Kisah Cerdas : Sedekah Sembunyi-sembunyi


Oleh : Dra. Asnurul Hidayati,

Allah Ta’ala memberikan karunia kekayaan yang melimpah kepada cicit Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, yang bernama Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Perdagangannya selalu untung. Tanah pertaniannya subur. Hartanya semakin bertambah banyak. Akan tetapi Ali bin Husain tidak bersenang-senang dengan kekayaannya itu. Sikapnya tidak berubah. Kekayaannya digunakan untuk kebaikan menuju akhirat.

Amal shalih yang  disukai cicit Rasulullah yang dijuluki kaumnya dengan “Zainul Abidin” (hiasan para ahli ibadah) itu di antaranya adalah bersedekah secara sembunyi-sembunyi. Di saat malam mulai gelap, beliau memikul karung tepung di punggungnya. Beliau keluar menembus kegelapan malam ketika orang-orang tidur nyenyak.

Ali bin Husain berkeliling ke rumah para fakir miskin yang tak suka menadahkan tangannya. Ia letakkan sekarung tepung di depan rumah orang miskin. Esoknya saat penghuni rumah membuka pintu rumahnya, mereka mendapati  sekarung tepung yang diperuntukkan kepada mereka. Tanpa mengetahui siapa orang yang telah memberikan dan mengantarkan bantuan itu. Tidak heran jika banyak orang miskin Madinah yang hidup tanpa mengetahui dari mana datangnya rezeki untuk mereka itu.

Setelah waktu berlalu,  Ali bin Husain pun wafat. Pada saat  dimandikan, terlihat ada bekas hitam di punggungnya. Maka bertanyalah mereka yang memandikan itu, “Bekas apa ini?” Di antara yang hadir ada yang menjawab, “Itu adalah bekas karung-karung tepung yang selalu dipikulnya ke seratus rumah di Madinah ini.”  Semenjak itu para fakir miskin Madinah tidak lagi menerima rezeki seperti biasanya. Terputus sudah bantuan bagi fakir miskin itu. Akhirnya mereka pun menyadari  siapakah  gerangan manusia dermawan itu.

Ayah Bunda dan pendidik yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, Masya Allah, ada hikmah penting dari kisah tersebut.  Penduduk Madinah masa  itu  telah mengetahui kebaikan Ali bin Husain. Dengan wafatnya Ali dan diketahuinya amal shalih berupa sedekah sembunyinya itu, maka semakin terpujilah kedudukan Ali bin Husain. Masya Allah, Ali beramal secara sembunyi agar tidak dipuji orang. Tetapi setelah wafatnya, orang pun memujinya karena Ali menyembunyikan amalnya demi menjaga ikhlasnya.   Begitulah orang yang ikhlas dalam beramal. Wujud amalnya untuk kebaikan orang lain sedangkan dia hanya mengharap dapat ridho Allah dan balasan kebaikan  di akhirat. Pembaca yang budiman, semoga anak-anak kita mampu memurnikan niat dalam beribadah dan beramal untuk Allah semata,  mengharap ridho-Nya serta pahala di akhirat. Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah dalam mendidik dan mengasuh anak  agar menjadi generasi yang ikhlas dalam beribadah dan beramal shalih. Aamiin.
 
Referensi : Mereka adalah para Tabi’in. DR. Abdurrahman Ra’fat Basya

Dra. Asnurul Hidayati, Guru  di Bantul

Admin @emthorif
Powered by Blogger.
close