Kolom Prof. In : Dekatkan Dirimu Pada Allah
Oleh : Prof. Dr. Ir. Indarto, D.E.A.
Suatu hari, sambil menunggu
dimulainya rapat penyiapan peraturan pendidikan pasca-sarjana, kami saling menceritakan pengalaman
terkait dengan persoalan-persoalan mahasiswa pasca-sarjana yang menjadi bimbingan
tesis atau disertasinya.
Pada umumnya, persoalan yang dihadapi
oleh mahasiswa pasca-sarjana memang lebih banyak dibanding mahasiswa tingkat sarjana, karena
mereka biasanya sudah menikah dan kebanyakan mereka hidup terpisah dengan keluarganya.
Sehingga selain persoalan kuliah dan penelitian, mereka juga menghadapi persoalan
keluarga, termasuk keuangan. Memang, bagi mereka yang membawa keluarganya ke Yogya,
mereka bisa hidup relatif lebih tenang, namun muncul persoalan tempat tinggal
dan sekolah bagi putra-putrinya.
Masalah keuangan menjadi sedikit berkurang
kalau mereka bisa mendapatkan beasiswa. Kecuali mereka yang jatah beasiswanya sudah
habis, tetapi belum bisa menyelesaikan studinya, meskipun sudah mendapatkan
perpanjangan beasiswa. Sebetulnya bagi mereka yang kesulitan keuangan dapat
mengajukan cuti kuliah dulu, untuk mencari dana. Karena sesuatu hal, ada juga
yang tidak cuti, namun juga tidak her-registrasi. Kuliah dan penelitianpun juga
tidak. Sehingga ketika dia akan registrasi kembali, dia harus membayar uang
kuliah beberapa semester selama dia tidak aktif, yang jumlahnya tidak sedikit.
Hal ini jugalah yang diceritakan
oleh salah satu teman dosen. Beliau mempunyai bimbingan mahasiswa calon doktor
yang karena sesuatu hal, dia tidak registrasi dan juga tidak cuti dalam waktu beberapa
semester. Ketika dia akan aktif kembali, dia harus membayar uang kuliah puluhan
juta rupiah. Karena dia merasa tidak akan mampu mendapatkan uang sebanyak itu, lalu
dia menghadap dosen pembimbingnya. Katanya “Pak, karena saya sudah tidak
mempunyai apa-apa lagi, maka saya akan berhenti kuliah”.
Dosennya kaget, “Lho...berarti saudara
sudah tidak percaya pada Allah?” sahut dosen pembimbingnya. Mahasiswa itu
terdiam. Akhirnya dia minta waktu satu bulan untuk berupaya lagi. Agar
mahasiswa tersebut lebih sungguh-sungguh, maka sang dosen minta supaya janjinya
ditulis di atas kertas bermeterai.
Namun baru menginjak hari ketiga,
mahasiswanya sudah menghadap lagi. Sang dosen kaget, jangan-jangan dia sudah
putus asa dan betul-betul akan mengundurkan diri. Namun pikiran pesimis tadi
dibuang jauh-jauh karena dia melihat optimisme
di wajah mahasiswanya.
Katanya “Pak, saya sudah
mendapatkan dana”. Mendengar kalimat itu, justru sekarang dosennya yang bingung,
minta waktu sebulan, baru tiga
hari sudah kembali. Dengan penasaran, dia minta kepada mahasiswanya untuk
menceritakan, bagaimana dalam waktu singkat bisa mendapatkan dana sebanyak itu.
Lalu si calon doktor bercerita bahwa waktu itu sepulang dari menghadap dosen,
malamnya dia tidak tidur. Dia berdoa sepanjang malam, menangis, mengadukan dan
menyerahkan semua persoalannya kepada Allah
Ta’ala, sampai dia merasa dekat dengan-Nya.
Keesokan harinya terasa hatinya
sangat lapang, beban yang semula menghimpit seakan hilang semua. Menjelang
siang, hand-phonenya berdering, diangkat,
dari seberang sana terdengar suara “Bagaimana kabarmu? Bagaimana studinya?” Dia hampir tidak mengenal suara
itu. Ternyata yang menelpon itu pamannya yang tinggal jauh di seberang pulau yang
sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Lalu mahasiswa itu bercerita banyak hal,
termasuk janjinya yang tertulis dengan tinta hitam di atas kertas putih
bermeterai. Setelah mengobrol ke sana-ke mari, sebelum menutup telpon,
pamannya berpesan “Tolong, setelah ini nanti saya di- SMS nomor rekeningmu!” Mendengar kalimat itu, tanpa
terasa air matanya menetes. Subhanallah, sang
dosenpun juga ikut merinding mendengarnya.
Memang kita sering melupakan janji
Allah Ta’ala yang tertulis dalam surat Al-Baqarah : 186, yang artinya,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhkan Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia (benar-benar) berdoa
kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Prof. Dr. Ir. Indarto, D.E.A. | Guru Besar
Fakultas Teknik Mesin UGM Yogyakarta, Pimpinan Umum Majalah Fahma
Admin @emthorif
foto http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2014/06/29/258220_ilustrasi-muslim-berdoa_663_382.jpg
Post a Comment