Jangan Melampaui Batas!




Oleh: R. Bagus Priyosembodo

Hal yang melampaui batas akan merusak dan merugikan. Hal bermanfaat pun akan berubah berbahaya manakala dipergunakan dengan melampaui batas. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas.

Begitu juga internet. Berbahaya jika penggunaan secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang kecanduan internet terlihat dari banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online atau bermain internet tanpa peduli bahkan lupa dengan aktivitas lainnya bahkan kehidupan sekitar mereka.

Ada beragam jenis kecanduan atau penggunaan internet yang melampaui batas ini. Kecanduan konten seksual baik berupa gambar, video, maupun tulisan. yakni seseorang senang dan sering melihat hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit. Ada juga kecanduan hubungan di dunia maya yakni seseorang yang senang mencari teman secara online. Ia menjadi kecanduan untuk mengikuti layanan chatroom.  Sebagian penderita ada mengalami ketagihan berhubungan dengan jaringan maya untuk melakukan perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.

Ada berbagai sebab yang menjadikan seseorang melampaui batas dalam penggunaan internet. Salah satunya adalah karena menuruti syahwat dalam mencari kesenangan.  Baik yang berhubungan dengan birahi maupun kesenangan yang lain. Kecanduan internet ini juga banyak dialami oleh anak yang mempunyai intelektualitas yang tinggi namun kurang mendapat perhatian dari orangtua serta merasa gagal dalam kehidupan nyata.

Di banyak negara, anak-anak yang kecanduan internet mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Karena asyik bermain internet, mereka akan lupa belajar. Bahkan kesehatan merekapun akan terganggu karena mereka akan lupa makan, lupa tidur bahkan lupa mandi. Perilaku yang seperti ini mengakibatkan mereka lupa dengan dunia luar karena mereka asyik dengan dunia mereka sendiri.

Mari kita lihat sejenak ke Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan telah menangani anak-anak muda yang terkena sindrom internet dengan membangun 140 jaringan lebih konseling untuk mereka yang kecanduan internet dan lebih dari 100 rumah sakit untuk memberikan pengobatan kepada mereka yang terkena sindrom ini. Ada juga “camp bebas internet” yang berlokasi di hutan sebelah selatan kota Seoul.

Berbagai gejala kecanduan kita dapati pada anak-anak yang melampaui batas ini. Kurangnya tidur dan kelelahan, mendapat nilai yang buruk dalam studi, cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial, kurang bisa bersosialisasi, bahkan berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya. Mereka mempunyai keasyikan dengan internet dengan tujuan tertentu yang orang lain tidak boleh tahu. Biasanya anak akan merahasiakan saat ditanya orangtua, “Lagi ngapain sih di internet?” Mereka juga berusaha amat kuat untuk bertahan berlama-lama online. Mereka akan marah jika waktu online-nya dibatasi. Lalu mulai memakai uang jajan atau uang untuk kebutuhan penting lain, bahkan mencuri, demi bisa online atau membeli gadget baru. Mereka gagal mengontrol perilaku, termasuk perilaku agresif.

Ada berbagai cara yang perlu  dilakukan untuk mengatasinya. Awal yang baik untuk mengatasi gangguan ini adalah mengakui bahwa dirinya termasuk penderita gangguan kecanduan internet. Lazimnya orang sulit mengakui. Hal ini tentu saja mempersulit tahap lanjutan untuk menyembuhkannya. Selanjutnya adalah mengetahui penyebab dari gangguan kecanduan ini. Merupakan hal yang menguntungkan bila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan kecanduan internet. Misalnya, tidak dapat terlepas dari internet karena chatting secara terus menerus atau bermain game online secara berlebihan. Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagi kita untuk mengatasinya. Sesudah itu adalah mengetahui dan menghayati dampak buruk penggunaan internet yang melampaui batas akan membantu upaya menjauhi hal yang berbahaya bagi diri. Banyak sekali dampak buruk yang disebabkan oleh kecanduan internet, misalnya menjadi depresi, antisosial, menyebabkan banyak penyakit fisik, putus sekolah, dan sebagainya.

Hal penting yang tak boleh terlupa adalah membatasi penggunaan internet. Berpuasa darinya. Pembatasan waktu penggunaan atau bahkan pencegahan penggunaan merupakan hal yang dianggap paling utama dan inti dalam terapi kecanduan.

Tentu saja dukungan social terutama keluarga yang bisa memberikan lingkungan terapis akan amat membantu merawat proses penyembuhan ini. Kehangatan komunikasi yang membikin hati nyaman, saling memperhatikan dan bantu membantu yang menyenangkan, berbincang yang bukan sekedar untuk menyalahkan. Hal-hal ini amat diperlukan untuk kesembuhan.

Penulis: R. Bagus Priyosembodo, Penulis Kajian Utama Majalah Fahma. Seorang Ustadz
Foto: google
Powered by Blogger.
close