam melejitkan prestasi. Disusul oleh pola berikutnya, yakni high cooperation. Sementara dua pola
hubungan lainnya, high submission dan
high opposition memberi akibat buruk
bagi siswa. Keempat, aturan dan
prosedur yang jelas.
Nah.
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis
Buku, Twitter @kupinang
Post a Comment