Asyiknya Jadi Ayah




Oleh : Galih Setiawan

Mengasuh anak dan membesarkan mereka memang tidaklah mudah. Dalam sebuah rumah tangga tidak hanya peran seorang ibu namun peran ayah bagi perkembangan anak sangat dibutuhkan karena keluarga adalah sekolah pertama untuk anak-anak. Seperti halnya sebuah sekolah, maka akan peran seorang guru yang mampu membimbing anak-anak kepada arah yang benar, dan peran tersebut tidak lain adalah orang tua. Tanpa meragukan peran penting seorang ibu dalam pendidikan anak dengan kasih sayang dan perhatiannya dinilai yang paling besar di dalam sebuah keluarga, namun di sisi lain kita tidak dapat melupakan peran seorang ayah yang seringkali tanpa disadari juga sangat banyak memberikan peranan besar terhadap perkembangan anaknya.

Sangat asyik rasanya menjadi ayah, sosok yang membuat keluarga kokoh dan penuh berkah. Asyiknya jadi ayah, berperan sebagai seorang imam agar keluarga kokoh penuh berkah. Dalam shalat jamaah, jika imam mengatakan "lurus dan rapatkan shaf!" maka makmum harus ikuti. Tidak ada shalat berjamaah tanpa ada imam, sehingga fungsi imam sangat penting dalam berjamaah. Pemimpin adalah imam, imam adalah pemimpin.

Asyiknya jadi ayah. Keluarga adalah jamaah terkecil dalam bernegara, peran imam dalam keluarga juga sangat penting. Amal jama'i atau amal secara bersama-sama, memberi kita peluang beban kebaikan dipikul bersama. Kesuksesan membangun kota atau negara dimulai dari kesuksesan membangun keluarga. Karena itu peran ayah sangat penting.

Peran ibu dalam keluarga menjadi sangat vital dan sukses jika taat kepada imam keluarga yaitu suami. Dalam keluarga ada amal jama'i, amal secara bersama-sama, membagi beban dakwah, seorang ayah harus mampu mengaturnya. Suami, istri, anak-anak, semua memberi kontribusi yang sama, menjalin semangat meraih cita-cita untuk agama, bangsa dan negara.

Sungguh sangat asyik menjadi ayah. Akan tetapi ayah yang melupakan atau tidak peduli keluarga, biasanya keluarga akan goyah, berjalan tanpa arah. Maka tak ada salahnya sesekali mengambil keputusan keluarga lewat jalan musyawarah, semua komit mengikuti imam keluarga.

Asyiknya jadi ayah. Main bola saja perlu ada kapten, semua pemain ikut pemimpin agar tim mencapai tujuan bersama yaitu cetak gol dan menang. Keluarga, komunitas atau apapun kumpulan orang, perlu ada pemimpin untuk mengatur. Asyiknya jadi ayah, imam dalam keluarga, yang mengatur komitmen-komitmen bekerja dan menjalankan kebaikan.

Asyiknya jadi ayah, sebab ayah bukan hanya berfungsi mencari nafkah, tapi lebih dari itu, ia harus menjadi imam dalam kehidupan keluarganya. Saya dan semua laki-laki, kita adalah imam pada diri kita, pada keluarga kita, mungkin juga pada negara kita.
ayah dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan diri, sehingga anak tersebut lebih bebas untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan mencoba segala hal baru dengan lebih mandiri. Anak akan merasa terlindungi dari bahaya, sehingga menjadi lebih pemberani dalam melakukan segala hal. Peran ayah bagi perkembangan anak sangat dibutuhkan karena Ayah merupakan sosok sebagai pemberi semangat terbaik yang pernah ada.

Asyiknya jadi ayah. Peran seorang ayah bagi perkembangan anak yang tidak kalah penting adalah sebagai seorang penanam disiplin yang menyenangkan. Bagaimana bisa menyenangkan? Hal ini dikarenakan seorang ayah mempunyai kestabilan emosi yang lebih baik dibandingkan seorang ibu. Hal ini disebabkan potensi gangguan emosi pada seorang ayah jauh lebih sedikit, salah satu contohnya seperti tidak adanya fase pre-menstruation syndrome (PMS) pada pria.

Terlepas sesibuk apapun kita sebagai seorang orangtua terutama seorang ayah, seorang anak selalu membutuhkan sosok ayah di sampingnya. Bahkan ketika lelah mendera, cukup ada di sana, di samping mereka dan tersenyum terhadap setiap lontaran pandangan yang anak-anak kita berikan, itu pun sudah lebih dari cukup untuk menemani mereka.

Penulis: Galih Setiawan, Ayah 2 anak, Sekretaris Redaksi Majalah Fahma
Foto: google

Powered by Blogger.
close