Salam Redaksi : Bijak Menyikapi Les untuk Anak



Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh,
Alhamdulillah, atas izin Allah, Majalah Fahma edisi Oktober 2015 dapat berada di tangan pembaca semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah ke suri teladan kita, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pembaca yang dirahmati Allah,

Di era modern sekarang ini, tantangan di dunia pendidikan semakin ketat. Para orangtua pun memutar otak agar anaknya tidak terlibas dalam persaingan dunia pendidikan. Setelah anak seharian beraktivitas di sekolah, terkadang orangtua merasa masih merasa ada yang kurang dalam pendidikan anaknya. Ada di antara mereka yang merasa anaknya tertinggal dalam pelajaran tertentu sehingga perlu mengikutsertakan anaknya dalam les. Selain itu, ada juga orangtua yang terjebak di dalam tren dan obsesi pribadi untuk menjadikan anaknya terampil dalam bidang yang diinginkan orangtuanya. Misalnya melukis, menyanyi, musik dan sebagainya. Padahal boleh jadi anak tidak memiliki minat dan bakat dalam bidang tersebut. Belum lagi waktu bermain anak yang semakin berkurang akibat les.

Agar tidak terjebak dalam obsesi orangtua yang akhirnya membuat anak stress, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua dalam menyikapi kebutuhan anak untuk mengikuti kegiatan les atau kursus tambahan.

Calistung misalnya, banyak orangtua menekan dan memaksa anak untuk les calistung di usia yang belum matang. Padahal untuk usia pra sekolah, sebetulnya lebih tepat bagi orangtua untuk mengembangkan kegiatan yang lebih banyak unsur bermain dan belajar. Anak kurang dari 5 tahun, terbatas hanya pengenalan angka dan huruf, yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, yang pastinya dapat dilakukan dan distimulasi oleh orangtua di rumah.

Les diberikan jika ditemukan adanya masalah terkait dengan kesulitan belajar namun orangtua memiliki keterbatasan ilmu dan waktu untuk membantu pemahaman anak, misalnya performa belajar yang semakin menurun sehingga nilai pelajaran tidak memenuhi standar yang diinginkan untuk anak seusianya. Apabila orangtua dan guru sudah mendiskusikan masalah tersebut, memang ada baiknya orangtua memiliki kesadaran untuk bisa membantu anak, misalnya mengikuti les privat yang khusus untuk bidang studi yang kurang dikuasai anak.

Bagaimana cara terbaik untuk menyikapi les pada anak? Mari kita simak paparannya dalam kajian utama Majalah Fahma edisi kali ini. Semoga bermanfaat.||

Wassalaamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh


Redaksi
Powered by Blogger.
close