Anak Pemalu, Bagaimana Solusinya?
Oleh : Suhartono
Sekitar 15 persen anak termasuk
pemalu dan lambat beradaptasi dengan suasana baru. Hal itu sebetulnya sudah
bisa dilihat sejak mereka masih bayi. Di usia sekitar tujuh hingga sembilan bulan,
bayi biasanya tersenyum kepada orang baru yang menggodanya. Tetapi, anak yang
pemalu justru akan rewel, atau menangis dan menyembunyikan wajah di pelukan orangtuanya.
Anak yang memiliki karakter seperti
itu biasanya juga lebih peka dan sensitif. Sedikit perubahan saja terhadap
rutinitas sudah bisa membuat ia merasa tidak nyaman, rewel, atau takut.
Sifat pemalu akan terjadi bila anak
hidup dengan latar belakang hubungan sosial yang kurang baik dengan masyarakat.
Misalnya keluarga yang jarang sosialisasi, Sehingga saat anak dikenalkan pada
publik, mereka akan cenderung lebih banyak diam dan ingin terus bersama
orangtua
Faktor
lain yang memicu anak menjadi pemalu bisa jadi dipicu karena ia tak punya teman
sebaya sebagai teman bermainnya. Sehingga ia menjadi jarang melakukan interaksi
dengan orang lain dan ketika ia bertemu dengan orang baru di lingkungan baru. Mereka
tidak tahu bagaimana cara berinteraksi atau memperkenalkan dirinya dengan orang
lain karena tak pernah diajak keluar main, pergi ke taman atau tidak
bersekolah. Anak yang tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak
seusianya karena ruang geraknya terbatas dengan keluarga di rumah akan membuat
anak memiliki anggapan bahwa orang lain selain keluarganya adalah sebuah
ancaman. Dan hal inilah yang membuatnya menarik diri dari keramaian dan tempat
umum.
Lalu
bagaimana solusinya? Terapkan pola asuh yang baik pada anak sejak ia
masih bayi, dengan cara memberikan kesempatan untuknya untuk melakukan
eksplorasi terhadap segala hal yang ia inginkan. Yang tentunya ada dalam
pengawasan anda apabila si kecil melakukan aktivitas, eksplorasi atau hal
lainnya yang beresiko membahayakan untuknya. Biarkan bayi anda tumbuh dan
berkembang membangun citra dirinya.
Saat
Anda mengenali sikap dan mengetahui bahwa anak memiliki sikap pemalu, jangan
sesekali memberikannya predikat dengan menyebutnya sebagai pemalu. Memberikan
predikat pemalu pada anak bukanlah tindakan yang tepat, karena anak tak pernah
berpikir bahwa dirinya itu pemalu. Bila ia sering dikatai sebagai pemalu, bukan
tidak mungkin ia menjadi sadar dan lebih malu yang akhirnya berujung pada
psikologis anak yang memilih menarik diri dari lingkungannya. Ada baiknya saat
anak kurang percaya diri berkembang dilingkungannya, berikan ia dorongan dan
kepercayaan bahwa ia bisa melakukannya. Dengan begini anak akan lebih
termotivasi untuk lebih berani.
Saat
melakukan kunjungan seperti kunjungan ke pengajian, arisan atau pernikahan. Ada
baiknya, jika anda mulai membawa serta si kecil. Dengan mengajak si kecil
berkunjung ke tempat-tempat baru dan bertemu dengan orang-orang baru akan
membuatnya terbiasa dengan lingkungan dan orang-orang baru. Sehingga si kecil
menjadi lebih berani dan percaya diri.
Untuk
mengasah jiwa sosialisasinya, tak ada salahnya memasukkan anak ke PAUD atau TK.
Selain mampu mengasah kecerdasan social anak, memasukannya ke TK atau PAUD
mampu menumbuhkan kepercaya dirian anak yang lebih tinggi. Karena dengan
bersekolah anak akan menjumpai serta mengenal berbagai karakter orang dan mencoba
menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar rumahnya. Dengan begini anak akan
bermain sambil mengasah kemampuan diri dalam bersosialisasi dengan teman
seusianya.
Dukungan
serta dorongan orangtua adalah hal paling penting untuk menumbuhkan rasa
percaya diri anak. Saat anak belum berhasil melakukan sesuatu, jangan pernah
mengucilkan atau menganggapnya lemah, hal ini hanya akan membuat anak tertekan
dan semakin tidak percaya diri. Untuk itu, tetap berikan motivasi dan
kepercayaan anda bahwa anak bisa melewati dan melakukannya.
Sifat
pemalu atau minder yang dimiliki oleh seorang anak dapat membuat bakat dan
potensi yang dimilikinya tidak ditunjukan dan digali secara keseluruhan. Orang
lain juga tidak bisa melihat kemampuan anak secara penuh, jika anak tersebut
menarik dirinya dari pergaulan dan kesempatan sukses yang mungkin bisa
terlewatkan begitu saja. Namun dengan mengetahui beberapa tips mengatasi anak
yang pemalu, anda bisa menerapkannya pada anak sehingga ia bisa lebih berani
dan percaya diri menunjukan potensi yang dimilikinya.
Penulis: Suhartono, Pemerhati
dunia anak
Foto: google
Post a Comment