Kajian Utama : “Nak, Besok Ujian, Lho!”


Oleh : Galih Setiawan

Pernahkah kita berkata pada anak, “Nak, besok ujian lho Ayo belajar, kalau nggak belajar, nanti nggak bisa!” Mungkin maksud kita baik, untuk mengingatkan anak agar mempersiapkan diri menghadapi ujian. Namun, tahukah Anda bahwa kata-kata seperti ini justru berpotensi melunturkan kepercayaan diri anak?

Kata-kata “akan gagal” dapat membuat anak tidak percaya diri sehingga membuat anak cenderung takut menghadapi ujian. Karena itu, orangtua perlu memberi kata-kata yang membangun dan mendukung, jangan menggunakan kata yang memojokkan. Anak perlu diberi kepercayaan diri yang baik, apalagi ia sebelumnya sudah belajar. Tugas orangtua adalah melegakan anak dari tekanan serta tidak baik memforsir belajar anak, terutama hari-hari menjelang ujian. Tetap berikan waktu khusus untuk bermain. Berdoa bersama pun turut membangun kemampuan rohaninya.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam membersamai anak menghadapi ujian. Pertama, kenali modalitas belajar anak. Bila anak kita termasuk tipe auditori, maka kita bisa memberikan penjelasan secara lisan disertai dengan contoh-contoh yang konkrit. Diskusikan topik-topik yang akan diujikan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Bila anak kita termasuk tipe visual, maka kita bisa membantunya membuat ringkasan dari materi yg akan diujikan disertai gambar dan pemberian warna pada “keywords” yang harus diingat oleh anak.

Kedua, mengenalkan berbagai instruksi yang harus diperhatikan anak saat mengerjakan ujian. Misalnya, menuliskan nama, tanggal dan kelas anak, bagaimana cara menjawab soal, apakah dengan dilingkari, disilang, dan sebagainya. Untuk latihannya, orangtua bisa membuat soal-soal yang sangat sederhana dan mudah dipahami anak. Karena tujuan utama kita adalah mengenalkan instruksi. Nanti, jika anak sudah memahami instruksi-instruksi tersebut, barulah kita bisa latihkan dengan menggunakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang akan diujikan.

Ketiga, mengenalkan sikap yang harus dilakukan anak saat ujian. Misalnya datang tepat waktu, mengerjakan semua soal yang diberikan, mengerjakan sendiri, tidak tergesa-gesa walau sudah banyak teman yang selesai, dan lain-lain. Katakan juga pada anak supaya tidak ragu untuk bertanya pada guru jika ada soal yang sulit dipahami.  Keempat, ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menuntut anak untuk mendapat nilai sempurna. Kelima, berlatih soal, terutama untuk pelajaran matematika. Dengan demikian diharapkan anak akan familiar dengan berbagai bentuk soal yang mungkin akan diujikan.

Keenam, untuk ujian tahfidz Al Qur’an, lakukan muraja’ah (mengulang dan menghafal ayat per ayat) setiap hari. Misalnya setiap selesai shalat maghrib menghafal 1 ayat saja. Karena itu, baiknya jauh-jauh hari kita mengetahui surat-surat apa saja yang harus dihafal oleh anak sehingga pada saat ujian sehingga anak tidak langsung dihadapkan untuk menghafal banyak ayat. Untuk target surat/ayat yang harus dihafalkan, bisa kita tanyakan langsung pada guru tahfidz atau guru kelasnya. Ketujuh, mengajarkan anak untuk berdoa sebelum belajar dan sebelum mengerjakan soal. Berikan penjelasan kepada anak bahwa dengan mengingat Allah, maka kita akan menjadi lebih tenang dan berharap agar ilmu yang kita pelajari menjadi ilmu yang bermanfaat.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah persiapan nonteknis, misalnya memastikan alat tulis anak lengkap untuk ujian. Pastikan pensil, pulpen, penghapus, alas tulis, dan penyerut pensil siap di kotak pensilnya. Jangan lupa pula dengan kartu ujian anak.

Pastikan pula anak tidak melewatkan jadwal sarapannya setiap pagi. Berikan makanan yang sehat dan bergizi agar anak tetap fit. Hindari menu makanan yang pedas sebab dikhawatirkan dapat membuat anak sakit perut sehingga mengganggu konsentrasi anak saat ujian. Berikan sedikit nasi, namun perbanyak sayuran, buah-buahan, ikan atau daging, telur serta segelas susu.

Pastikan anak memiliki waktu istirahat yang cukup karena akan membantu anak untuk berkonsentrasi saat mengerjakan ujian. Kurang tidur juga dapat berpengaruh pada kesehatannya mengakibatkan anak tidak maksimal dalam belajar dan saat mengerjakan soal ujian. Karena itu, hindari anak tidur terlalu larut.

*) Galih Setiawan, Redaktur Majalah Fahma


Admin @emthorif
Foto Anak TK Tawakal, Plemburan Sleman
Powered by Blogger.
close