Jauhkan Ponsel Saat Bersama Anak
Oleh:
Budi Haryadi
Belum
lama ini, ramai diperbincangkan berita tentang dua orang anak yang meninggal
tercebur kolam renang. Berita itu ramai diperbincangkan karena alih-alih
memerhatikan mereka berenang, orangtua
salah satu anak tersebut- yang seharusnya mengawasi - malah sibuk dengan
ponselnya. Kenyataan ini memberi pelajaran pada kita sebagai orangtua, pendidik
ataupun pengasuh anak agar memahami rambu-rambu tidak tertulis yang harus
diperhatikan saat mengasuh anak, dalam hal ini adalah pemakaian ponsel saat
bersama anak.
Menurut
Danah Boyd, pendiri Data & Society Research Institute, AS, orangtua yang
menggunakan perangkat mobile saat menemani anak makan maupun beraktivitas,
meningkatkan risiko anak menjadi rewel maupun berulah membahayakan. Jadi, jika
anak mulai berulah, segera tutup aplikasi atau percakapan yang tengah
dilakukan, dan kembali pusatkan perhatian kepada anak.
Dari
penelitian Sherry Turkle, profesor sains, teknologi dan masyarakat,
Massachusetts Institute of Technology, AS, didapatkan fakta bahwa anak-anak
kerap merasa sakit hati, jika orangtua lebih sibuk dengan ponsel pintar,
khususnya pada momen bersama, seperti saat berolahraga, menjemput sekolah,
makan, dan menemani kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Sayang, kebanyakan anak
tak mau menceritakan kekecewaan mereka langsung kepada orang tua. Ujung-ujungnya,
hal itu dapat merusak hubungan emosional, juga bonding, orangtua dengan anak.
Pada
penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics dan ditulis Jenny Radesky, dokter
anak dari Boston Medical Center, AS, 40 dari 55 orangtua yang mengasuh anak
pada restoran fast food di Boston, mengeluarkan ponsel mereka saat anak-anak
mulai makan. Dan, 16 dari 40 orangtua itu terpaku ke layar perangkat hingga
anak-anak selesai makan. Sementara Nilli Lavie, peneliti Institute of Cognitive
Neuroscience, University College London, Inggris, menyebutkan bahwa saat orangtua
sibuk ke layar gadget sembari mengasuh anak, ada dua perintah melalui retina ke
korteks visual di otak yang saling tumpang tindih. Jika informasi dari ponsel
lebih penting, maka informasi itu bisa menguasai korteks visual dan mengabaikan
informasi lain. Akibatnya, orangtua tak menyadari saat anak terjatuh atau
celaka.
Sementara
itu, studi yang dilakukan para ahli di Universitas Edinburgh menemukan bahwa
anak-anak yang tumbuh dan berkembang bersama orang tua dimana orang tuanya
lebih sering fokus pada smartphone dan gadget akan membuat anak kurang
diperhatikan. Tidak jarang, anak-anak yang kurang perhatian ini akan mengalami
masalah pada bahasa juga interaksi sosial terhadap orang-orang di sekitarnya.
Berikut
kami sajikan beberapa tips agar kita bisa mengalihkan perhatian dari ponsel
saat sedang bersama anak.
Tips
menjauhkan ponsel saat sedang bersama anak
o Saat bermain
bersama anak, usahakan agar meletakkan smartphone dan cobalah untuk fokus pada
anak saja. Ketika anak mendapatkan perhatian yang baik, dipercaya hal ini akan
membuat anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang lebih cerdas, lebih
percaya diri dan mengesankan.
o Buatlah jam atau
jadwal khusus kapan kita boleh menggunakan ponsel, misalnya saat anak sudah tidur,
ketika anak sekolah atau bermain bersama teman dan sebagainya. Tetapkan juga
durasi waktu kita bersama ponsel agar agenda lain tidak terbengkalai.
o Saat bermain
bersama anak, kita terkadang tergoda oleh bunyi notifikasi ponsel. Karena itu,
ada baiknya matikan notifikasi agar tidak mengalihkan fokus kita bersama anak.
o Tanamkan dalam
diri kita bahwa kebersamaan kita dengan anak jauh lebih berharga ketimbang akun
media sosial kita. Jangan terlalu mementingkan akun sosial media ketika sedang
bersama dengan keluarga anda. Selalu utamakan keluarga agar mereka merasa bahwa
orangtua sangat sayang terhadap mereka, sehigga merika nyaman dengan anda dan
menjadikan anda sebagai rujukan dalam masalah yang kereka hadapi
Penulis:
Budi Haryadi, Pemerhati dunia anak
Foto:
google
Post a Comment