Antara Keinginan dan Kebutuhan



Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh

Mengelola harta tidak melulu tugas orangtua. Belajar bertanggungjawab terhadap harta dan keuangan juga harus kita kenalkan pada anak-anak. Pengaruh lingkungan, gaya hidup dan iklan-iklan televisi yang hilir mudik tentu menerbitkan banyak godaan pada anak-anak untuk memiliki apa yang mereka lihat, mereka dengar. Padahal dalam Islam, harta adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Pendidikan tentang pembelanjaan harta ini kadang kala menjadi hal yang dikesampingkan dibandingkan hal–hal yang lain. Padahal memberi edukasi tentang pembelanjaan harta, termasuk di antaranya manajemen keuangan sejak dini.

Agar anak memiliki pemahaman yang tepat tentang keuangan dan mengelola harta, maka orangtua harus mengenalkan konsep uang dengan benar. Hal ini penting sebab akan menjadi awal untuk mengenalkan kecerdasan finansial kepada anak. Anak-anak mulai bisa dan tahu kegunaan uang sebagai alat tukar sekitar usia 2-3 tahun. Orangtua memiliki peran untuk mengenalkan konsep yang tepat tentang alat tukar itu secara bertahap. Misalnya, anak-anak harus mulai diajarkan bahwa untuk mendapatkan sebuah barang, kita dapat membelinya namun harus sesuai dengan uang yang kita miliki. 

Sejak dini, kita juga harus menanamkan pada anak agar mereka paham serta dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kadang anak-anak menginginkan sesuatu atau membelanjakan uangnya karena tren dan model. Kebutuhan bersifat sangat penting yang jika tidak ditunda. Sedangkan keinginan adalah apa-apa yang masih bisa ditunda dan kita bisa menabung untuk mendapatkannya. Latihan mengenali keduanya akan mengajarkan pada anak bagaimana prioritas dan menahan hawa nafsu

Nah, jika anak-anak memiliki keinginan, latih mereka menabung. Menabung bagi anak-anak tentunya tidak bisa kita samakan dengan kita orang dewasa yang sudah paham investasi. Menabung pada anak-anak bisa dilatih dengan bertahap dan bisa diambil untuk sesuatu yang mereka inginkan atau mereka butuhkan tadi.

Poin terakhir yang perlu kita garis bawahi, lagi-lagi adalah soal keteladanan orangtua. Anak-anak yang terbiasa melihat orangtuanya cermat dan konsisten dengan keuangan juga akan belajar menghargai uang dan penggunaannya. Tidak ada salahnya anak-anak mulai tahu anggaran rumah tangga, berapa yang digunakan untuk kebutuhannya dan sekolahnya. Tentu saja ini bukan berarti anak-anak kita menjadi kecil hati dan kita harus menyampaikannya dengan bijak. Libatkan anak untuk hidup penuh syukur, hemat dan tidak bergaya hidup boros.

Pembahasan lebih lanjut, insya Allah akan tersaji di Kajian Utama edisi Mei 2016 ini. Selamat menyimak.

Wassalaamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh


Redaksi
Powered by Blogger.
close