Menangani Tingkah Laku Buruk Anak




Oleh : Nur Muthmainnah

Dalam mendidik anak, orangtua seringkali menemui kesulitan untuk mengendalikan kebiasaan atau perilaku buruk anak yang tidak disukai. Menghadapi hal tersebut, seringkali orangtua menyikapi dengan amarah bahkan ada yang sampai menggunakan kekerasan fisik, namun nyatanya tidak menimbulkan efek jera pada anak.

Kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa ketika marah-marah, membentak, mengomeli anak, mereka sebenarnya justru sedang memberikan suatu bentuk perhatian kepada anak. Apabila orangtua mempunyai kebiasaan untuk memuji saat anak melakukan perilaku yang baik, maka bentuk perhatian negatif yang diberikan lewat amarah, omelan, atau bentakan itu sebenarnya tidak membuat anak tertarik. Akan tetapi, sayangnya, kesalahan ini banyak dilakukan orangtua, di mana orangtua membiarkan anak yang melakukan perilaku baik, tetapi segera menegur dan memarahi anak yang perilakunya buruk. Akibatnya, anak mencari perhatian orangtua dengan cara berperilaku buruk.

Cara yang paling sederhana untuk membuat anak mengurangi perilaku buruknya adalah dengan tidak memberikan perhatian dalam bentuk apapun saat anak melakukan perilaku buruk tersebut. Dengan kata lain, abaikan. Dengan cara ini, orangtua seolah-olah menyampaikan pesan kepada anak, “Kamu tidak akan mendapat imbalan apa-apa dengan melakukan perilaku seperti itu. Bunda tidak akan memberikan perhatian yang kamu inginkan”.

Saat anak melakukan perilaku yang buruk, palingkan wajah atau tubuh Anda, sementara itu, diam-diam Anda menunggu sampai anak mengganti perilakunya dengan perilaku yang baik atau yang Anda harapkan. Begitu anak memunculkan perilaku baik tersebut, berikan pujian kepadanya. Beberapa bentuk pengabaian yang bisa Anda pilih, antara lain: menoleh ke arah lain, atau memutuskan kontak mata dengan anak, mengubah topik pembicaraan (menghindari topik yang berkaitan dengan anak), tidak mengganti pembicaraan yang sedang Anda lakukan (bila saat itu Anda memang sedang berbicara tentang hal lain) atau kembali pada aktivitas/kesibukan yang sedang Anda lakukan.

Meski demikian, ada hal yang harus tetap diperhatikan. Ekspresi wajah Anda harus tetap tenang dan netral. Jangan tunjukkan kemarahan atau frustasi yang sedang Anda rasakan. Bersikaplah tenang, seolah-olah anak mengatakan kepada Anda bahwa Anda tidak akan terpancing olehnya. Siap siagalah untuk memuji, begitu Anda menangkap perubahan perilaku anak dari yang jelek menjadi baik.

Kunci keberhasilan metode mengabaikan adalah  penggunaannya secara konsisten bersama-sama dengan metode memuji. Tanpa disertai dengan memuji perilakunya yang baik, metode ini tidak akan menghasilkan efek seperti yang diharapkan orangtua.

Pertama kali orangtua menggunakan metode mengabaikan, anak biasanya akan heran. Ia berpikir mengapa tidak seperti biasanya, mengapa Anda tidak melotot, tidak membentak, tidak mendesah. Rasa heran ini akan membuat anak tergoda untuk menguji kebenaran dari kenyataan baru yang sedang dihadapinya, sehingga anak melakukan perilaku buruk itu lebih hebat lagi. Seolah-olah anak berkata, “Mengapa tidak seperti biasanya? Biasanya ayah marah melihatku melakukan ini. Oh,…mungkin karena tidak melihat/mendengar aku tadi. Kalau begitu, aku akan mencoba melakukan lagi”.

Dalam situasi seperti ini, orangtua memang harus berjuang keras menahan diri untuk tetap mengabaikan. Jika Anda bertahan, berarti langkah Anda sudah semakin dekat pada tujuan, sebaliknya jika Anda menyerah di sini, berarti Anda semakin  menjauh dari tujuan yang ingin Anda capai.

Metode mengabaikan memang tidak langsung menghasilkan perubahan, akan tetapi apabila Anda menggunakannya secara konsisten, dalam arti Anda selalu tidak memberikan perhatian saat anak menunjukkan perilaku buruknya tersebut, Anda akan mendapati bahwa perilaku anak yang buruk yang Anda abaikan tersebut menjadi berkurang, hingga akhirnya hilang.

Nur Muthmainnah, Pemerhati dunia anak.
Admin @emthorif
Powered by Blogger.
close