Apa yang Berbeda dari Guru Hebat
Oleh : Atiek Setyowati, S.Si
Apakah anda berprofesi sebagai seorang guru? Kalau ya. Selamat!
Anda sedang menjalani sebuah profesi yang penuh tantangan. Bahkan, seluruh umat
manusia di dunia ini menganggap guru adalah profesi yang mulia. Guru itu membagikan ilmu kepada para siswanya
tanpa kenal lelah. Kualitas pendidikan bangsa ini pun banyak ditentukan oleh
kualitas para gurunya.
Pentingnya peranan seorang guru dalam mendidik para siswanya
bepengaruh besar dalam kemajuan bangsa. Guru yang professional dan berkualitas
pastinya akan selalu terus belajar dan bekerja dengan baik serta memiliki
kemauan yang tinggi untuk bergerak maju. Seorang guru itu tidak hanya sekedar
mengajar dan mendidik saja akan tetapi dapat mencintai dan dicintai
murid-muridnya, sehingga kebaikan dan ilmu apapun yang ia sampaikan dapat
menghunjam kuat ke dalam sanubari murid-muridnya.
Dalam sebuah seminar “Gurunya Manusia” Pak Munif mengatakan ada 3
jenis guru: pertama, “Guru Robot” yaitu guru yang bekerja persis seperti robot.
Mereka hanya masuk, mengajar lalu pulang. Mereka yang peduli kepada beban
materi yang harus disampaikan kepada siswa. Mereka tidak mempunyai kepedulian
terhadap kesulitan siswa dalam menerima materi. Apalagi kepedulian terhadap
masalah sesama guru dan sekolah. Mereka peduli dan mirip seperti robot yang
selalu menjalankan perintah berdasarkan apa saja yang sudah diprogramkan di
sekolahnya. Guru jenis ini banyak sekali menggunakan ungkapan seperti ini:
“wah…..itu bukan masalahku….itu masalah kamu. Jadi selesaikan sendiri saja..”
atau “maaf aku tidak dapat membantu sebab ini bukan tugas saya..”
Kedua, “Guru Materialistis”, yaitu guru yang selalu melakukan
hitung-hitungan mirip dengan aktivitas bisnis jual beli atau yang lainnya.
Parahnya yang dijadikan patokan adalah hak yang mereka terima. Barulah kewajiban
mereka akan dilaksanakan tergantung dari hak yang mereka terima. Guru jenis ini
pada awalnya merasa professional, namun akhirnya akan terjebak dalam
kesombongan dalam bekerja. Sehingga tidak terlihat benefitasnya dalam bekerja.
Ungkapan-ungkapan yang sering kita dengar dari guru jenis ini antara lain :
“Cuma digaji sekian saja kok mengharapkan saya total dalam mengajar, jangan
harap ya” atau “percuma saja mau kreatif, orang penghasilan yang diberikan
kepada saya hanya cukup untuk transport” dan lain-lain.
Ketiga, “Gurunya Manusia”yaitu guru yang mempunyai keikhlasan dalam
hal mengajar dan belajar. Guru yang mempunyai keyakinan bahwa target
pekerjaannya adalah membuat para siswanya berhasil memahami materi yang
diajarkan. Guru yang ikhlas untuk intropeksi apabila ada siswanya yang tidak bisa
memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar, sebab
mereka sadar profesi guru adalah makhluk yang tidak boleh berhenti untuk
belajar. Guru yang berkeinginan kuat dan serius ketika mengikuti pelatihan dan
mengembangkannya.
Gurunya manusia juga manusia yang membutuhkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bedanya dengan guru materialistis, gurunya manusia
menempatkan penghasilan sebagai akibat yang akan di dapat dengan menjalankan
kewajibannya yaitu keikhlasan mengajar dan belajar. Kita ketahui sudah banyak
contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba di kasih oleh Allah SWT dari
pintu yang tidak terduga atau dari akibat guru tersebut terus menurus belajar
untuk para siswanya. Allah maha melihat dan mengetahui apa yang diinginkan oleh
hamba-hambaNya.
Guru hebat adalah gurunya manusia yaitu guru yang tanpa henti
belajar untuk menginsipirasi para siswa agar berhasil di kemudian hari.
Bukankah sementara kita berusaha mengajari anak-anak kita pelajaran tentang
hidup, mereka pun mengajari kita apa kehidupan itu.
Mari sejenak tundukkan wajah, ambil nafas lalu lakukan intropeksi.
Anda termasuk guru jenis yang mana ?
*) Atiek Setyowati, S.Si, Guru Kelas SDIT Salsabila 3
Banguntapan, Bantul, DIY
Post a Comment