Keteladanan Anak-anak dari Generasi Terbaik
Oleh : Albar Rahman
Umum dan tak
asing ditelinga kita sebagaimana yang disampaikan oleh para dai bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mengabarkan tentang generasi
terbaik. Generasi terbaik itu sabda Beliau SAW adalah generasi ku, kemudian
generasi setelahku (tabi’in), kemudian setelahnya (tabi’ tabin). Sejarah dan
dunia pun mengakui tiga generasi ini dari sahabat hingga tabi’ tabin adalah
insan- insan terbaik.
Mickel Hart
dalam bukunya 100 tokoh berpengaruh dunia menempatkan Rasulullah diurutan
pertama di antara yang paling berpengaruh. Lihat saja Umar bin Khattab setelah
wafatnya Rasulullah SAW akhirnya mampu menaklukan ¾ dunia begitu pula
seterusnya pada generasi tabin dan tabi’tabin mengukir sejarah emas dengan
kilauan keilmuan mereka.
Kali ini
marilah kita tilik dari bagian terkecil tentang keluarga mereka khususnya anak-
anak mereka mengenai keteladanan dan kepercayaan diri yang mampu terwariskan.
Yusuf Muhammad
al Hasan memuat dalam bukunya, kisah yang diriwayatkan oleh al Hafizh Ibnu
Asakir; ketika Abdullah bin Zubair (anak sahabat Zubair) sedang bermain-main
dengan anak-anak sebayanya, lewatlah kalifah Umar bin al Khattab RA, maka
larilah semua anak- anak karena takut pada beliau, kecuali Abdullah bin Az-
Zubair yang masih tinggal ditempat. Lalu Umar mengahampirinya dan bertanya
kepadanya, “Mengapa kamu tidak lari bersama teman- teman mu nak?” dengan berani
dan tenang Abdullah menjawab, “Wahai Amirul Mukminin! Aku bukan seorang yang
berbuat dosa sehingga harus takut, dan jalan pun tidak sempit sehingga aku
harus minggir untuk melapangkan jalan anda (siapa yang tak kagum dengan
keyakinan dan keteguhan iman anak kecil ini)
Ada lagi
seorang anak di masa Hisyam bin Abdul Malik, singkanya anak yang telah
mengungkapkan pengaduannya prihal masalah paceklik yang menimpai masyarakatnya
(badui). Kagum pula Hisyam, Kemudian anak yang bernama Dirwas bin Habib itu
diperintahkan untuk membagikan kepada orang- orang badui masyrakanya 100.000
dirham dan kepada Dirwas 100.000 dirham. Maka Dirwas berkat, “Ya Amirul
Mukminin! Berikanlah sejumlah uang ini kembali kepada orang- orang badui ku,
karena aku tak mau jika pemberian yang telah diperintahkan Amirul Mukminin tadi
tidak dapat memenuhi hajat mereka. Hisyam bertanya, “mengapa kamu tidak
menyebut hajat pribadi mu?, jawabnya: “aku tidak punya hajat selain hajat kaum
muslimin.”
Subahanallah, keteladanan nan istimewa ini ditemui pada anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan oleh generasi salih terdahulu, memang
adanya 14 abad lalu telah di Nubuwatkan oleh Nabi SAW bahwa mereka adalaah
generasi terbaik. Kembali tuk merenungkan penggalan kisah ini, betapa
jauh dengan adik kita dan anak- anak saat ini, merka penakut dan manja hingga
terkesan matrai dan segalanya diukur dengan benda maupun uang. Yuk bersama kita
teladani generasi shalih terdahulu ini, karena sejatinya mereka adalah teladan
terbaik yang harus diikuti dan semoga lahirlah generasi yang mampu membela
agama Allah dengan segala kemulian yang ada padanya.
Oleh: Albar
Rahman, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, sedang fokus belajar sejarah. Silahkan kunjungi blog Beliau >> https://albarrahman.blogspot.co.id
Foto: google
Post a Comment