Kisah Cerdas : Ketegasan Hakim Syuraih
Oleh
: Dra Asnurul
Hidayati
Syuraih
sang hakim yang adil telah sangat dikenal ketegasannya di masyarakat. Satu
bukti akan ketegasan Syuraih nampak di saat putranya berkata, “Wahai ayah, aku
sedang memiliki masalah dengan suatu kaum. Aku harap ayah mempertimbangkannya. Jika kebenaran ada di pihakku, maka
putuskanlah di pengadilan. Tetapi jika kebenaran ada di pihak mereka, maka
usahakanlah jalan damai.” Lalu dia menceritakan semua masalahnya. Syuraih
berkata, “Ajukanlah masalahmu ke pengadilan!”
Kemudian
putra Syuraih mendatangi orang yang berselisih dengannya dan mengajak mereka
untuk memperkarakan masalah antara mereka ke pengadilan dan merekapun setuju.
Begitu menghadap Syuraih, ternyata kemenangan tidak berada di pihak putranya.
Sesampainya
Syuraih dan putranya di rumah, putranya berkata, “Wahai ayah, keputusanmu telah
membuatku malu. Demi Allah, kalau saja sebelumnya aku tidak bermusyawarah
denganmu, tentulah aku tidak menyalahkanmu.”
Syuraih
berkata, “Wahai putraku, Demi Allah aku mencintaimu lebih dari dunia dan
seisinya. Tetapi, bagiku Allah lebih agung dari itu semua dan dari dirimu. Aku
khawatir jika aku beritahukan terlebih dahulu bahwa kebenaran berada di pihak
mereka, maka engkau akan mencari jalan damai dan itu merugikan sebagian hak
mereka. Oleh sebab itu, aku putuskan perkara itu seperti yang kau dengar tadi.”
Akhirnya putra Syuraih menerima hasil keputusan hakim, ayahnya sendiri dengan
rasa berat dan malu.
Suatu
ketika, satu putra Syuraih telah memberikan jaminan kepada seseorang dan jaminannya
diterima. Tapi ternyata orang yang dijamin tersebut melarikan diri dari
pengadilan. Tanpa pandang bulu Syuraih memenjarakan putranya, karena dialah
yang menjadi jaminannya. Lalu Syuraih pun menjenguk dan membawakan makanan
untuk putranya ke penjara setiap harinya.
Terkadang
keraguan Syuraih muncul ketika mendengar kesaksian sebagian saksi, tapi dia
tidak bisa menolak kesaksian mereka karena memenuhi semua syarat pengadilan.
Bila menghadapi hal yang demikian, maka sebelum orang-orang itu bersaksi Syuraih
berkata kepada mereka, “Dengarkanlah, semoga Allah memberi hidayah kepada
kalian. Pada hakikatnya yang menghukum orang ini adalah kalian, sesungguhnya
aku takut jika kalian masuk neraka karena bersaksi palsu, sedangkan kalian
tentunya lebih layak untuk takut. Sekarang masih ada waktu untuk berpikir
kembali sebelum kalian memberikan kesaksian.”
Ketika
mereka tetap dalam pendiriannya, maka Syuraih menoleh kepada si tertuduh dan
berkata, “Ketahuilah saudara, bahwa aku menghukum anda atas dasar kesaksian
mereka. Andai saja kulihat engkau ini zhalim sekalipun, aku tidak akan
menghukum atas dasar tuduhan, melainkan atas dasar kesaksian. Keputusanku
tidaklah menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah atasmu.”
Begitulah
seorang hakim yang adil dan tegas dalam memutuskan. Sangat berhati-hati untuk
menegakkan keadilan dan tidak memihak keluarganya yang salah. Dia takut kepada
Allah, dan hanya mengharap ridho Allah
serta balasan kebaikan di akhirat.
Pembaca yang budiman, semoga kita dan anak-anak kita pun bisa mengambil hikmah
dari kisah tersebut. Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah dalam
mendidik dan mengasuh anak agar menjadi
generasi yang ikhlas, adil dan teguh pendirian dalam meyakini dan menjalankan kebenaran.
Aamiin.||
Referensi
: Mereka adalah para Tabi’in. DR. Abdurrahman Ra’fat Basya
*) Dra Asnurul Hidayati, Guru di Bantul
Admin @emthorif
Post a Comment