Menimbang Arti Penting Les Bagi Anak


Oleh : M. Edy Susilo

Mari bersepakat mengenai apa pengertian les. Les adalah pemberian materi tambahan tertentu kepada anak di luar sekokah. Berdasar bidangnya, les bisa dikelompokkan menjadi bidang pendalaman dan pengayaan matapelajaran, bidang seni, bidang olahraga dan bidang minat khusus lainnya. Berdasarkan tempatnya, les bisa diadakan di sekolah (di luar jam pelajaran), di lembaga pemberi les, di rumah pembimbing  atau di rumah siswa secara privat.

Para “orangtua baru”, maksudnya yang baru memiliki anak seusia TK dan tahun-tahun awal SD, seringkali kebingungan untuk mengambil keputusan, apakah harus mengikuti les atau tidak. Mengikutkan anak pada sebuah les memang perlu pertimbangan yang matang. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi bahan perenungan untuk mengikutsertakan anak dalam les.

Pertama, tentukan tujuan mengikuti les. Apa yang ingin dicapai? Apakah ingin agar anaknya selalu menjadi bintang? Ataukan memang untuk didasarkan pada kebutuhan anak? Seorang pembimbing les privat pernah bercerita bahwa banyak sekali orangtua yang ingin menjadikan anaknya sebagai “bintang sirkus” yang akan dipertontonkan kepada orang lain. Ini tentu amat menyedihkan karena anak hanya menjadi objek kepuasan orangtuanya saja.

Idealnya, keikutsertaan les didasarkan pada identifikasi kebutuhan anak. Seringkali anak mengikuti banyak les yang sebenarnya merupakan keinginan orangtua saja. Memang benar bahwa pada usia anak-anak, mereka belum bisa secara sempurna mengidentifikasi kebutuhan dirinya sendiri, orangtualah yang secara bijak dan jujur harus menggalinya.

Kedua, pemahaman potensi anak. Tiap anak dilahirkan dengan potensi dan minat yang berbeda-beda. Keputusan untuk mengikutsertakan dalam les dapat didasarkan pada potensi anak. Ada anak yang memiliki potensi di bidang olahraga, bahasa ataupun sains. Dalam hal ini, les berfungsi untuk meningkatkan potensi tersebut. Namun, dalam kasus yang lain, ada pula les yang diikuti justru karena anak belum menguasai sebuah bidang atau materi. Misalnya, seorang anak lemah dalam pelajaran matematika, kemudian orangtua mengikutsertakan dalam les matapelajaran tersebut. Les tersebut hendaknya diikuti supaya anak dapat menambah pemahamannya pada matapelajaran tersebut dan bukan agar anak menjadi juara di semua matapelajaran.

Ketiga, orangtua memiliki sumber daya pendukung seperti materi, waktu dan tenaga. Mengikutsertakan anak dalam sebuah les berarti tambahan pengeluaran bagi orangtua. Biaya untuk les bervariasi, dari yang relatif murah sampai yang mahal. Orangtua juga perlu memikirkan jarak tempat les, cukup jauh atau dekat dari rumah. Hal ini terkait dengan antar jemput yang perlu dilakukan oleh orangtua.

Keempat, hal yang tidak kalah penting adalah selalu mengevaluasi keikutsertaan anak pada les yang telah diikuti. Evaluasi yang diperlukan terkait dengan materi les dan juga kondisi anak. Les dapat diteruskan jika hasil les menunjukkan hasil yang sesuai tujuan dan anak menunjukkan bahwa anak cukup menikmati. Jika hasil les menunjukkan perkembangan baik, namun anak terlihat tidak bahagia, lelah dan tidak bersemangat, maka perlu dicari penyebabnya. Tidak perlu ragu menghentikan les jika hasil yang dicapai tidak sesuai tujuan awal.

Terkait dengan les, memang orangtua perlu memiliki visi yang jelas, bukan asal ikut-ikutan. Memang saat ini lembaga les sudah merupakan bagian dari bisnis, bahkan sebagian adalah bisnis multinasional yang dijalankan dengan sistem franchise. Sebagai sebuah lembaga bisnis, mereka menggunakan berbagai macam strategi pemasaran. Tidak jarang, pelaku usaha di bidang les menggunakan istilah-istilah yang sama dengan bisnis komoditas, misal “diskon”, “garansi”, “free trial” dan sebagainya.

Orangtua tidak perlu galau ketika anaknya tidak mengikuti les karena kesuksesan anak tidak diukur dari keikutsertaan dalam les. Tidak perlu terprovokasi dengan iklan lembaga les yang amat sangat menyederhanakan logika seperti yang pernah saya lihat “matematika + bahasa Inggris = sukses”.

Astaghfirullah...

M. Edy Susilo, Dosen Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta, Redaktur Majalah Fahma


Admin : @emthorif
Foto : http://www.lesprivatefbe.com/wp-content/uploads/2014/08/Les-Private-Matematika-Jakarta.jpg
Powered by Blogger.
close