Karena Kita Butuh Orang Lain

Blog Subhanalloh
Oleh: Imam Nawawi
Sahabat, pernahkah kita duduk termenung, memperhatikan betapa luasnya sisi kehidupan yang di setiap sisi memerlukan waktu panjang untuk memahami secara sempurna. Padahal, umur kita sangatlah terbatas.
Subhanalloh, tak patut memang yang namanya sosok manusia berlaku takabbur. Andai pun dia telah menguasai Al-Qur’an, sains dan peradaban, ia masih tidak tahu tentang apa itu pertanian, kelautan dan mungkin masih banyak sisi yang dia pasti membutuhka keahlian orang lain.
Sebuah anekdot menarik untuk kita cermati.
Suatu ketika seorang profesor datang ke sebuah pulau untuk penelitian. Untuk sampai ke lokasi risetnya, ia harus menyeberangi laut.
Ia pun menggunakan jasa kapal yang dikemudikan seorang anak muda. Profesor itu pun bertanya untuk memecah kesunyian di antara mereka berdua.
“Anak muda, apakah kamu mengerti matematika,” tanya profesor. “Tidak,” jawab sang anak muda spontan.
“30% masa depanmu suram,” tegas sang profesor.
“Apakah kamu mengerti manajemen,” lanjut profesor bertanya. “Tidak,” demikian dijawabnya kembali.
“30% masa depanmu suram,” tegas sang profesor.
Masih belum puas, sang profesor kembali bertanya, “Apakah kamu mengerti keuangan?” Anak muda itu pun menjawab dengan ucapan yang sama, “Tidak.”
“30% masa depanmu suram. Jadi, prospek masa depanmu tinggal 10%,” jelas sang profesor.
Tiba-tiba awan gelap bergelayut di langit dimana profesor itu naik kapal bersama sang anak muda. Lama-lama tidak saja awan gelap yang datang. Gelombang laut pun meninggi, hingga kapal terombang-ambing.
Dalam situasi seperti itu, dengan segera anak muda itu bertanya dengan suara sangat kencang, kepada sang profesor. “Profesor bisa berenang?”
Profesor menjawab, “Tidak.”
“100 persen profesor mampus.”
Sahabat, andai pun kuasa di tangan kita, kita tetap butuh manusia lain. Jadi, benar kita tidak punya sedikit celah pun untuk bisa membanggakan diri.
Andai pun keahlian yang kita miliki termasuk langka dan hanya kita satu-satunya di muka bumi, maka itu semakin menunjukkan bahwa kita butuh banyak hal lain. Dan, karena itu sama sekali tidak pantas untuk sombong. Apalagi, kalau diri kita tidak punya keahlian, kok mau sombong.
Bayangkan…
Sahabat, pernah merasa kehabisan waktu, dimana banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan namun semua seolah tak kunjung tuntas, sementara tugas lain menunggu?
Bayangkan kalau kita harus mempelajari setiap sisi kehidupan ini. Mulai dari tata boga sampai pada tata negara. Dari pertanian sampai perbintangan. Sungguh tidak mungkin rasanya kita sanggup untuk menjalani.
Allah Maha Bijaksana, manusia diciptakan untuk beribadah, bukan memahami segala jenis ilmu yang umur kita tak akan pernah cukup untuk mencapainya.
Artinya simpel, segala sesuatu yang dikejar manusia, dimiliki dalam hal benda atau pun keahlian mesti hanya untuk beribadah, bukan berperilaku pongah.
Oleh karena itu, mari sesekali merenungkan diri, betapa luasnya ilmu Allah, ada profesor ahli ini, ahli itu, dan ada orang pintar ini, pintar itu. Semua itu adalah makhluk Allah. Yang kalau kita mau jadi ahl di semua bidang, sangatlah tidak mungkin.
Dengan demikian, daripada umur habis untuk kesia-siaan, fokus pada ibadah adalah kecerdasan dan kebijaksanaan hakiki. Semoga Allah limpahi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis: Imam Nawawi >>>> twitter @abuilmia www.abuilmia.wordpress.com
Powered by Blogger.
close