Permainan Kreatif
Oleh
: Adi Sulistama
Ingat
masa kecil kita dulu? Membuat kincir angin dari tangkai daun yang mirip
jari-jari, membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, cincin dari biji salak,
dan sebagainya. Semua proses pembuatan mainan ini begitu menantang dan
menyenangkan. Dan biasanya aneka permainan di atas dibuat bersama teman-teman
dan dimainkan bersama.
Sayangnya,
saat ini zaman seakan telah menggerus keindahan masa kecil kita tersebut.
Anak-anak kini lebih familiar dengan gadget. Aneka games bisa diperoleh dari
iphone, Ipad, dan sebagainya. Tapi jangan berkecil hati. Bukan berarti
kenyataan ini membuat kita tak bisa mengajak anak-anak kita menikmati indahnya
masa kecil kita dulu. Kita bisa mengajak anak lebih kreatif dengan berbagai
permainan kreatif. Intinya, orangtua harus pintar memberikan stimulasi melalui
mainan yang dapat mendidik. Tak harus mahal, mainan dari kayu, kertas serta
benda-benda di sekitar kita bisa membuat anak jadi lebih kreatif.
Satu
hal yang paling berperan penting dalam mengajak anak lebih kreatif adalah
dengan mengembangkan daya imajinasi anak. Caranya? Dengan merangsang
(stimulasi) otaknya sejak dini. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, mulai
dari membacakan dongeng, membacakan murottal Al Qur’an, memperdengarkan kisah
para nabi, hingga memberikan berbagai mainan yang mengasah kemampuan otaknya.
Media
untuk stimulasi juga bisa dibuat sendiri, misalnya dengan kertas koran bekas
yang nantinya dapat dibentuk menjadi sesuatu yang baru oleh anak, atau melipat-lipat
kertas origami menjadi berbagai bentuk.
Anak yang kreatif tidak tercipta begitu saja. Mereka perlu didukung oleh lingkungan yang kaya stimulasi,
terutama dari kedua orangtuanya. Orangtua harus memiliki referensi berbagai
macam permainan atau sesuatu yang dapat dieksplor, digali dan dikembangkan.
Sebelum memberikan suatu permainan untuk anak, ada
baiknya kita harus menyesuaikan jenis permainan dengan
usia dan kemampuan anak. Perhatikan pemilihan alat dan bahan bermain, sesuaikan
dengan usia anak. Misalnya saja untuk anak usia dua tahun, hindari benda yang
terlalu kecil karena berisiko masuk ke mulut dan membuatnya tersedak. Anak
balita belum suka dengan mainan yang rumit, lebih baik berikan mainan yang
sederhana dan mudah diingat.
Permainan kreatif untuk balita
seyogyanya yang membuat anak gembira, merangsang kemampuan motorik halus,
motorik kasar, kemampuan emosional, kemampuan bersosialisasi, berbicara, dan
daya berpikir. Orangtua bisa mengemasnya menjadi games yang
menyenangkan. Misalnya tebak benda dalam mangkuk. Alat yang digunakan cukup
sederhana; bola kain berwarna warni dan tiga mangkuk plastik berwarna sama.
Letakkan bola kain di atas meja, lalu telungkupkan mangkuk untuk
menyembunyikannya. Letakkan dua mangkuk lain di dekat mangkuk yang berisi bola.
Pindah posisikan ketiga mangkuk di atas, lalu minta si kecil menebak di manakah
mangkuk yang berisi bola.
Contoh permainan sederhana adalah
permainan menyusun balok-balok kayu dan lego menjadi sebuah bangunan, jembatan,
rumah dan lain sebagainya dapat merangsang motorik halus anak, melatih
konsentrasi sekaligus melatih anak untuk memecahkan masalah.
Pilih balok-balok kayu dengan warna-warna
menyolok. Temani anak dalam bermain dan bantu ia menyusun legonya menjadi satu
benda. Sambil bermain dengan si kecil, orangtua juga dapat mengenalkan
nama-nama warna kepada anak dan meminta anak untuk mengelompokkan satu warna
tertentu.
Masih banyak permainan yang lain,
seperti menggambar, mewarnai, melipat kertas, lomba mengenakan sepatu dan
mengikatkan temalinya, bermain petak umpet dengan selimut, dan sebagainya.
Kuncinya adalah kreativitas orangtua dalam mengemas permainan untuk menumbuhkan
daya kreatif anak.
*) Adi
Sulistama, Pemerhati dunia anak
Admin
@emthorif
Post a Comment