Anak, Anugerah dengan 1000 Tantangan
Rabu, 3 Juni 2015,
sejak pagi, perasaan saya memang sangat bahagia. Selain karena akan mengikuti
acara Gathering Media bersama teman-teman Baitul Maal Hidayatullah (BMH), saya juga
diberi kesempatan menjemput Pakar Psikologi Forensik Tanah Air, yang cukup
perhatian sama saya, yaitu Mas Reza Indragiri Amriel.
Akan tetapi, saya
tidak akan bercerita tentang bagaimana perjalanan saya sama Mas Reza, karena
publik jauh lebih mengenal siapa itu Mas Reza. Tetapi, saya akan mengupas statement yang dilontarkan oleh artis
yang digemari publik Indonesia, Dude Herlino tentang anak. Ketika ditanya tentang bagaimana
tanggapan Dude terhadap anak-anak Rohingya yang akan ditampung di pesantren untuk
mendapat hak pendidikannya selama setahun di Indonesia. Dengan semangat suami
dari Alyssa Soebandono itu menjawab.
“Anak itu
dipandang dari kaca mata apapun, tidak berdosa. Alhamdulillah, saya baru saja dianugerahi anak, baru empat bulan
usianya. Sungguh luar biasa. Saya berpikir bersama istri, bagaimana mendidik
anak ini. Bukan soal materi, tetapi bagaimana menghidupkan hatinya dengan
agama, hingga baik masa depan dan maslahat bagi sesama,” begitu kurang lebih
penyampaiannya dengan mimik sangat serius tapi tetap dengan penampilan cool layaknya ketika ia sedang akting di
layar kaca.
Pernyataan Dude
tersebut, mengingatkan saya pada satu diskusi dengan orangtua dari Mas Reza
Amriel. Dalam kesempatan diskusi itu, penulis bertanya, “Apa yang bapak ajarkan
kepada anak bapak, hingga hari ini menjadi orang yang bisa memberi manfaat bagi
kehidupan?” Sang bapak tersenyum, lalu menjawab, “Tidak ada yang saya lakukan
dan saya tekankan terhadap anak saya sejak kecil kecuali pendidikan agama. Itu
saja,” katanya sembari tersenyum.
Beliau
melanjutkan, “Apalagi ia anak saya satu-satunya. Kata orang, anak semata wayang
itu kalau tidak jadi iblis, ya jadi malaikat. Alhamdulillah, atas rahmat Allah anak saya menjadi anak yang
berguna,” terangnya. “Tetapi kalau saya pikir dan renungkan, sungguh saya tidak
berperan apa-apa. Itu semua semata-mata rahmat Allah yang mungkin karena anak
saya memang saya tempa untuk mengenal agamanya dengan baik dan mengamalkannya
sejak kecil,” imbuhnya.
Jawaban yang boleh dikatakan singkat itu sungguh memberikan
inspirasi penting bagi para orangtua tentang bagaimana mendidik anak. Karena
yang sejatinya paling perlu dikhawatirkan orangtua terhadap masa depan anak
sebenarnya bukan soal profesi dan pendapatan. Lebih dari itu adalah iman,
ketakwaan dan kemanfaatan buah hati kita bagi kehidupan.
Kembali ke topik
awal, saya benar-benar bahagia mendengar pernyataan Dude tersebut. Sebab, hal
itu juga sudah ditekankan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. Bahkan seorang Nabi
Ibrahim tidak pernah lelah dan berhenti mengingatkan putra-putranya tentang
pentingnya tauhid.
Mengapa
Agama?
Agama dalam hal
ini Islam adalah pondasi penting bagi setiap Muslim. Dude mengatakan, “Zaman
saya SD sangat berbeda dengan zaman anak saya SD nanti. Artinya, jika bukan
agama yang diutamakan, tentu seorang Muslim akan kehilangan arah. Oleh karena
itu, penanaman agama (akidah) mutlak yang utama,” ungkapnya.
Dan, dalam
beberapa obrolan saya bersama para tokoh publik, rata-rata mereka
mengkhawatirkan pendidikan agama putra-putrinya. “Bukan apa, ya. Kalau
pendidikan umum itu kan banyak sekolahnya. Mau ke Barat juga bisa. Tetapi,
mengenalkan akhirat pada anak kita, ini yang paling sulit Mas,” begitu salah
satu ungkapan seorang tokoh yang terus saya ingat.
Jadi, tidak salah
jika dikatakan anak adalah anugerah dengan 1000 tantangan. Itulah mengapa Islam
menyebut anak sebagai amanah bahkan dalam sikon tertentu bisa meruncing menjadi
fitnah. Terlebih zaman sekarang, anak-anak berada dalam kepungan bahaya moral
yang luar biasa.
Pada akhirnya,
kita hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa
menjawab 1000 tantangan dalam mendidik anak. Karena anak yang sholeh adalah
aset hidup yang sesungguhnya, yang melampaui ruang dan waktu alias dunia wal
akhirat. Wallahu a’lam.
Penulis: Imam
Nawawi, Penulis di hidayatullah.com
Foto:
kompasiana.com
Post a Comment