Renungan : Rasa Malu


oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Setidaknya ada dua macam rasa malu yang seharusnya ada pada diri kita. Pertama rasa malu insani yang normalnya setiap manusia memiliki. Makin berbudaya suatu bangsa, makin kuat rasa malu melekat pada diri orang-orangnya dari berbuat yang tidak baik dan tercela. Sebaliknya, makin terpuruk budaya suatu bangsa, makin keropos rasa malunya. Tak segan lagi orang melakukan keburukan yang hina secara terbuka. Kerapkali runtuhnya suatu peradaban dimulai dari rusaknya rasa malu yang menyebabkan tiadanya perintang bagi manusia untuk melakukan keburukan-keburukan yang hina. Runtuhnya tata krama sosial suatu bangsa juga dapat bermula dari tergerusnya rasa malu. Pelahan tapi pasti, kendali diri manusia dari melakukan hal-hal tercela akan runtuh.

Ada pula rasa malu yang tumbuh karena iman dalam dirinya. Ia malu memperbuat apa-apa yang dilarang oleh agama ini, meskipun menurut tata nilai budaya yang berlaku saat itu dianggap wajar, normal dan baik-baik saja. Ukuran rasa malu yang hidup pada dirinya telah berubah, dari takaran malu menurut tatanan sosial menjadi rasa malu menurut takaran agama yang ia imani. Ini sangat berkebalikan dengan orang-orang yang menyebarkan keburukan di tengah masyarakat. Ia tidak malu, bahkan ketika budaya masyarakat menganggapnya hina. Jika ia terus menyuarakan keburukan itu tanpa ada yang mencegahnya, maka takaran malu masyarakat pun akan tergerus.

*) Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku
Admin @emthorif
Powered by Blogger.
close