Agar Liburan Bernilai Ibadah dan Manfaat
Oleh : Bagus Priyosembodo & Galih Setiawan
Muslim
libur sekolah sudah hampir tiba. Setelah selama satu semester, anak disibukkan
dengan kegiatan belajar di sekolah, kini saatnya kita mengambil waktu jeda
untuk mengistirahatkan otak dan membuatnya segar kembali, merehatkan fisik
untuk menjadikannya bugar kembali, menghidupkan rohani untuk senantiasa hidup
selalu.
Islam
agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga
berlibur. Menyuruh untuk beribadah juga rahah atau refreshing. Menggapai sukses di dunia juga sukses di akhirat.
Berlibur
pada dasarnya adalah mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang
bertujuan rehat, atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari
rutinitas keseharian. Meski demikian, ada rambu-rambu sehingga liburan yang
kita lakukan tetap bernilai ibadah dan bermanfaat.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hendaknya (wajib) bagi
kalian bekerja atau beramal yang tidak memberatkan. Demi Allah, sesungguhnya
Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian sendiri merasa bosan.”(HR.
Muslim)
Abu
Dawud dalam kumpulan Marasilnya mengatakan, “Rehatkan jiwa kalian sesaat kemudian sesaat lagi.”
Imam
An-Nawawi mengatakan, “Rehatkan jiwa
kalian dari rutinitas ibadah, dengan melakukan hal yang dibolehkan, yang tidak
ada dosa tapi juga tidak berpahala.” Abu Darda’ ra. menyatakan: “Sungguh, saya me-refresh jiwa saya dengan
melakukan sebagian senda-gurau atau permainan yang dibolehkan, agar saya
kembali giat dalam melaksanakan kebaikan.” Sedangkan Ali bin Abi Thalib ra.
berkata: “Rehatkan hati kalian, karena
hati juga merasa bosan sebagaimana jiwa kalian merasa capek dan bosan.”
Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa sallam pun bercanda
bersama para sahabat dalam suatu kesempatan untuk menghibur dan rehat diri.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata: “Para sahabat bertanya; Wahai Rasulullah, engkau bercanda dengan kami?
Beliau menjawab: “Sesungguhnya saya tidak berkata kecuali kebenaran.” (HR.
At-Tirmidzi, dia berkata: Hadits ini hasan sahih)
Islam
sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup; antara serius dan rehat, antara
bekerja dan berlibur, antara beribadah dan rahah. Namun kedua kondisi
yang berbeda ini bisa bernilai ibadah dan bermanfaat, tergantung niat dan
bentuk kegiatannya.
Karena itu, agar
liburan bernilai manfaat dan ibadah, maka dalam mengisi liburan, hendaknya
ditentukan topiknya atau targetnya. Misalnya liburan ini anak bisa lancar
membaca Al-Qur’an, maka anak diikutkan pesantren kilat Tahsin Al-Qur’an. Atau
jika targetnya anak hafal 1 juz, anak diikutkan pesantren kilat Tahfizh Al
Qur’an.
Untuk masalah
sosial, anak bisa diajak untuk melakukan “cuci lemari pakaian”, memilih
baju-baju yang sudah tidak digunakan lagi. Setelah selesai, anak bisa diajak berkunjung
ke panti asuhan dan memberikan baju-baju layak pakai yang telah dipilih. Untuk
topik emosional bisa dilakukan dengan cara lomba melukis dan menempel gambar
wajah. Anak diminta menggambarkan wajah dengan emosi baik dan emosi tidak baik.
Anak juga bisa diminta untuk membuat daftar perbuatan baik atau buruk yang
diketahuinya. Yang lebih menarik, anak juga bisa diajak untuk bermain peran.
Misalnya anak dibawa dalam sebuah situasi tertentu lalu anak diminta untuk
mengekspresikan perasaannya terhadap situasi tersebut.
Liburan juga bisa
dipakai untuk mengajarkan anak mencintai binatang dan melakukan kegiatan
sosial. Kegiatan outbound juga bisa dilakukan di rumah, tidak harus di
tempat yang jauh dan membutuhkan biaya. Semua benda yang ada di rumah bisa
dimanfaatkan sebagai sarana outbound. Misalnya panci, sendok, kardus
bekas, tali jemuran, kursi makan, seprai, papan, dan sebagainya. Yang penting
alat-alat itu harus aman, tidak mudah pecah sehingga tidak berbahaya bagi anak.
Sebelum memulai bentuklah panitia kecil keluarga lalu rancanglah permainan
secara bersama-sama, dari cara bermain hingga peraturan. Buatlah juga yel-yel
untuk menyemangati setiap peserta.
Contoh lain adalah
menjalankan hobi olahraga, berenang, memanah, berkuda, rihlah, dan sebagainya.
Tentu akan lebih bermakna jika acara itu didesain menyenangkan dan mendidik.
Bahkan akan lebih berkesan jika dibarengi dengan adanya pembagian door prize
atau hadiah. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu
‘alahi wa sallam, “Saling berbagi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling
mencintai.” (HR. Imam Bukhari).
Bagus Priyosembodo & Galih Setiawan, Redaktur
Majalah Fahma
Admin @emthorif
Foto Murid TK Tawakal Plemburan
Post a Comment