Anak Sukses Berawal dari Bangun Pagi




Oleh : Atiek Setyowati. S. Si

Suatu ketika salah satu wali siswa bertemu saya dan berkata: “Bu, maaf anak saya terlambat lagi. Bangunnya susah sekali. Bagaimana ya biar anak saya bisa bangun pagi. Terkadang kalau pagi saya harus marah-marah dulu baru anaknya bangun. Akhirnya tidak shalat Subuh juga.

Cerita di atas mungkin pernah dialami oleh sebagian orangtua. Setiap pagi disibukkan dengan banyak hal, apalagi jika ayah dan ibu juga bekerja. Si orangtua pun kadang tidak sabar dalam membangunkan anaknya. Banyak orangtua mengalami kesulitan untuk membiasakan anak-anaknya untuk bangun pagi, apalagi shalat Subuh. Orangtua selalu beranggapan bahwa anaknya masih lelah kasihan kalau dibangunkan.

Perlu diketahui, anak yang sukses itu bermula dari kebiasaannya untuk bangun pagi. Jika kita sebagai orangtua belum bisa mengajarkan anaknya bangun pagi sejak dini, maka ketika besar jangan salahkan mereka ketika bangun masih saja kesiangan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “setan senantiasa mengikatkan pada tengkuk salah seorang dari ikatan bila ia tidur 3 ikatan. Lalu ia memukul setiap ikatan (agar menjadi kuat) sambil berkata:”makam masih panjang maka tidurlah”. Bila ia terjaga kemudian ia menyebut nama Allah, maka terurailah satu ikatan, bila ia berwudhu, maka terurailah satu ikatan dan bila ia menunaikan sholat maka terurailah satu ikatan. Sehingga ia pun pada pagi itu dalam keadaan bersemangat dan berjiwa baik, bila tidak maka ia akan berjiwa buruk dan malas (Muttafaqun ‘Alaih). Rasulullah saja sudah mengajarkan kita untuk bangun pagi, kita sebagai orangtua yang ingin masa depan anaknya baikpun harus mengajarkan mereka untuk bangun pagi.

Agar anak bisa bangun pagi, maka orangtua harus bisa mengkondisikan anak untuk memulai dengan malam yang berkualitas. Sehabis sholat isya usahakan tidak ada aktivitas fisik. Gunakan untuk aktifitas yang menyenangkan seperti membaca cerita, mengajak ngobrol anak terkait sekolahnya ataupun berbagi cerita aktiivtasnya seharian tadi.

Sebelum tidur buatlah kesepakatan/peraturan dengan anak. Kesepakatan untuk bangun jam berapa, minta dibangunkan seperti apa dan bagaimana konsekuensi jika tidak dilaksanakan. Terkadang sering kita jumpai orangtua yang membangunkan anaknya dengan mengebrak-gebrak pintu kamar, dengan suara keras atau sambil marah-marah. Padahal anak masih tidur, tiba-tiba anak terbangun kaget sehingga membuat anak kecewa, rewel atau ngambek. Untuk itu awali dengan membuat kesepakatan.

Tutuplah aktivitas dengan mendengarkan tilawah dan ajarilah anak untuk berdoa sebelum tidur. Ketika sudah pagi, bangunkan anak sesuai dengan kesepakatan semalam. Bangunkan dengan cara yang ia inginkan. Jika anak tidak beranjak bangun, ingatkan dengan kepakatan semalam dan konsekuensinya.

Bangunkan anak dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut. Seperti: “Kakak sayang, ayo bangun. Sudah pagi, kita sholat Subuh dulu yuk biar Allah tambah cinta sama kakak”.

Ketika anak mau bangun pagi berilah apresiasi seperti ciuman, makanan yang ia sukai. Kita juga bisa memberikan minuman yang hangat seperti susu agar badan lebih hangat dan segar.

Jika anak sudah terjaga ajaklah untuk beribadah seperti shalat Subuh dan mengaji. Jalankan pola tersebut minimal 2 pekan agar menjadi kebiasaan anak. Karena jika sudah terbiasa lama-lama tubuh si anak akan menyesuaikan.

Tidak ada kata terlambat untuk membuat anak mencapai masa depannya. Mari kita ciptakan bangun pagi anak-anak kita dengan menyenangkan dan penuh kasih sayang.||

Atiek Setyowati. S. Si, Guru SDIT Salsabila 3 Banguntapan, Bantul
Admin @emthorif
Foto http://cdn-2.tstatic.net/manado/foto/bank/images/anak-tidur-ilustrasi_20150608_215430.jpg
Powered by Blogger.
close