Gangguan Kecemasan Pada Anak
Oleh: M. Abdurrahman
Anak-anak mungkin menderita
gangguan kecemasan, bahkan jika mereka tidak tahu arti kata itu. Gangguan
kecemasan mungkin mulai pada waktu yang berbeda dalam kehidupan seorang anak. Kadang-kadang
memasuki TK
bisa sangat traumatis bagi seorang anak, tapi ini tidak selalu menunjukkan
gangguan kecemasan.
Beberapa anak menderita penyakit yang
sama dari beberapa orang dewasa ketika melibatkan gangguan panik. Anak-anak
bisa menderita OCD atau gangguan obsesif kompulsif, yang merupakan bentuk dari
kecemasan. Gangguan kecemasan atau gangguan panik dapat didiagnosis bagi
anak-anak yang menderita sedikitnya dua gejala serangan panik yang tak terduga.
Anak-anak dengan gangguan panik
dapat menampilkan berbagai jenis fobia atau ketakutan seperti ketakutan
terus-menerus yang tidak rasional di beberapa tempat tertentu, keadaan tertentu
dan bahkan benda-benda tertentu. Anak-anak tidak mengerti bahwa ketakutan
mereka ini mungkin irrasional.
Meskipun, ketakutan seperti
terhadap hewan, gelap dan atau badai mungkin akan berlalu seiring saat anak
mulai tumbuh dewasa. Namun, jika seorang anak menderita ketakutan terus-menerus
yang mengganggu kehidupan mereka selama sedikitnya enam bulan, maka disini anak
mulai menderita fobia.
Ketika seorang anak menampilkan
gejala seperti mudah marah
atau sangat defensif, menangis berlebihan atau menjadi terlalu lengket, adalah
bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter anak secara reguler untuk
mempertimbangkan kemungkinan apakah anak menderita gangguan kecemasan. Pelajari
pemicu timbulnya gejala gangguan kecemasan tersebut, dan kemudian menyadari
bahwa tidak ada perlu ditakutkan. Ini penting dalam aspek penyembuhan dan
rehabilitasi terhadap gangguan ini.
Tips
Mengatasi Kecemasan Pada Anak
Menjadi
Pendengar Yang Baik
Kadang
seorang anak menjadi cemas dikarenakan ada hal-hal yang tidak bisa dihadapi
atau diatasi sendiri. Sebagai orang tua, kita harus memahami apa yang dirasakan
oleh buat hati kita. Tidak sulit untuk menerka kapan anak-anak mengalami
kecemasan. Biasanya nafas mereka tidak beraturan dan banyak bergerak. Cobalah
untuk menanyakan apa alasan mereka merasa cemas dengan menanyai mereka. Hal
yang terpenting pada saat kita menanyai mereka adalah bersikap tenang. Jangan
sampai kecemasan yang dialami oleh buat hati kita menular pada diri kita.
Berikan
sentuhan
Berikan
sentuhan kepada buah hati di kepala atau di bahu, agar anak bisa merasa lebih
tenang, terutama pada saat kita ingin menanyakan hal yang menyebabkan kecemasan
mereka.
Hindari
Bentakan
Selain
tetap bersikap tenang, hindarilah kata-kata yang bernada tinggi atau
membentak. Hal ini sangat perlu agar buah hati kita bisa merasa lebih
tenang. Bila hati anak tenang, biasanya meraka akan bisa lebih terbuka dalam
menceritakan sebab-sebab
kecemasan mereka.
Membantu
Anak Mengatasi Masalahnya
Membantu
mengatasi anak bukan berarti kita harus membantu secara total masalah yang
dihadapi oleh sang buah hati. Namun berjalanlah bersama anak dalam
menyelesaikan masalah yang dia hadapi. Yang terpenting di sini adalah jangan
sampai anak merasa sendiri dalam menghadapi masalah yang sedang dia alami.
Namun yang tidak kalah penting lagi, jangan sampai kita
terlalu melindungi, karena bisa membuat anak
menjadi kurang mandiri dan
manja.
Menjelaskan
Arti Rasa Cemas
Untuk
anak yang belum dewasa, perasaan cemas bisa menjadi sesuatu hal yang
menakutkan. Bisa jadi buah hati kita tidak tahu arti rasa cemas dan mengapa
bisa terjadi pada buah hati kita. Kita perlu menjelaskan arti kecemasan dan
beri pengerti bahwa rasa cemas bisa terjadi pada setiap orang. Kita juga perlu
memberikan solusi untuk menghadapi rasa cemas tersebut,
misalnya dengan mengatur nafas, berpikir positif, dan melawan rasa takut.
Memberikan
hiburan
Seorang
anak akan lebih mudah mengalami rasa cemas, namun bila kita bisa membantu dalam
mengatasi kecemasan tersebut, maka anak pun akan lebih cepat kembali normal.
Agar anak bisa melupakan masalah yang membuatnya cemas, kita bisa memberikan
hiburan dengan mengajak liburan, bermain bersama,
jalan-jalan atau dengan melakukan aktivitas lain yang disukai oleh sang buah hati. Akan lebih baik bila kita
mengajak anak ke tempat terbuka, misalnya di taman atau pantai, agar anak bisa
dengan bebas bermain, berteriak, dan menghirup udara segar.
Penulis: M. Abdurrahman, Pemerhati
dunia anak
Foto: google
Post a Comment