Peran Kisah dalam Pembentukan Karakter
Oleh : Drs. Slamet Waltoyo
Orangtua dan guru yang baik harusnya pandai
bercerita. Saya punya banyak kesan dari guru-guru SD karena ceritanya. Ketika
guru berkata bahwa ia mau cerita, dengan sigap para murid mengatur diri dengan
sikap duduk sempurna, memasang telinga, siap melibatkan emosinya. Inilah sikap
mental terbaik untuk belajar. Jangan lewatkan kesempatan yang baik untuk
memasukkan nilai dalam jiwa anak.
Banyak kebaikan dari bercerita sebagai salah
satu metode dalam belajar. Bercerita dapat membangkitkan minat
anak. Jika
dijadwal pelajarannya nanti bakal bertemu dengan guru pencerita, ia sudah
senang ketika mau berangkat belajar. Menjadi antusias dalam menyambut
pelajaran. Melalui bercerita, guru dapat menumbuhkan sikap perilaku
yang positif pada anak. Anak akan menangkap cerita guru dengan
melibatkan emosinya sehingga guru dapat menanamkan nilai-nilai
moral.
Cerita yang baik dan disampaikan dengan baik
akan menjadi pintu inspirasi bagi anak sehingga dapat menumbuhkan
imajinasi. Hal ini
sangat penting karena menjadi dasar kreativitas. Dengan mengetahui besarnya
manfaat cerita, maka orangtua dan guru harus memilih cerita yang baik. Banyak
cerita yang bisa dipilih, baik fiksi
maupun non fiksi.
Agar cerita yang kita berikan ini menjadi
pintu inspirasi dan penanaman nilai-nilai moral sebagaimana yang kita harapkan,
maka harus dipilih cerita yang dapat memenuhi keduanya. Pilihlah kisah-kisah
teladan dengan basis akidah Islam. Kisah-kisah kepahlawanan Islam baik dengan
latar perjuangan para nabi, para sahabat, para tabiin, maupun pejuang tanah
air. Bukan sekedar pahlawan fiksi yang lebih menonjolkan efek menghibur.
Di samping penanaman nilai moral bercerita
mempunyai kebaikan yang lain. Antara lain dapat melatih konsentrasi dan
pendengaran. Cerita yang baik membuat anak tidak mau ketinggalan sekejap pun.
Anak harus konsentrasi dan mendengar dengan baik. Ketika mendengar cerita anak
pasti bisa berkonsentrasi lebih lama dibandingkan ketika mendengarkan ceramah
tentang pendidikan moral.
Dengan mendengarkan cerita anak akan menyimpan
kosa kata lebih banyak. Anak akan menyimak kata per kata dengan baik. Maka
gunakanlah kosa kata yang dipahami anak dan tambahkan dengan kosa kata yang
bervariasi dengan memahamkan maknanya.
Ketika mendengar cerita, apa lagi yang
disampaikan dengan penuh penjiwaan anak pun akan melibatkan emosinya. Maka
cerita pun dapat menjadi sarana berlatih mengendalikan emosi. Anak akan
menghayati tokoh-tokoh dalam cerita, baik tokoh yang protagonis maupun yang antagonis.
Tetapi bukan berarti bercerita adalah metode
terbaik tanpa kurang. Terutama di sekolah/madrasah. Sebagai metode pembelajaran
bercerita juga mempunyai kekurangan. Antara lain dapat menyebabkan anak pasif
dalam belajar. Anak cukup pasang telinga dan mengunci mulut. Tidak perlu
melakukan kegiatan fisik lainnya. Anak cenderung pasif fisiknya.
Saat cerita berjalan tidak ada yang mau
diganggu, baik pendengar maupun penceritanya. Sehingga bagi anak yang
sebenarnya punya pendapat ia harus menahan diri karena akan mengganggu jalannya
cerita. Guru harus peka tentang ini agar tidak mematikan pendapat anak. Caranya
bisa dengan membuat jeda, memberi kesempatan kepada anak yang ingin
berpendapat. Atau langsung memberi kesempatan ketika guru melihat ada gelagat anak yang mau
berpendapat. Guru menahan cerita dan memberi kesempatan kepada anak untuk
berpendapat.
Agar anak dapat terlibat secara emosi dalam
mendengarkan cerita, pencerita harus bisa ber-acting. Baik melalui suara, gerak
maupun mimik wajah. Bagi guru yang tidak bisa berakting dapat diatasi dengan
menggunakan alat peraga. Sehingga perhatian anak tidak lagi kepadanya melainkan
akan tertuju kepada alat peraga. Repotnya jika alat peraganya tidak menarik,
maka anak menjadi kurang perhatian. Pada bagian akhir cerita, harus ada yang
diendapkan. Terutama adalah nilai-nilai yang ingin kita tanamkan. Bisa berupa beberapa
pertanyaan.
Penulis: Drs. Slamet Waltoyo, Guru MI Al-Kautsar Cebongan Sleman
Foto: Kak Bimo bersama anak-anak Palestina (Sahabat Al-Aqsha)
Post a Comment