Kisah Cerdas : Banjir yang Membuktikan
Oleh : Asnurul Hidayati
Arwa binti Uwais menuduh bahwa Said bin Zaid telah merampas
tanahnya dan menggabungkannya dengan tanahnya.
Arwa menyebarkan perkara itu di kalangan kaum muslimin dan membicarakannya.
Merasa belum cukup dengan menebar berita
tentang permasalahan tanahnya, kemudian dia mengadukannya kepada Marwan bin
al-Hakam gubernur Madinah Munawwarah.
Mendengar aduan wanita itu, maka Marwan, sang gubernur mengutus
beberapa orang kepada Said untuk membicarakan masalahnya. Rupanya perkara ini
bagi Said terasa sulit dan berat. Said berkata, “Mereka menuduhku
menzhaliminya? Bagaimana aku menzhaliminya?
Sedangkan aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda, “Barangsiapa menzhalimi sejengkal tanah niscaya ia akan
memikulnya di hari kiamat dengan tujuh lapisnya. Ya Allah, wanita itu telah
menuduhku menzhaliminya. Jika dia dusta maka butakanlah penglihatannya dan
lemparkanlah dia ke dalam sumurnya di mana dia telah memperkarakanku karenanya.
Tampakkanlah sebuah cahaya dari hakku yang menjelaskan kepada kaum muslimin
bahwa aku tidak menzhaliminya .”
Tidak lama setelah itu, Lembah al-Aqiq diterjang air yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Banjir ini menggerus tanah sehingga menampakkan batas
yang diperselisihkan oleh Said dan wanita tersebut. Dengan peristiwa banjir itu akhirnya kaum
muslimin mengetahui bahwa Said di pihak yang benar.
Satu bulan setelah itu wanita tersebut menjadi buta. Saat sedang
berjalan-jalan di tanah miliknya, dia terjatuh ke dalam sumur. Abdullah bin
Umar berkata,”Ketika kami masih kecil, kami mendengar seseorang berkata kepada
yang lain, “Semoga Allah membutakanmu sebagaimana Dia membutakan Arwa.”
Hal itu tidak mengherankan karena Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kepada doa orang
yang teraniaya, karena antara doa itu dengan Allah tidak ada penghalang.”
Bagaimana jika orang yang teraniaya adalah Said bin Zaid, satu dari
sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga?
Masya Allah.
Allah Maha Mengetahui semua kebenaran. Dan Allah Maha Kuasa untuk menunjukkan
kebenaran itu kepada para hamba-Nya. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang
sholih dan sholihah. Dengan kesholihan itu
pula semoga anak-anak kita takut kepada Allah dari berbuat zhalim.
Sungguh perbuatan baik dan perbuatan buruk itu pasti ada balasannya. Dan kita
juga yang akan merasakan akibat perbuatan kita. Maka kita mendidik anak kita
untuk paham dan bisa memilih melaakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan zhalim. Laa haula walaaquwwata illabillah.||
Referensi : Mereka adalah para Shahabat. Kisah-kisah Manusia
Pilihan dari Generasi Terbaik Umat Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam. DR. Abdurrahman Ra’fat
Basya
Admin @emthorif
Foto http://static.republika.co.id/uploads/images/kanal_slide/ilustrasi-_110612103816-937.jpg
Post a Comment