Penangangan dan Pencegahan Kekurangan Vitamin A
Oleh : Arhie
Lestari
Kelompok umur yang
terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6-11
bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang
lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah
kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI
sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang
cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah garis merah
pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia)
dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang tinggal di daerah dengan
sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A
dan imunisasi di Posyandu maupun Puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan
makanan sumber vitamin A.
Untuk mencegah
terjadinya kekurangan vitamin A di Posyandu atau Puskesmas pada setiap bulan
Februari dan Agustus seluruh bayi usia 6-11 bulan, harus mendapat 1 kapsul
vitamin A biru dan seluruh anak balita usia 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A warna merah. Sedangkan untuk ibu nifas sampai 30 hari setelah melahirkan
mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah
Fortifikasi
(penambahan zat gizi) vitamin A pada pangan merupakan solusi untuk mengatasi
kekurangan vitamin A. Dengan fortifikasi, kandungan vitamin A suatu makanan
bisa lebih tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan seseorang.
Vitamin A
banyak terdapat pada pepaya, labu, wortel, daun singkong, ubi jalar merah,
daging ayam, hati, telur, minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan
margarin yang telah diperkaya dengan vitamin A. Provitamin A dapat diperoleh
dari sayur-sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau
merah serta minyak kelapa.
Pemberian minyak
kelapa sawit +/- 4 cc sehari pada anak-anak balita; terlihat bahwa frequensi deficiency vitamin A menurun
dan serum vitamin A meningkat dengan nyata. Vitamin A tahan terhadap
panas cahaya dan alkali tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Pada
cara memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu tinggi untuk
menggoreng dapat merusak vitamin A, begitu juga oksidasi yang terjadi pada
minyak yang tengik. Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran
vitamin E dan antioksidan lain.
Arhie Lestari, Pemerhati
dunia anak
Admin @emthorif
Foto http://www.germanypro.com/wp-content/uploads/2013/06/fruits-veg-vitamin-A.jpg
Post a Comment